Nikmat Yang Terbaik
Nikmat terbaik adalah segala kejadian yang membawa kita semakin dekat
kepada Allah, betapapun itu menyakitkan. Sama seperti rasanya bila hati
yang bahagia tiba-tiba datang menghempas cobaan. Cobaan datang
bertubi-tubi.Terasa perih, hatipun bertanya, Mengapa ini terjadi?
Mengapa harus aku? Itulah yang dialami seorang ibu, ketika dirinya
mendapatkan tugas keluar kota dari kantor, suami dan anaknya ikut
mengantarkan ke bandara dan melambaikan tangan kepadanya. Hal itu tidak
pernah dilakukan, hatinya bertanya-tanya, entah kenapa suaminya
melakukan hal itu, sampai pesawatnya berangkat. Sore harinya kakak
memberitahukan suaminya mendapatkan serangan jantung dan dirawat di ICU
di rumah sakit tak lama kemudian mendapatkan kabar bahwa suami tercinta
telah berpulang kepada Allah.
Cobaan itu cukup membuatnya lemah dan tak berdaya, orang yang
mendampingi hidupnya puluhan tahun meninggalkan dirinya dan anak-anaknya
tanpa ada pesan apapun. Ditengah kegalauan hati, sampai suatu pagi
kendaraannya mengalami kecelakaan, anaknya selamat namun dirinya harus
terbaring di rumah sakit selama satu minggu. Air matanya habis terkuras,
tidak lagi sanggup untuk berpikir bagaimana harus menjalani kehidupan
bahkan tidak lama setelah bekerja kembali, perusahaannya bekerja akan
ditutup dan dirinya kena PHK. Terasa lengkap sudah kemalangannya sampai
menjerit kepada Allah dalam doa, ‘Ya Allah, aku tidak sanggup lagi!’
Disaat dirinya benar-benar hancur dan habis. Kasih sayang Allah
menghampiri dirinya, semua cobaan, musibah dan ujian yang dihadapinya
telah membuat dirinya semakin dekat kepada Allah. Sholat fardhu yang
dulu seringkali ditinggalkan, sekarang lebih giat dikerjakan. Bersama
anak-anaknya senantiasa mengingatkan bahwa hanya Allahlah tempat untuk
bergantung dan memohon pertolongan. Peristiwa yang telah dilalui oleh
dirinya dan anak-anaknya telah menumbuhkan empati terhadap penderitaan
orang lain.
Akhirnya beliau mendapatkan pekerjaan dengan fasilitas yang jauh lebih
baik lagi. Bahkan kondisinya sekarang justru lebih dekat kepada Allah
dan anak-anak lebih bisa mensyukuri hidup apapun yang Allah telah
anugerahkan bagi keluarganya. ‘Alhamdulillah, melalui Rumah Amalia
perjalanan hidup yang penuh cobaan saya bisa merasakan kesejukan
melewati semua itu dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. saya bisa
berbagi dengan orang yang pernah mengalami penderitaan seperti saya.’
Tutur beliau bruise itu, atmosphere matanya nampak mengalir, wajahnya
terlihat penuh syukur kepada Allah. ‘Tidak ada satupun musibah yang
menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya.’ (QS. at-Taghaabun
: 11).
0 komentar:
Posting Komentar