Rabu, 12 Juni 2013

Bertaubatlah

Menggapai Rahmat Dengan Taubat

Menggapai rahmat Allah itu dengan berbagai cara. 

Pertama, meningkatkan kualitas ibadah. Sebagaimana diterangkan dalam hadits : Idzaa sarratka hasanatuka,fa anta mu’min. (Jika kalian sangat tertarik terhadap kebajikan, maka itulah keimanan).
 

Jika kita tertarik terhadap kebajikan shalat Jumat, maka kita lengkapi dengan assesories pendukung shalat Jum’at itu dengan amalan-amalan pembuka misalnya pada hari Kamisnya perasaan sudah menunjukkan kegembiraan. Kalau gambaran di desa mereka tunjukkan kegembiraannya itu dengan menabuh bedug pada waktu Asharnya, dan malam harinya membaca surah Al Kahfi, pagi harinya bersih-bersih, berangkat dengan pakaian yang terbaik, menggunakan wewangian. Itu artinya sebuah perhatian, bahwa dia menyambut ibadah itu dengan perasaan senang. Itulah tanda keimanan. 

Karena mengukur kualitas sesuatu itu, bukan sentral dasarnya itu sendiri. Sama sama naik mobil, orang melihat mobil berkualitas tidaknya, tidak hanya memastikan bisa berjalan, tetapi dilihat pula bagaimana joknya, assesoriesnya, bagaimana interiornya, bagaimana perlengkapan elektriknya dlsb. Begitu juga dengan ibadah, siapa yang lengkap dengan nawaafil (sunnah-sunnah)nya, maka itu tanda keimanan yang berkualitas. Untuk itu, jika seseorang akan melakukan shalat Jum’at kemudian sudah adzan dikumandangkan , bahkan khatib sudah naik mimbar baru datang, belum dinamakan idza sarratka hasanatuk (ketika anda tertarik kepada kebajikan) sebagaimana dimaksudkan dalam hadis tersebut, walaupun ditinjau dari segi fiqih sah-sah saja. 

Tetapi aneh, ketika orang memburu kemaksiyatan yang hedonistic, misalnya konser Justine Biber, tiket dijual jauh hari dan itupun masih berebut, dengan gampangnya mengeluarkan sekian juta hanya untuk menonton konser. Itu namanya orang yang sangat serius terhadap kemaksiatan. Demikian pula kalau ibadah kemudian sedemikian seriusnya maka itulah yang dimaksud idzaa sarratka hasanatuk (jika tertarik kepada kebajikan), mempersiapkan diri untuk kebajikan itu pertanda kalau anda mukmin.

Kedua, Taubat. Pengakuan bahwa telah berbuat salah terhadap Tuhan. Siapa yang pernah berdoa : “Ya Allah jadikanlah setiap nafasku, adalah seruan memanggilMu”. Siapa di antara kita yang setiap menarik nafas, ingat Allah, membuang nafas juga ingat Allah. Untuk itu, dalam mengunduh rahmat Allah dengan menggunakan istighfar ini ada satu garansi (Q.S. Al Anfal :33). 

Pertama, jaminan diri Rasulullah SAW. wamaa kaanallahu liyu’adzibahum wa anta fiihim (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka). Hebatnya pribadi Rasulullah SAW jika di sebuah daerah itu ada body Rasulullah, maka Allah tidak akan menurunkan adzab apapun, tidak ada bencana alam dlsb. karena diri Rasulullah sebagai jaminan. Walaupun Rasulullah sudah wafat, namun syariah-syariahnya adalah juga termasuk seruan. Selagi keibadahan, syariah yang disampaikan beliau itu eksis di sebuah daerah, pasti tidak akan ada adzab. 

Kedua, Wamaa kaanallahu mu’adhibahum wahum mustaghfiruun (Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun) Jika penduduk itu aktif beristighfar, maka Allah tidak akan menurunkan adzabNya). Ayat ini tidak bisa menggunakan tehnik terbalik (mafhum mukholafah). Kenapa di Las Vegas, di Bali tidak ada Tsunami, karena ini adalah rahmat. 

Orang yang berbuat durhaka kepada Allah, terserah Tuhan, apakah di adzab atau tidak. Sehingga orang yang berbuat maksiyat belum tentu diberi peringatkan, belum tentu diadzab. 

Tetapi kalau sebuah adzab menimpa sebuah kaum, bencana sudah menimpa sebuah kaum, maka pasti di situ ada sebuah kedurhakaan. Jika jumlah pelacur di Surabaya ini sebut saja sepuluh ribu, dan setiap malam itu laku 10%, itu berarti setiap malam itu ada perzinaan yang terstruktur sebanyak seribu kali. Apakah itu masih bisa diimbangi dengan istighfarnya jamaah Jumat ini?. Tetapi Surabaya aman. Ini urusan Tuhan. Andai Surabaya ini dilanda Tsunami, baru terasa dan tahu penyebabnya. Untuk itu, mengunduh pertaubatan, istighfar, itu akan menjadi sebuah amal yang terbaik untuk segalanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution