Orang-orang yang Menyesatkan Manusia di Masa Kini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits:
“Masa saling berdekatan, ilmu
berkurang, kepelitan tersebar, berbagai fitnah muncul, dan banyak
kekacauan.” Mereka bertanya: ”wahai Rasulullah, apakah kekacauan itu?’
Beliau menjawab: “pembunuhan demi pembunuhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu)
Disini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberitakan
tentang sebuah masa yang sangat buruk. Di mana ilmu berkurang, kepelitan
tersebar, serta muncul berbagai fitnah, dan kekecauan. Masa kita ini
adalah saat yang tepat untuk kita memahami hadits diatas.
Di zaman ini, ilmu telah sedemikian berkurang, sehingga sangat
langka untuk kita temui di tengah masyarakat muslimin, seorang yang bisa
disebut sebagai ulama. Kondisi ini semakin diperparah dengan kemunculan
berbagai fitnah dan kekacauan di tengah-tengah mereka.
Termasuk yang perlu kita waspadai di masa ini dari sekian fitnah dan keributan yang terjadi adalah para tokoh penyesat umat.
Di dalam hadits Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Hanya saja yang aku khawatirkan atas umatku adalah para pemimpin (baca: tokoh) yang menyesatkan.”
(HR. Ahmad dan Ad-Darimi dengan sanad yang shahih sesuai dengan syarat
Al Imam Muslim, sebagaimana yang dikatakan oleh syaikh Al Albani
rahimahullah dalam As-Shahihah 4/110)
Dalam hadits diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menggunakan kata ‘hanya saja’ menunjukkan bahwa kekhawatiran beliau
terhadap para pemimpin (baca:tokoh) yang menyesatkan sedemikian kuat.
Karena mereka adalah bahaya laten bagi kaum muslimin. Mereka sangat
mampu untuk menyesat umat ini dari jalan Allah.
Allah berfirman mengenai orang-orang yang binasa:
“Dan mereka berkata: “Ya Rabb kami,
sesungguhnya kami telah menta’ati para pemimpin dan pembesar kami, lalu
mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” (Al-Ahzab: 67)
Maka kita perlu berhati-hati dari bahaya laten para tokoh yang
menyesatkan. Mereka memiliki lisan yang mampu untuk menyesatkan umat
dengan mengolah kata dan bersilat lidah. Demikianlah keadaan mereka.
Maka ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya oleh Ziyad bin Fudhail:
“Apa yang dapat menghancurkan Islam?”
‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Yang menghancurkan
Islam adalah ketergelinciran seorang yang ‘alim (yang berilmu), dan
seorang munafik yang berdebat dengan menggunakan al-kitab.”
Ini adalah bahaya laten bagi kaum muslimin. Mereka akan menyesatkan kaum muslimin dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menggunakan dalil-dalil syar’i namun bukan pada tempatnya. Ulama Yang Jahat (Ulama Su’)
Demi Allah, pada masa ini, masyarakat kita dikepung oleh
tipikal-tipikal pemimpin maupun tokoh yang seperti itu. Menyeruak di
sekitar mereka, para ulama su` (jahat) yang dengan segala kelihain dan
kelicikan, menyesatkan umat dengan berbagai syubhat dan kerancuan
pemikiran. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mewaspadai suasana
genting ini, dengan mempelajari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dari
para ulama yang mengamalkan dan memperjuangkan agama Allah dengan segala
yang mereka miliki. Inilah satu-satunya penanganan yang paling efektif
dalam menanggulangi gejolak fitnah yang sedahsyat itu.
Berapa banyak orang yang menyuarakan kebenaran, namun sedikit
diantara mereka yang bisa menunjukkan bahwa yang benar itu adalah benar,
dan dia benar-benar di atas yang benar . Oleh sebab itu, Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu menegaskan: “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tapi dia tidak mendapatkannya.”
Para pemimpin atau tokoh penyesat umat lebih berbahaya bagi kaum
muslimin daripada musuh-musuh Allah yang menyerang dari luar lingkup
kaum muslimin. Apakah mereka dari kalangan Yahudi maupun Nashara. Kalau
mereka dari kalangan orang-orang yang kafir, tentunya kebanyakan kaum
muslimin waspada terhadap berbagai makar mereka. Namun bagaimana dengan
musuh dalam selimut yang berbaju sama, berkopiah sama, dan berpenampilan
sama seperti kaum muslimin, bahkan beramal pada sebagian amalan, sama
seperti kaum muslimin. Mereka shalat seperti kaum muslimin, dan
berbicara dengan lisan/bahasa kaum muslimin. Akan tetapi mereka adalah
para penyeru kepada neraka jahannam.
Di dalam hadits Hudzaifah bin Al Yamaan radhiyallahu ’anhu disebutkan:
“Ya, para da’i yang mengajak kepada
pintu-pintu neraka jahannam. Barangsiapa yang memehuhi panggilan mereka,
mereka akan mencampakkannya ke dalam neraka jahanam itu.” Aku bertanya:
“wahai Rasulullah! Sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami”. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mereka dari jenis kita dan
berbicara dengan lisan-lisan (bahasa-bahasa) kita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Inilah bahaya laten yang sangat kejam dalam membinasakan kaum muslimin . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa ilmu.” (Al-An’am: 119)
“Tetapi orang-orang yang dzalim,
mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang akan
menunjuki orang yang telah disesatkan oleh Allah? Dan tiadalah bagi
mereka seorang penolongpun.” (Ar-Rum: 29)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari kejahatan para tokoh penyesat umat. Wallahu a’lam bish shawab
0 komentar:
Posting Komentar