Selamat dari Siksa Kubur Berkat Surat Al Mulk 
Assalamu'alaikum wr. wb.
Kisah teladan islami kali ini dengan kisah jenazah di alam kubur. Setelah jenazah dimakamkan, hanya ada 2 kemungkinan yang terjadi, dia akan mendapat nikmat kubur atau siksa kubur. Nah, salah satu yang bisa menyelamatkan siksa kubur ini adalah Surat Al Mulk. Jadi setiap orang yang rajin membaca surat Al Mulk maka dia nantinya akan selamat dari siksa kubur. Bagaimana kisahnya, apakah ada yang sudah pernah mengalami. Tentunya berbagai riwayat dan hadits yang mengisahkan.
Kisah teladan islami kali ini dengan kisah jenazah di alam kubur. Setelah jenazah dimakamkan, hanya ada 2 kemungkinan yang terjadi, dia akan mendapat nikmat kubur atau siksa kubur. Nah, salah satu yang bisa menyelamatkan siksa kubur ini adalah Surat Al Mulk. Jadi setiap orang yang rajin membaca surat Al Mulk maka dia nantinya akan selamat dari siksa kubur. Bagaimana kisahnya, apakah ada yang sudah pernah mengalami. Tentunya berbagai riwayat dan hadits yang mengisahkan.
Berikut Kisahnya.
Setiap orang akan mengalami yang namany mati, yaitu berpisahna ruh dari 
tubuhnya, ia kan berada di alam Barzakh atau alam kubur. Dan alam kubur 
ini adalah salah satu fase yang harus dialami oleh setiap ruh manusia.Adalah Sayid Sabiq dalam kitabnya Al Aqaidul Islamih menyatakan bahwa alam kubur adalah lebih luas daripada alam dunia. Perbandingannya antara alam kubur dan alam dunia adalah sebagaimana berpandingan antara alam dunia sekarang dengan alam kandungan ibu.
Selama seseorang berada dalam alam kubur, maka ia akan merasakan berbagai macam peristiwa di dalam kuburnya. Mulai dari pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir hingga pada siksa dan kenikmatan kubur.
RUMAH FITNAH.
Syekh Al Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin menyatakan bahwa kubur dapat berkata kepada si mayit. Rasulullah SAW bersabda, "Kubur itu berkata kepada si mayit ketika mayat itu dimasukkan ke dalamnya. 'Kasihan engkau wahai anak Adam! Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku? Apakah engkau tidak tahu bahwa aku ini rumah fitnah, rumah gelap, rumah terpencil dan rumah ulat? Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku, karena engkau melewati aku dengan sikap fadzdzadz yaitu maju selangkah dan mundur (sikap ragu-rahu)."
Dari Abdullah bin Ubaid bin Umar ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda bahwasanya mayat itu duduk dan mendengar langkah pengunjungnya. Maka tiada sesuatu yang berkata kepada mayat selain kuburnya yang berbicara, "Kasihan engkau wahai anak Adam! Bukankah engkau telah diperingatkan tentang aku, sempitku, huru-haraku dan ulatku? Maka apakah yang kamu persiapkan untukku?"
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menyebut salah satu yang bisa menyelamatkan dari siksa kubur adalah Surat Al Mulk. Orang yang semasa hidupnya selalu membaca Surat Al Mulk akan selamat dari siksa kubur.
SABDA Rasulullah SAW.
Pernah suatu ketika sahabat Rasulullah SAW mendirikan kemahnya di atas kuburan, akan tetapi sahabat tersebut tidak menyadari bahwa ia berda di atas tanah kuburan. Sahabat itu tiba-tiba saja mendengar dari kubur suara manusia yang sedang membaca surat Al Mulk. Suaranya sungguh merdu dan enak didengar hingga suara itu telah mengkhatamlam surat Al Mulk.
Ketika Rasul SAW datang, sahabat bertanya,
"Aku telah mendengar seseorang sedang membaca surat Al Mulk dengan jelasnya dari dalam kubur."
Rasulullah SAW bersabda,
"Dialah yang menghalangi, dialah yang menyelamatkan, dapat menyelamatkan dari siksa kubur."
Mengenai fadhilah atau keutamaan dari membaca surat Al Mulk ini, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya ada sat surat yang terdiri dari 30 ayat, surat itu dapat membela orang yang selalu membacanya hingga ia diampuni, yaitu Tabarakalladzi biyadihil mulk."
Surat Al Mulk adalah surat ke-60, terdiri dari 30 ayat dan termasuk dalam golongan surat-surat Makkiyah.
Ayo sahabat yang seiman, mumpung masih ada waktu segera usahakan membaca surat Al Mulk setiap hari, karena begitu besar khasiatnya di alam kubur nanti.
Berikut Surat Al Mulk 67: 1-30:
ŲŖَŲØَŲ§Ų±َŁَ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŲØِŁَŲÆِŁِ Ų§ŁْŁ
ُŁْŁُ ŁَŁُŁَ Ų¹َŁَŁ ŁُŁِّ Ų“َŁْŲ”ٍ ŁَŲÆِŁŲ±ٌ Ł”
Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ų®َŁَŁَ Ų§ŁْŁ
َŁْŲŖَ ŁَŲ§ŁْŲَŁَŲ§Ų©َ ŁِŁَŲØْŁُŁَŁُŁ
ْ Ų£َŁُّŁُŁ
ْ Ų£َŲْŲ³َŁُ Ų¹َŁ
َŁŲ§ ŁَŁُŁَ Ų§ŁْŲ¹َŲ²ِŁŲ²ُ Ų§ŁْŲŗَŁُŁŲ±ُ Ł¢
Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ų®َŁَŁَ Ų³َŲØْŲ¹َ Ų³َŁ
َŲ§ŁَŲ§ŲŖٍ 
Ų·ِŲØَŲ§ŁًŲ§ Ł
َŲ§ ŲŖَŲ±َŁ ŁِŁ Ų®َŁْŁِ Ų§ŁŲ±َّŲْŁ
َŁِ Ł
ِŁْ ŲŖَŁَŲ§ŁُŲŖٍ ŁَŲ§Ų±ْŲ¬ِŲ¹ِ 
Ų§ŁْŲØَŲµَŲ±َ ŁَŁْ ŲŖَŲ±َŁ Ł
ِŁْ ŁُŲ·ُŁŲ±ٍ Ł£
Ų«ُŁ
َّ Ų§Ų±ْŲ¬ِŲ¹ِ Ų§ŁْŲØَŲµَŲ±َ ŁَŲ±َّŲŖَŁْŁِ ŁَŁْŁَŁِŲØْ Ų„ِŁَŁْŁَ Ų§ŁْŲØَŲµَŲ±ُ Ų®َŲ§Ų³ِŲ¦ًŲ§ ŁَŁُŁَ ŲَŲ³ِŁŲ±ٌ ٤
ŁَŁَŁَŲÆْ Ų²َŁَّŁَّŲ§ Ų§ŁŲ³َّŁ
َŲ§Ų”َ Ų§ŁŲÆُّŁْŁَŲ§
 ŲØِŁ
َŲµَŲ§ŲØِŁŲَ ŁَŲ¬َŲ¹َŁْŁَŲ§ŁَŲ§ Ų±ُŲ¬ُŁŁ
ًŲ§ ŁِŁŲ“َّŁَŲ§Ų·ِŁŁِ ŁَŲ£َŲ¹ْŲŖَŲÆْŁَŲ§ 
ŁَŁُŁ
ْ Ų¹َŲ°َŲ§ŲØَ Ų§ŁŲ³َّŲ¹ِŁŲ±ِ Ł„
ŁَŁِŁَّŲ°ِŁŁَ ŁَŁَŲ±ُŁŲ§ ŲØِŲ±َŲØِّŁِŁ
ْ Ų¹َŲ°َŲ§ŲØُ Ų¬َŁَŁَّŁ
َ ŁَŲØِŲ¦ْŲ³َ Ų§ŁْŁ
َŲµِŁŲ±ُ ٦
Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£ُŁْŁُŁŲ§ ŁِŁŁَŲ§ Ų³َŁ
ِŲ¹ُŁŲ§ ŁَŁَŲ§ Ų“َŁِŁŁًŲ§ ŁَŁِŁَ ŲŖَŁُŁŲ±ُ ٧
ŲŖَŁَŲ§ŲÆُ ŲŖَŁ
َŁَّŲ²ُ Ł
ِŁَ Ų§ŁْŲŗَŁْŲøِ ŁُŁَّŁ
َŲ§ Ų£ُŁْŁِŁَ ŁِŁŁَŲ§ ŁَŁْŲ¬ٌ Ų³َŲ£َŁَŁُŁ
ْ Ų®َŲ²َŁَŲŖُŁَŲ§ Ų£َŁَŁ
ْ ŁَŲ£ْŲŖِŁُŁ
ْ ŁَŲ°ِŁŲ±ٌ ŁØ
ŁَŲ§ŁُŁŲ§ ŲØَŁَŁ ŁَŲÆْ Ų¬َŲ§Ų”َŁَŲ§ ŁَŲ°ِŁŲ±ٌ 
ŁَŁَŲ°َّŲØْŁَŲ§ ŁَŁُŁْŁَŲ§ Ł
َŲ§ ŁَŲ²َّŁَ Ų§ŁŁَّŁُ Ł
ِŁْ Ų“َŁْŲ”ٍ Ų„ِŁْ Ų£َŁْŲŖُŁ
ْ 
Ų„ِŁŲ§ ŁِŁ Ų¶َŁŲ§Łٍ ŁَŲØِŁŲ±ٍ Ł©
ŁَŁَŲ§ŁُŁŲ§ ŁَŁْ ŁُŁَّŲ§ ŁَŲ³ْŁ
َŲ¹ُ Ų£َŁْ ŁَŲ¹ْŁِŁُ Ł
َŲ§ ŁُŁَّŲ§ ŁِŁ Ų£َŲµْŲَŲ§ŲØِ Ų§ŁŲ³َّŲ¹ِŁŲ±ِ ٔ٠
ŁَŲ§Ų¹ْŲŖَŲ±َŁُŁŲ§ ŲØِŲ°َŁْŲØِŁِŁ
ْ ŁَŲ³ُŲْŁًŲ§ ŁŲ£ŲµْŲَŲ§ŲØِ Ų§ŁŲ³َّŲ¹ِŁŲ±ِ ٔٔ
Ų„ِŁَّ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ ŁَŲ®ْŲ“َŁْŁَ Ų±َŲØَّŁُŁ
ْ ŲØِŲ§ŁْŲŗَŁْŲØِ ŁَŁُŁ
ْ Ł
َŲŗْŁِŲ±َŲ©ٌ ŁَŲ£َŲ¬ْŲ±ٌ ŁَŲØِŁŲ±ٌ ٔ٢
ŁَŲ£َŲ³ِŲ±ُّŁŲ§ ŁَŁْŁَŁُŁ
ْ Ų£َŁِ Ų§Ų¬ْŁَŲ±ُŁŲ§ ŲØِŁِ Ų„ِŁَّŁُ Ų¹َŁِŁŁ
ٌ ŲØِŲ°َŲ§ŲŖِ Ų§ŁŲµُّŲÆُŁŲ±ِ ٔ٣
Ų£َŁŲ§ ŁَŲ¹ْŁَŁ
ُ Ł
َŁْ Ų®َŁَŁَ ŁَŁُŁَ Ų§ŁŁَّŲ·ِŁŁُ Ų§ŁْŲ®َŲØِŁŲ±ُ ٔ٤
ŁُŁَ Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ų¬َŲ¹َŁَ ŁَŁُŁ
ُ Ų§ŁŲ£Ų±ْŲ¶َ Ų°َŁُŁŁŲ§ ŁَŲ§Ł
ْŲ“ُŁŲ§ ŁِŁ Ł
َŁَŲ§ŁِŲØِŁَŲ§ ŁَŁُŁُŁŲ§ Ł
ِŁْ Ų±ِŲ²ْŁِŁِ ŁَŲ„ِŁَŁْŁِ Ų§ŁŁُّŲ“ُŁŲ±ُ ٔل
Ų£َŲ£َŁ
ِŁْŲŖُŁ
ْ Ł
َŁْ ŁِŁ Ų§ŁŲ³َّŁ
َŲ§Ų”ِ Ų£َŁْ ŁَŲ®ْŲ³ِŁَ ŲØِŁُŁ
ُ Ų§ŁŲ£Ų±ْŲ¶َ ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ ŁِŁَ ŲŖَŁ
ُŁŲ±ُ ٔ٦
Ų£َŁ
ْ Ų£َŁ
ِŁْŲŖُŁ
ْ Ł
َŁْ ŁِŁ Ų§ŁŲ³َّŁ
َŲ§Ų”ِ Ų£َŁْ ŁُŲ±ْŲ³ِŁَ Ų¹َŁَŁْŁُŁ
ْ ŲَŲ§ŲµِŲØًŲ§ ŁَŲ³َŲŖَŲ¹ْŁَŁ
ُŁŁَ ŁَŁْŁَ ŁَŲ°ِŁŲ±ِ ٔ٧
ŁَŁَŁَŲÆْ ŁَŲ°َّŲØَ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ Ł
ِŁْ ŁَŲØْŁِŁِŁ
ْ ŁَŁَŁْŁَ ŁَŲ§Łَ ŁَŁِŁŲ±ِ ٔ٨
Ų£َŁَŁَŁ
ْ ŁَŲ±َŁْŲ§ Ų„ِŁَŁ Ų§ŁŲ·َّŁْŲ±ِ 
ŁَŁْŁَŁُŁ
ْ ŲµَŲ§ŁَّŲ§ŲŖٍ ŁَŁَŁْŲØِŲ¶ْŁَ Ł
َŲ§ ŁُŁ
ْŲ³ِŁُŁُŁَّ Ų„ِŁŲ§ Ų§ŁŲ±َّŲْŁ
َŁُ 
Ų„ِŁَّŁُ ŲØِŁُŁِّ Ų“َŁْŲ”ٍ ŲØَŲµِŁŲ±ٌ ٔ٩
Ų£َŁ
ْ Ł
َŁْ ŁَŲ°َŲ§ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŁُŁَ Ų¬ُŁْŲÆٌ ŁَŁُŁ
ْ ŁَŁْŲµُŲ±ُŁُŁ
ْ Ł
ِŁْ ŲÆُŁŁِ Ų§ŁŲ±َّŲْŁ
َŁِ Ų„ِŁِ Ų§ŁْŁَŲ§ŁِŲ±ُŁŁَ Ų„ِŁŲ§ ŁِŁ ŲŗُŲ±ُŁŲ±ٍ ٢٠
Ų£َŁ
ْ Ł
َŁْ ŁَŲ°َŲ§ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŁَŲ±ْŲ²ُŁُŁُŁ
ْ Ų„ِŁْ Ų£َŁ
ْŲ³َŁَ Ų±ِŲ²ْŁَŁُ ŲØَŁْ ŁَŲ¬ُّŁŲ§ ŁِŁ Ų¹ُŲŖُŁٍّ ŁَŁُŁُŁŲ±ٍ ٢ٔ
Ų£َŁَŁ
َŁْ ŁَŁ
ْŲ“ِŁ Ł
ُŁِŲØًّŲ§ Ų¹َŁَŁ ŁَŲ¬ْŁِŁِ Ų£َŁْŲÆَŁ Ų£َŁ
ْ Ł
َŁْ ŁَŁ
ْŲ“ِŁ Ų³َŁِŁًّŲ§ Ų¹َŁَŁ ŲµِŲ±َŲ§Ų·ٍ Ł
ُŲ³ْŲŖَŁِŁŁ
ٍ ٢٢
ŁُŁْ ŁُŁَ Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ų£َŁْŲ“َŲ£َŁُŁ
ْ ŁَŲ¬َŲ¹َŁَ ŁَŁُŁ
ُ Ų§ŁŲ³َّŁ
ْŲ¹َ ŁَŲ§ŁŲ£ŲØْŲµَŲ§Ų±َ ŁَŲ§ŁŲ£ŁْŲ¦ِŲÆَŲ©َ ŁَŁِŁŁŲ§ Ł
َŲ§ ŲŖَŲ“ْŁُŲ±ُŁŁَ ٢٣
ŁُŁْ ŁُŁَ Ų§ŁَّŲ°ِŁ Ų°َŲ±َŲ£َŁُŁ
ْ ŁِŁ Ų§ŁŲ£Ų±ْŲ¶ِ ŁَŲ„ِŁَŁْŁِ ŲŖُŲْŲ“َŲ±ُŁŁَ ٢٤
ŁَŁَŁُŁŁُŁŁَ Ł
َŲŖَŁ ŁَŲ°َŲ§ Ų§ŁْŁَŲ¹ْŲÆُ Ų„ِŁْ ŁُŁْŲŖُŁ
ْ ŲµَŲ§ŲÆِŁِŁŁَ ٢ل
ŁُŁْ Ų„ِŁَّŁ
َŲ§ Ų§ŁْŲ¹ِŁْŁ
ُ Ų¹ِŁْŲÆَ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŲ„ِŁَّŁ
َŲ§ Ų£َŁَŲ§ ŁَŲ°ِŁŲ±ٌ Ł
ُŲØِŁŁٌ ٢٦
ŁَŁَŁ
َّŲ§ Ų±َŲ£َŁْŁُ Ų²ُŁْŁَŲ©ً Ų³ِŁŲ¦َŲŖْ ŁُŲ¬ُŁŁُ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ ŁَŁَŲ±ُŁŲ§ ŁَŁِŁŁَ ŁَŲ°َŲ§ Ų§ŁَّŲ°ِŁ ŁُŁْŲŖُŁ
ْ ŲØِŁِ ŲŖَŲÆَّŲ¹ُŁŁَ ٢٧
ŁُŁْ Ų£َŲ±َŲ£َŁْŲŖُŁ
ْ Ų„ِŁْ Ų£َŁْŁَŁَŁِŁَ Ų§ŁŁَّŁُ ŁَŁ
َŁْ Ł
َŲ¹ِŁَ Ų£َŁْ Ų±َŲِŁ
َŁَŲ§ ŁَŁ
َŁْ ŁُŲ¬ِŁŲ±ُ Ų§ŁْŁَŲ§ŁِŲ±ِŁŁَ Ł
ِŁْ Ų¹َŲ°َŲ§ŲØٍ Ų£َŁِŁŁ
ٍ ٢٨
ŁُŁْ ŁُŁَ Ų§ŁŲ±َّŲْŁ
َŁُ Ų¢Ł
َŁَّŲ§ ŲØِŁِ ŁَŲ¹َŁَŁْŁِ ŲŖَŁَŁَّŁْŁَŲ§ ŁَŲ³َŲŖَŲ¹ْŁَŁ
ُŁŁَ Ł
َŁْ ŁُŁَ ŁِŁ Ų¶َŁŲ§Łٍ Ł
ُŲØِŁŁٍ ٢٩
ŁُŁْ Ų£َŲ±َŲ£َŁْŲŖُŁ
ْ Ų„ِŁْ Ų£َŲµْŲØَŲَ Ł
َŲ§Ų¤ُŁُŁ
ْ ŲŗَŁْŲ±ًŲ§ ŁَŁ
َŁْ ŁَŲ£ْŲŖِŁŁُŁ
ْ ŲØِŁ
َŲ§Ų”ٍ Ł
َŲ¹ِŁŁٍ ٣٠
Artinya:
1. Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2. yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di 
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha 
Pengampun,
3. yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali 
tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak 
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang 
tidak seimbang?
4. kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali 
kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun 
dalam Keadaan payah.
5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan 
bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar
 syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
6. dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
7. apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
8. Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali
 dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga
 (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada
 kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"
9. mereka menjawab: "Benar ada", Sesungguhnya telah datang kepada Kami 
seorang pemberi peringatan, Maka Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan:
 "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam 
kesesatan yang besar".
10. dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan 
(peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka
 yang menyala-nyala".
11. mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak 
nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang 
besar.
13. dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
14. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu 
lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di
 segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya 
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit 
bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan 
tiba-tiba bumi itu bergoncang?,
17. atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di 
langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu 
akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
18. dan Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka Alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
19. dan Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang 
mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang 
menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha 
melihat segala sesuatu.
20. atau siapakah Dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu 
selain daripada Allah yang Maha Pemurah? orang-orang kafir itu tidak 
lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
21. atau siapakah Dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan 
rezki-Nya? sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan 
menjauhkan diri?
22. Maka Apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih
 banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas 
jalan yang lurus?
23. Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu 
pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu 
bersyukur.
24. Katakanlah: "Dia-lah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan".
25. dan mereka berkata: "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?"
26. Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada 
sisi Allah. dan Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan 
yang menjelaskan".
27. ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka 
orang-orang kafir itu menjadi muram. dan dikatakan (kepada mereka) 
Inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.
28. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan 
orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada Kami, 
(maka Kami akan masuk syurga), tetapi siapakah yang dapat melindungi 
orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?"
29. Katakanlah: "Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman 
kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan 
mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata".
30. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi 
kering; Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?".
Oleh Kisah Islami Teladan
 11.35
11.35
 




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar