Menikah karena klik atau karena Allah ‘Azza wa Jalla?
Secara asalnya, Islam tidak mengajarkan menikah karena “cinta”,
melainkan menikah karena “mau”. Tidaklah dipersyaratkan menikah dengan
landasan cinta. Cinta berarti mau, tapi mau belum tentu cinta.
Prinsip ini, secara tidak langsung, mengajarkan kepada kita bahwa
cinta itu bisa ditumbuhkan seiring perjalanan biduk rumahtangga. Yakni
cinta yang tulus, yang dibangun di atas pengertian akan kelebihan dan
kekurangan pasangan hidup.
Maka, sungguh mengherankan kondisi para “pemuja cinta”. Dimana,
mereka tidak mau menikah kecuali dengan orang yang dicintai. Mereka
berprinsip, tatkala proses ta’arruf, bila tidak ada “klik” di awal
pandang saat nazhor, maka mereka tidak mau melanjutkan ke tahap
berikutnya. Tidak perduli meskipun sebenarnya pihak yang dinazhor
memiliki syarat keshalihan/keshalihahan, tidak pula ada cacat yang
signifikan pada fisiknya. Pokoknya kalau tidak “klik” di pandang
pertama, tidak akan berlanjut pada jenjang berikutnya. Apapun
kondisinya.
Inilah para pemuja cinta yang semu. Yakni cinta yang tumbuh dalam
sekian detik/menit dalam proses nazhor. Cinta seperti ini tidak akan
bertahan lama. Ia akan segera sirna seiring munculnya kebosanan terhadap
pasangan. Inilah cinta “mata”.
Berbeda halnya dengan cinta “hati”. Yakni cinta yang benar-benar
tumbuh di hati. Melalui proses pendewasaan diri dalam ikatan
rumahtangga. Saling menghargai dan melengkapi apa yang menjadi kelebihan
dan kekurangan pasangan rumahtangga.
Maka jadilah seseorang yang lebih memilih untuk dicintai dengan cinta “hati”, bukan cinta “mata”.
Bagi para pemuja “klik” alias pemuja cinta pada pandang pertama, bisa
jadi mereka akan melewati puluhan sosok dengan puluhan proses ta’arruf.
Berpindah dari satu sosok ke sosok lainnya, hanya demi mengejar “klik”.
Jadilah dia sang pengelana cinta yang galau pada siang dan malamnya
karena sang “klik” yang dirindukan tak kunjung ditemukannya. Tak terasa,
habislah waktu, bertambahlah usia. Sementara pernikahan yang didamba
tak jua terlaksana karena belum menemukan “klik” pada setiap pribadi
yang dita’arrufinya.
0 komentar:
Posting Komentar