Tobatnya Para Koruptor
Saya
bertanya dalam hati, bagaimana cara tobat para koruptor? Kemudian saya
membuat catatan tentang hal ini berdasarkan pengetahuan yang saya
miliki.
Tobatnya
manusia ada dua, yaitu tobat yang berhubungan dengan Allah dan tobat
yang berhubungan dengan manusia. Tobat yang berhubungan dengan Allah
misalnya, yang tadinya tidak shalat fardhu kemudian shalat fardhu.
Intinya bisa terkait dengan ubudiyah.
Sedangkan
tobat yang berhubungan dengan manusia, misalnya terkait dengan muamalah
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Tobatnya para koruptor
terkait dengan manusia. Karena, dia telah menzalimi orang lain dengan
mengambil harta yang bukan miliknya. Jenis tobat yang kedua ini lebih
berat untuk dijalani dibanding dengan tobat yang pertama. Alasannya,
bila seorang bertobat kepada Allah dengan tulus ikhlas dan yakin Allah
akan mengampuni dosa-dosanya, niscaya Allah akan mengampuni
dosa-dosanya. Karena, Allah Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.
Sedangkan
tobat jenis kedua, bila menyangkut perorangan tentu menjadi lebih
mudah. Bila pintu maaf dibuka, tobatnya bisa diterima. Namun, bagaimana
jadinya bila dosanya itu menyangkut orang banyak? Tidak cukup baginya
untuk meminta maaf pada satu orang saja, tetapi dia harus meminta maaf
kepada semua orang. Misalnya, dengan mengumumkannya di media. Bila ada
yang tidak memaafkannya, itu bukan bagian dari kewajibannya. Tugasnya
hanya meminta maaf dengan hati yang tulus. Karena hal itu menunjukkan
itikad baiknya kepada semua orang yang pernah dizaliminya. Jika ada
orang yang menuntut hak-haknya, maka kewajibannya untuk memenuhinya.
Bila tidak sanggup, dia harus mengatakannya dengan jujur. Bila
menyangkut dengan pemerintah, maka dia harus rela bila dihukum sebagai
ganti atas ketidakmampuannya menjalankan kewajiban itu.
Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa
yang telah melakukan kezaliman kepada saudaranya, baik harta maupun
harga diri, maka pada hari ini hendaklah ia meminta dibebaskan, sebelum
datang hari tidak berguna padanya dinar dan dirham, kecuali amal
kebaikan dengan tanggungan dosa keburukan.”(HR. Bukhari)
Ternyata,
sungguh berat tobatnya seorang koruptor atau orang-orang yang telah
menzalimi orang lain. Dia harus menjalani semua itu guna mendapatkan
ampunan dari Tuhannya dan meraih keselamatan di dunia dan akhirat.
Sedangkan bagi mereka yang berniat korupsi, maka dia harus menyadari
semua kenyataan ini sehingga tidak jadi melakukannya. Kenikmatan sesaat
melakukan korupsi ternyata berbuah penderitaan yang berkepanjangan.
Wallahu a’lam bish shawab
0 komentar:
Posting Komentar