Indahnya Menangis Karena Allah, Wahai Muslimah Menangislah
Paradigma umum memandang bahwa wanita identik dengan menangis. Ya,
karena memang wanita dianugrahi Allah perasaan yang lembut dan mudah
tersentuh. Seberapa seringkah Anda menangis? Karena apa Anda menangis?
Karena bersedih, karena ditinggal orang yang disayangi, karena ditimpa
musibah. Maka, saya bertanya kepada Anda seberapa seringkah Anda
menangis di hadapan Allah karena teringat akan dosa yang pernah Anda
lakukan? Seberapa seringkah Anda menangis karena takut kepada-Nya?
Allah berfirman, yang artinya,
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al
Quran dan kenabian Muhammad)”. (Qs. Al-Maidah: 83)
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah berkhutbah kepada kami, sama
sekali aku belum pernah mendengar khutbah yang seperti itu sebelumnya.
Rasulullah bersabda, “Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui,
sungguh kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Ketika para sahabat bermajelis bersama Rasulullah mendengarkan
wasiat-wasiat beliau, para sahabat merasakan seolah-olah seakan-akan
bumi berhenti berputar. Seolah-olah hanya ada mereka bersama Rasulullah.
Mereka melupakan harta dunia yang dimilikinya, melupakan anak dan istri
di rumah. Hati mereka tertuju pada wasiat Rasulullah yang agung.
Kata-kata dari lisan Rasulullah membasuh jiwa mereka sehingga jiwa
mereka menjadi tenang.
Syaikh Al-Mubarakfury berkata dalam kitabnya Rahiqul Makhtum,
“Wasiat-wasiat Rasulullah tentang akhirat mampu mengucurkan air mata
pada sahabat. Inilah kekuatan kalam Rasul. Seorang sahabat, Abu Najih Al
‘Irbad bin Sariyah berkata, ‘Rasulullah memberi kami wasiat yang
membuat hati kami bergetar dan mata kami menangis.’”
Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang mudah menangis karena takut
kepada Allah. Begitu juga generasi setelah mereka. Mereka senantiasa
mengingat dan menyadari betapa kecil dan lemahnya diri mereka di hadapan
Allah yang Maha Perkasa.
Ibnul Jauzi berkata dalam kitabnya Bahr Al-Dumu’,
-
“Wahai tawanan dunia, wahai budak nafsu, wahai sarang dosa, wahai
wadah bencana, ingatlah apa yang telah kau perbuat dan takutlah kepada
Tuhan!”
-
“Wahai saudaraku, sampai kapankah engkau menunda amal, larut dalam
angan, terlena oleh kelapangan, dan lalai akan serangan ajal?”
-
“Wahai saudaraku, engkau telah menghabiskan usiamu dalam permainan.
Orang lain berhasil meraih tujuan, sementara engkau malah semakin jauh.
Orang lain bersungguh-sungguh, sementara engkau dalam lembah syahwat.
Kapankah engkau akan sadar dan bertobat? Bilakah engkau keluar dari
kubangan hawa nafsu dan kembali menuju Tuhan Yang Mahamulia dan Maha
Terpuji?”
-
“Wahai saudaraku, cucilah noda dosa dengan linangan air mata.”
Ibnul Jauzi dikenal sebagai seorang ulama yang berpikir spontan,
berperangai baik, dan selalu memberikan jawaban yang tepat setiap
dihadapkan pada pertanyaan yang menyulitkan. Ibnul Jauzi adalah ahli
nasehat. Kata-katanya lembut, menggugah semangat yang tertidur,
mengingatkan hati yang lalai, dan mencairkan hati yang membatu. Ibnul
Jauzi menyampaikan nasehat-nasehatnya dengan spontanitas.
Ia menyampaikan nasehat dengan diselingi sejumlah ayat Al-Quran
sampai banyak orang yang mengucurkan air mata. Dalam benak mereka yang
hadir dalam majelis Ibnul Jauzi, tersimpan kerinduan untuk selalu
mendengarkan nasehat-nasehatnya. Karena dengan nasehatnya, banyak orang
yang teringat akan dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah.
Dalam salah satu majelisnya Ibnul Jauzi melantunkan bait-bati syair
mengenai rasa cinta kepada Allah yang sangat merasuk ke dalam jiwa,
serta lembut nan indah. Bait-bait syair tersebut mampu menyalakan api
cinta dalam hati. Di antara bait-bait syair itu adalah:
Di manakah hatiku yang dipenuhi gejolak cinta
Di manakah hatiku
Tiadalah ia akan sadar sesudahnya
Duhai Pemberi Harapan
Tambahkan daku rasa cinta
Dengan dzikir mereka kepada Allah
Maka aku akan menebusnya
Ia terus-menerus melantunkan bait-bait syairnya. Derai tangisan
nyaris menutup pintu ucapan orang-orang yang hadir. Hingga akhirnya ia
pun beranjak turun dari mimbar. Hati mereka yang hadir dipenuhi rasa
takut kepada Allah. Mereka membakar jiwa mereka dengan air mata yang
berderai. (Al-Qushshashu wal Mudzakkirin)
Berikut ini adalah perkataan beberapa salafush shalih mengenai tangisan karena takut kepada Allah.
-
Ibnu Umar berkata, “Demi Allah, tangisanku dan tetasan air mata di
kedua pipiku ini lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar.”
-
Ka’ab Al-Ahbar berkata, “Tangisanku karena takut kepada Allah lebih
aku cintai daripada aku bersedekah dengan emas seberat tubuhku.”
-
Ketika Muhammad bin Munkadir menangis, dia mengusapkan wajah dan
janggutnya dengan air matanya, lalu berkata, “Aku mendengar bahwa api
neraka tidak akan membakar tempat yang terbasuh oleh air mata.”
-
Wahb Al-Munabbih berkata, “Sesungguhnya balasan bagi orang-orang yang
menangis karena Allah dan orang-orang yang bersabar akan diberikan
tanpa perhitungan.” (Mawaizhu Ash-Shahabah)
Menangis karena takut kepada Allah adalah sifat dari hamba-hamba
Allah yang bertakwa dari para Nabi dan orang-orang shalih, serta
orang-orang yang mengikuti mereka. Menangis karena takut kepada Allah
mempunyai banyak keutamaan. Beberapa keutamaan tersebut dijelaskan
berdasarkan hadits-hadits berikut ini.
-
Mendapat naungan dari AllahDari Abu Hurairah, di berkata, Rasulullah bersabda, “Tujuh macam orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungannya.” Kemudian disebutkan salah satunya adalah, “… dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, lalu kedua matanya berlinangan air mata.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Selamat dari api nerakaDari Abu Hurairah, di berkata, Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke dalam kantong susunya. Dan debu (jihad) di jalan Allah tidak dapat berkumpul dengan asap jahanam.” (HR. Tirmidzi an An-Nasa’i)
-
Dicintai oleh AllahDari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah bersabda, “Ada dua macam mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga dalam peperangan di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi)
-
Selamat dari berbagai fitnahDari Uqbah bin Amir, dia berkata, “Ya Rasulullah, apakah kedamaian itu?” Rasulullah menjawab, “Tahanlah lisanmu, jadikan rumahmu nyaman (untuk beribadah) dan menangislah atas kesalahanmu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
-
Bahagia dunia dan akhiratDari Tsauban, bahwa
Rasulullah bersabda, “Berbahagialah siapa pun yang dapat menguasai
lisannya, yang rumahnya terasa luas baginya, dan dapat menangis atas
kesalahan yang diperbuatnya.” (HR.Tabrani)
Maraji:
- Ar-Rahiqul Makhtum li Shafiyurrahman Al-Mubarakfury
- Al-Qushshashu wal Mudzakkirin li Abul Faraj Abdurrahman Al jauzy
- Bahr Al-Dumu‘ li Abul Faraj Abdurrahman Al Jauzy
- Mawaizhu Ash-Shahabah li Shalih Ahmad Asy-Syami
Penulis: Sukrisno Santoso
Catatan: Judul asli “Wahai Muslimah Menangislah”
0 komentar:
Posting Komentar