Demi Pekerjaan Ini, Aku Lepas Jilbabku
Bunga, sebut saja begitu. Dia
adalah seorang muslimah yang telah memakai jilbab dengan rapi. Dia juga
sangat aktif di pengajian. Hari- harinya di isi dengan tilawah dan
mengkaji ayat- ayat Allah. Karena itulah dia banyak menemukan ketenangan
dalam hati.
Dan umur Bunga pun terus bertambah. Karena alasan
tuntutan ekonomi, dia akhirnya harus bekerja di luar rumah. Namun,
pemilik tempatnya bekerja melarang para pekerjanya menggunakan kerudung,
apalagi berjilbab. Bahkan bagi mereka yang ingin tetap mengenakannya,
harus dengan legowo mengundurkan diri.
Ujian iman itu akhirnya membuat Bunga memilih, entah pikiran apa yang
ada dibenaknya, Bunga akhirnya menanggalkan kerudung dan jilbabnya.
iming- iming gaji dan kemudahan bekerja, serta ingatannya tentang
kesusahan ayah dan ibunya dirumah, membuatnya berbuat nekat. Semua dia
lakukan dengan harapan bisa bekerja ditempat tersebut. Pertentangan hati
memang kadang dirasakannya. Namun rasa itu dibuangnya jauh- jauh. Dalih
ekonomi tetap menjadi alasan utamanya bekerja disana. Bahkan sampai
saat ini. "Jika suatu hari, Allah menghendaki saya mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik, saya ingin memakai kembali hijab saya" katanya.
Saudariku, Bunga tidak sendiri. Diluar sana, masih banyak Bunga- Bunga
yang lain, yang mungkin memilih atau terpaksa memilih pilihan yang sama.
Mereka menanggalkan jilbab yang merupakan identitas serta kehormatan
mereka, demi tuntutan pekerjaan mereka. Tapi, berhentilah menyalahkan
dan hanya sekedar berkomentar tentang tipisnya iman, dan terbatasnya
ilmu yang mereka miliki. Sungguh, sebuah tindakan berarti, apapun itu
akan lebih berarti untuk menyelamatkan mereka.
Sudahkah kita mengaku pada diri sendiri, bahwa terkadang kitapun jarang berbagi dan ringan tangan membantu sesama saudara kita, sehingga kehidupan seperti itulah yang akhirnya mereka pilih. Dan apakah berarti kesulitan mereka akan hanya menjadi milik mereka? sungguh nanti dihadapan Allah, kita pun akan ditanya tentang pembiaran itu.
Sudahkah kita mengaku pada diri sendiri, bahwa terkadang kitapun jarang berbagi dan ringan tangan membantu sesama saudara kita, sehingga kehidupan seperti itulah yang akhirnya mereka pilih. Dan apakah berarti kesulitan mereka akan hanya menjadi milik mereka? sungguh nanti dihadapan Allah, kita pun akan ditanya tentang pembiaran itu.
Dan bagi siapapun kalian saudariku para muslimah, yang sudah atau ingin
memilih jalan seperti yang bunga pilih, semoga kita tidak lupa bahwa
Allah pun sudah berjanji bahwa dunia ini ditundukkan untuk orang- orang
beriman. Jika kita beriman dan taat pada aturan Allah, maka pasti Allah
memberikan jalan. Jadi masalahnya bukan terletak pada jalan keluar yang
belum Allah berikan, tapi keyakinan kita pada jalan yang Allah berikan
itu, tapi tentunya tetap dibarengi dengan usaha yang maksimal.
Hidup memang pilihan. Setiap hari manusia di suguhi dengan berbagai pilihan-pilihan dalam hidupnya. mungkin kita pernah melihat saudari kita yang seperti bunga, atau mungkin sekarang kita tengah pada posisi seperti Bunga. Maka cukuplah kejadian yang di alami bunga memberi pelajaran bagi kita semua. Yakinlah, dunia ini tidak sesempit pikiran kita. Masih banyak peluang disekitar kita untuk mendapatkan rejeki. Belajar dari para shohabiyah, merekapun pernah dalam keadaan kekurangan, namun mereka tidak pernah terlepas iman. Dan hasilnya Allah memuliakan mereka, di dunia dan di akherat.
Hidup memang pilihan. Setiap hari manusia di suguhi dengan berbagai pilihan-pilihan dalam hidupnya. mungkin kita pernah melihat saudari kita yang seperti bunga, atau mungkin sekarang kita tengah pada posisi seperti Bunga. Maka cukuplah kejadian yang di alami bunga memberi pelajaran bagi kita semua. Yakinlah, dunia ini tidak sesempit pikiran kita. Masih banyak peluang disekitar kita untuk mendapatkan rejeki. Belajar dari para shohabiyah, merekapun pernah dalam keadaan kekurangan, namun mereka tidak pernah terlepas iman. Dan hasilnya Allah memuliakan mereka, di dunia dan di akherat.
Saudariku mungkin ada dari kita yang
pesimis tentang minimnya ilmu dan kemampuan kita untuk mendapatkan
nafkah yang lebih, tapi jangan sampai kita pernah meragukan usaha kita
sendiri, apalagi rejeki yang sudah dijamin Allah jika kita berusaha.
Yakinlah, bahwa Allah terlalu maha penyayang untuk menyia-nyiakan
kepercayaan kita. Allah hanya ingin menguji keimanan kita, sejauh mana
kita tetap pada iman kita, walau dalam keadaan sesulit apapun. Lalu
apakah kita bisa berhasil dengannya? semua tergantung usaha dan
pendirian kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar