Alarm Surgawi
Alarm surgawi. Demikian sebutan yang kuberikan
kepada Pak Didi. Mungkin terkesan sedikit berlebihan, tapi sebenarnya
tidak juga. Setiap hari, aku dan sebagian besar warga kampung terbangun
setelah mendengar lantunan sholawat Pak Didi melalui pengeras suara
mushola Baiturrohiim. Alhamdulillah, meski tidak semua warga akhirnya
sholat berjamaah di mushola, tapi lantunan sholawat Pak Didi menjadi
awal yang indah untuk memulai hari.
Siapakah Pak Didi? Jika Anda
pernah membaca tulisan berjudul 90 Langkah Menuju Mushola, Hafalan Pak
Didi, Tasbih Pak Didi serta satu tulisan berjudul Rumah Kedua yang
sekarang sudah dibukukan, pasti tahu Pak Didi mana yang kumaksudkan.
Pak
Didi adalah salah satu jamaah mushola Baiturrohiim yang istimewa di
mataku. Meski kedua indera penglihatannya tak lagi berfungsi, tapi
semangat ibadahnya tetap tinggi. Beliau yang menggunakan rumus 90
langkah untuk datang ke mushola setiap dini hari menjelang Shubuh karena
tak mau merepotkan istri, anak dan cucunya. Beliau yang tetap semangat
menghafal ayat-ayat suci Al Quran. Beliau yang tak pernah menyerah
dengan keterbatasannya. Tasbih ‘aneh’ yang terbuat dari kepingan pipa
paralon adalah salah satu buktinya. Beliau pula yang pertama hadir di
mushola, melantunkan sholawat hingga masuk waktu Shubuh.
Tapi
kemarin, hampir saja aku ketinggalan sholat berjamaah. Aku terbangun
pada saat adzan Shubuh berkumandang. Alhamdulillah, astaghfirulloh! Aku
mengucap syukur dan istighfar bergantian. Bersyukur karena Allah masih
memberiku kesempatan bertemu pagi. Beristighfar karena hampir saja aku
ketinggalan sholat Shubuh berjamaah di mushola. Barangkali aku tidur
terlalu lelap sehingga tak mendengar Pak Didi bersholawat. Tapi ternyata
bukan aku tak mendengar, aku tak melihat Pak Didi di tempat favoritnya,
ujung kiri shaft pertama. Kabar yang kudengar Pak Didi sakit. Sejak
malam sebelumnya beliau sudah tak hadir di jamaah sholat Isya. Aku kira
tak hadirnya Pak Didi bukan karena sakit tapi karena ada kepentingan
lainnya.
Innalillahi wa inna Ilaihi rojiuun….
Ya Allah,
diantara sekian banyak doa dan pintaku, izinkan aku menambah satu
permintaan lagi, sembuhkanlah Pak Didi. Apapun sakit yang kini diderita,
angkatlah segera darinya, pulihkanlah kesehatannya.
Bukan semata
karena beliau satu-satunya jamaah yang paling dekat denganku di mushola.
Bukan semata karena beliau satu-satunya orang yang pernah meminta ijin
padaku untuk membacakan surah Yaasin, mendoakan almarhumah istriku
beberapa hari menjelang setahun meninggalnya dulu. Bukan, bukan hanya
karena itu.
Bukan pula semata karena beliau selalu peduli
denganku, beberapa kali menyatakan bersedia membantu mencarikan
pengganti almarhumah untukku. Lebih, lebih dari itu. Dengan lantunan
sholawatnya, beliau adalah ‘alarm’ bagiku, yang membangunkanku sehingga
aku bisa sholat Shubuh berjamaah, tepat waktu.
Terlepas dari
pendapat orang dengan masa lalu Pak Didi, bagiku beliau tetaplah
istimewa. Banyak cerita pernah kudengar, tapi satu yang kukagumi adalah
semangat beliau dalam memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Illahi.
Puluhan
orang datang ke mushola untuk sholat Maghrib berjamaah, tapi bisa
dihitung dengan jari sebelah tangan jamaah yang tetap tinggal, menunggu
datangnya waktu Isya sambil membaca Al Quran. Pak Didi salah satunya.
Meski faktor usia mempengaruhi daya tangkap dan juga daya ingatnya,
namun tak menyurutkan semangat Pak Didi untuk menghafal ayat-ayat suci
Al Quran.
Dan hal lain yang aku kagumi, belum pernah sekalipun aku
mendengar beliau berkeluh kesah terkait dengan penglihatannya. Justru
beliau bersyukur karena dengan diambilnya kembali nikmat penglihatan
darinya, setidaknya satu pintu maksiat telah tertutup untuknya. Dan
meski beliau tak bisa melihat, langkah kakinya selalu mantap mendekat ke
rangkulan Illahi. Tidak sepertiku yang seringkali masih tengok kanan
dan kiri, terpesona gemerlap duniawi.
Ya Allah, hamba mohon dengan
sangat, sembuhkanlah Pak Didi. Kembalikanlah ia di tengah-tengah kami
untuk bersama-sama mendekat kepada Mu. Meski matanya tak mampu lagi
melihat indahnya dunia, tapi hatinya mampu melihat indahnya surga. Ya
Allah, sembuhkanlah Pak Didi, sembuhkanlah. Amin ya Allah ya Robbal
‘Alamin.
0 komentar:
Posting Komentar