Cerita Nabi Ayub as Menjalani Cobaan Berat-Dimiskinkan, Dikucilkan, Diberi Penyakit
Pada cerita islami
kali ini kita akan mengulas mengenai cerita nabi ayub as. Sebenarnya
penulisan yang benar adalah Ayyub, bukan Ayub. Ia merupakan salah satu
nabi utusan allah yang terkanal begitu sabarnya menjalani segala cobaan
berat. mulai cobaan hilang kekayaan, hilang anak-anak, penyakit, sampe
kehilangan ditinggalkan istri tercintanya. simak kisah nabi ayyub as
lengkap di bawah ini.
Nabi Ayub as
Nabi Ayyub as merupakan putra dari Ish bin Ishak bin ibrahim as
adalah salah satu manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang
mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan
berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian
secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya, dan
hartanya, selanjutnya dengan tubuhnya juga. Allah telah mengujinya
dengan ujian yang tak pernah ditimpakan kepada siapapun, tetapi ia tetap
sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus menerus bertaubat
kepada-Nya.
Nabi Ayyub as merupakan seorang Nabi
yang sangat kaya sekali. Beliau mempunyai ternak yang bermacam-macam,
seperti sapi, kambing, kuda, keledai, untah dan lain sebagainya. Beliau
orang yang baik hati, suka mengeluarkan harta bendanya untuk membantu
fakir miskin, yatim piatu, memuliakan tamu dan sebagainya. Kekayaan
tersebut tidak melalaikan ibadahnya kepada Tuhan. Kekayaannya yang
melimpah ruah itu tidak menyebabkan Nabi Ayyub menjadi sombong dan lupa
kepada orang-orang miskin. Walaupun ia seorang yang kaya namun
kehidupannya tidak berlebih-lebihan, bahkan semakin ia kaya semakin
bertambah pula ketaatannya kepada Allah.
Berkata salah seorang malaikat kepada
kawan-kawannya yang sedang berkumpul berbincang-bincang tentang tingkah
laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi, “AKu tidak melihat
seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba
Allah Ayyub”. Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun.
Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberkan oleh Allah
kepadanya, ia memberikan sebagian untuk menolong orang-orang yang
memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah,
sujud kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang
diberikan kepadanya.”
Para kawanan malaikat yang mendengar
kata-kata pujian dan sanjungan untuk Nabi Ayyub as mengakui kebenaran
itu bahkan mereka menambahkan lagi dengan menyebutkan beberapa sifat dan
tabiat baik yang lain yang ada pada diri Nabi Ayyub as
Iblis menggoda Nabi Ayyub
Sementara itu iblis yang sedang berada
tidak jauh dari tempat malaikat sedang berkumpul, mendengar percakapan
para para malaikat yang memuji-muji Nabi Ayyub as. Tentunya iblis panas
hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seorang dari keturunan
Nabi Adam as yang ia telah bersumpah akan disesatkan ketika ia
dikeluarkan dari surga karenanya. Ia tidak rela melihat seorang dari
anak cucu Nabi Adam as menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah
yang tekun dan melakukan amal sholeh sesuai dengan perintah dan petunjuk
Allah SWT.
Dengan tidak menunggu waktu lama, iblis
meminja izin kepada Alloh untuk menggoda Ayyub. “Ya Tuhan! sesungguhnya
Ayyub yang senantiasa patuh dan berbakti pada-Mu, karena takut
kehilangan kenikmatan yang kau berikan kepadanya. Semua ibadah bukan
karena cinta dan ketaatannya kepada-Mu. Adaikata, Ayyub terkena musibah
dan kehilangan harta benda, serta anak-anak dan istrinya belum tentu
akan taat pada-Mu.
“Sesungguhnya Ayyub adalah hamba yang
taat pada-Ku. Ayyub adalah seorang mu’min sejati. Apa yang Ayyub lakukan
semata didorong keteguhan imannya. ketaqwaannya tak tergogogaykan oleh
perubahan keduniawiannya. Cintanya pada Ku tak akan berkurang walau
ditimpa musibah apapun. Ayyub yakin, apa yang dimilikinya sewaktu waktu
dapat Aku cabut. Ayyyub bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Kau
tak rela melihat hamba-hamba-Ku berada di jalan yang lurus. Untuk
menguji keteguhan hati dan keyakinan Ayuub pada takdir-Ku, kuizinkan kau
menggoda dan memalingkannya dari Ku. Kerahkan sekutumu untuk menggoda
Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang
damai sejahtera itu. Hingga kau tahu sampai dimana kemampuanmu untuk
menyesatkan hamba-Ku itu”
Harta Kekayaan Nabi Ayyub dihancurkan iblis
Mendengar izin Tuhan tersebut, maka
iblis dengan para sekutunya segera bertindak. Untuk menggoda Nabi Ayyub
yang berkelimpahan dalam kenikmatan duniawi, yang memiliki kekayaan tak
ternilai besarnya, yang memimpin keluarga yang besar yang hidup rukun,
damai dan bakti. Yang siang dan malam senan tiasa melakukan sholat,
sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tak
berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Yang
penuh kasih teradang sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar
diberinya makan, yang tanpa busana diberinya pakaian, yang bodoh diajar
dan dipimpin, dan yang salah ditegur.
Iblis menggoda Nabi Ayyub dengan bisikan
dan fitnahnya, namun rencananya gagal total. Telinga Nabi Ayyub tidak
mendengar terhadap segala yang dibisikan iblis kepadanya. Hati Nabi
Ayyub telah penuh dengan iman dan taqwa tidak ada tempat lagi untuk
bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh iblis. Cinta dan taatnya
kepada Allah merupakan benteng yang kuat dari serangan iblis dengan
peluru kebohongan dan pemutar balikan kebenaran.
Cerita nabi Ayub
masih berlanjut, iblis tidak putus asa, ia melanjutkan godaannya kepada
Nabi Nuh. Iblis mengumpulkan para sekutunya untuk menggoyahkan Nabi
Ayyub, untuk merusak aqidah dan imannnya , serta memalingkan Nabi Ayyub
dari Allah yang ia sembah dengan penuh hati dan keyakinan. Dengan cara
menghancurkan segala harta kekayaan yang ia miliki, mereka membinasakan
hewan ternaknya, membakar seluruh lumbung gandum dan lahan pertaniannya
sampai musnah. Nabi Ayyub as yang kaya raya tiba tiba menjadi seorang
miskin harga selain hatinya yang penuh man dan takwa serta jiwanya yang
bersar.
Setelah berhasil menghancurkan kekayaan
dan harta milik Nabi Ayyub datanglah iblis kepadanya menyerupaia sebagai
seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman, ia berkata :
“Sesungguhnya musibah yang menimpamu
sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu singkat telah
habis semua kekakayaanmu dan hilang semua harta kekakayaan milikmu.
Kawan-kawanmu merasa sedih sedangkan musuh-musuhmu bersenang hati dan
gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang
susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka
bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah
yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata hilang semua harta
miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahwa mungkin karena Ayyub
tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya. Dan ada yang
berkata bahwa andaikan Allah, tuhan ayub benar benar berkuasa, niscaya
dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahwa ia telah
menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah
melanggar perintah-Nya. Seorang lain menggunjung dengan mengatakan bahwa
mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, karena ia tidak
melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan
banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan
itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati
dan berduka cita atas Nabi yang buruk yang engkau telah alami”
Iblis yang menyerupai sebagai orang tua
itu mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Nabi
Ayyub as yang tetap tentang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda
kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan
kata-kata racunnya itu. Nabi Ayyub as berkata kepadanya :
“Ketahuilah bahwa apa yang aku telah
miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan hewan
ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barang titipan Allah
yang dimintanya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan
memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta
kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan
puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kurnia-Nya kepada ku dan
mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya
pula dari siapa yang Dia suka. Dia adalah yang maha kuasa mengangkat
derajat seorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. Kami sebagai
hamba-hamba mahkluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan
menerima segala takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti
dan menangkap hikmah yang terkandung dalam takdir-Nya itu”.
Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya
kepada iblis yang sedang duduk tercengang di depannya, menyungkurlah
Nabi Ayyub as bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan
keteguhan iman serta kesabaran atas segala cobaan dan ujian-Nya.
Iblis segera meninggalkan rumah Nabi
Ayyub as dengan rasa kecewa bahwa racun hasutannya tidak temakan oleh
hati Nabi Ayyub as itu. Namun iblis tidak putus atas melaksanakan sumpah
yang ia nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-nya bahwa ia akan
berusaha menyesatkan anak cucu Nabi adam di manaj saja mereka berada. Ia
merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Nabi Ayyub
as lewat penghancuran keluarga yang sedang hidup rukun, damai dan
saling hidup cinta mencintai, dan harga menghargai satu sama lain.
Putra nabi ayub dicelakai iblis
Sang iblis kemudian pergi bersama para
sekutunya menuju tempat tinggal putera putra Nabi Ayyub as di suatu
gedung yang penuh dengan saranan kemewahan dan kemegahan. Lalu
digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menajtuhi dan
menimbuni seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi iblis
mendatangi Nabi Ayyub as di rumahnya, menyerupai seorang kawan dari
kawan-kawan Nabi Ayub as, yang datang menyampaikan berita dan menyatakan
turut berduka cita atas musibah yang menimpa putra-puteranya. Iblis
yang menyerupai temannya itu berkata kepada Nabi Ayyub as :
Hai, Ayyub, sudahkah engkau melihat
putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang romboh
akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu
selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan
sujud rukukmu siang dan malam”
Mendengar perkataan dari iblis itu, menangislah Nabi Ayyub as dengan tersedu-sedu seraya berucap :
“Allahlah yang memberi dan dia pulalah yang mengambil kenmbali. Segala puji bai-Nya, Tuhan yang maha pemberi dan maha pencaput.
Lalu iblis keluar meninggalkan Nabi Ayyub as dalam keadaan berujud munajat, iblis jengkel dan marah pada dirinya karena gagal lagi membujuk dan menghasut Nabi Ayyub as.
Nabi Ayyub diberi penyakit
Selanjutnyat Iblis memerintahkan kepada
sekutunya agar menaburkan benih-benih penyakit ke dalam tubuh Nabi Ayyub
as. benih-benih penyakit yang ditaburkan itu segera berpengaruh pada
kesehatan Nabi Ayyub as, sehingga ia menderita berbagai penyakit, demam
panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyabkan badannya makin lama
makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak
berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik dan muncul bau tidak
sedap. Sehingga ia dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh
kawan-kawan dekatnya, karena penyakit Nabi Ayyub as dapat menular dengan
cepatnya kepada orang yang menyetuh atau mendekatinya. Ia menjadi
terasing dari pergaulan dan hanya istrinya yang bernama Rahmah yang
tetap mendampinginya, merawat dengan penuh kesabaran, penuh rasa kasih
sayan, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan
tanda kesal hati dari penakit suaminya yan tidak kunjung sembuh itu.
Istri Nabi Ayyub digoda iblis
Iblis memperhatikan Nabi Ayyub as dalam
keadaan yang sudah maat parah itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya,
ia tetap beribadah, berzikir, dan tidak mengeluh atau mengaduh, ia hanya
menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan
sakit. Iblis, merasa kesal dan jengkel mlihat ketabahan hati Nabi Ayyub
as menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan
ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuannya merusak akidah dan iman Nabi Ayyub as. Ia lalu
meminta bantuan fikiran para sekutunya, apa yang harus dilakukan lagi
untuk menyesatkan Nabi Ayyub setelah segala usahanya tidak membuahkan
hasil Bertanyalah iblis kepada sekutunya : “Di
manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta kelicikanmu
menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya
tidak pernah sia-sia? kemudian sekutu iblis menjawab : “Engkah
telah berhasil mengeluarkan adam dari surga, bagaimanakah engkau
lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuan mu itu?”
“Dengan membuju istrinya,” jawab iblis
“jika demikian, lakukan siasat itu dan
terapkanlah pada Nabi Ayyub as, hembuskan racunmu ke telinga Istrinya
yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan
setia” jawab sekutu “Benar dan tepat pikiranmu itu,hanya tingagal itu satu satunya jalan
yang belum aku coba. Pasti kali ini degan cara menghasut isterinya aku
akan berhasil melaksanakan maksudku selama ini” jawab iblis Dengan rencana barunya pergilah iblis mendatangi isteri Ayyub,
menyamar sebagai seorang kawan lelaki dari suaminya. Ia berkat kepada
istri Nabi Ayyub yang bernama Rahmah itu : “Apa kabar dan bagaimana
keadaan suamimu saat ini?”
Seraya mengarahkan jari telunjukknya ke
arah suaminya, rahmah berkata kepada iblis yang menyamar sebagai teman
Nabi Ayyub “Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun mulutnya
tidak berhenti-hentinya berdzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada
dalam keadaan parah, mati tidak, hidup pun tidak”
Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan
harapan bagi iblis bahwa, kali ini ia akan berhasil maka diingatkanlah
isteri Nabi Ayyub as akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya
dalam keadaan sehat,m bahagia dan makmur dan diingatkannya
kenang-kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah blis dari rumah Nabi
Ayub meninggalkan isteri Nabi Ayyub as duduk termenung seorang diri,
mengenang masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraaan
hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai
penderita dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan
dan harta benda, disusul dengan kematian puteranya, dan kemudian yang
terakhir diikuti oleh penyakit suaminya yang parah dan sangat menjemukan
itu. Isteri Nabi Ayyub as merasa kesepian berada di rumah sendirian
bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat, tiada kerabat,
semua menjauhi mereka karena takut tertular penyakit kulit Nabi Ayyub.
Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Nabi Ayyub mendekati
suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya :
“wahai sayangku, sampai kapankah engkau
tersika oleh Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putera-puteramu,
sahabat-sahabatmu di kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa
lampu kami, usia muda, badan sehat, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
tersedia, dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang
manis itu? mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari
segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini”
Berkatalah Nabi Ayyub as menjawab keluhan istrinya itu
“wahai isteriku yang kusayangi, engkau
menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa lalu, menangisi anak-anak
kita yang telah meninggal diambil oleh Allah dan engkau minta aku
memohon kepada Alla agar kita dibebaskan dari kesengsaraan dan
penderitaaan yang kita alami saat ini. Aku hendak bertanya kepadamu,
berapa lama kita tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan
sejahtera itu?”, Istrinya menjawab “Delapan puluh tahun”
“Lalu berapa lama kita telah hidup dalam penderitaan ini?” tanya Nabi Ayyub
“Tujuh tahun” jawab sang isteri
Nabi Ayyub melanjutkan jawabannya “Aku
malu, memohon dari Allah memebaskan kita dari kesengsaraan dan
penderitaan yang telah kita alami belum sepanjang masa kejayaan yang
telah Allah kurniakan pada kita. Sepertinya engkau telah termakan
hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkasl
hati menerima takdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu kelak ketik
aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku
akan mencambukmu seratus kali. Dan sejka detik ini aku haramkan dariku
makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu
untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai ALlah
menentuknya takdir-Nya. Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang
diusir, selanjutnya Nabi Ayyub as tinggal seorang diri di rumah, tiada
sanak saudara, tiada anak dan tidak ada istri. Ia bermunajat kepada
Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ia berdoa
sebagaimana tertar dalam Al qur an :
“Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-Nya:
Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan” (Qs : 38
: 41)
Allah menerima doa Nabi Ayyub as yang telah mencapai puncak kesabaran
dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan
hasutan dan bujukan iblis. Allah mewahyukan firman kepadanya :
“Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”
(Qs. 38 : 42)
Nabi Ayyub berhasil menjalani ujian berat
Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Nya itu, sembulah
segera Nabi Ayyub as dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi
kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa
olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sehat dan lebih kuat dari
pada sebelum ia menderita. Saat itu ketika isterinya yang telah
diusir dan meninggalkan dia seorangg diri ditempat tinggalnya yang
terasing, jauih dari jiran, dan jauh dari keraiaman kota, merasa tidak
sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya. Istri Nabi Ayyub pun
kembali, namun ia hampir tidak mengenali Nabi Ayyub, karena ketika ia
kembali, ia melihat bukanlah Nabi Ayyub as yang sakit seperti yang ia
tinggalkan sebelumnya. Namun Nabi ayub yang mudah belia, segar bugar,
sehat seakan akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk
suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya mengembalikan kesehatan suaminya bahkian lebih baik dari
pada sebelumnya, melihat kedatangan rhmah, sAyyub
bergegembira. namun Nabi Ayyub masih teringat dengan sumpahnya yang
ingin memukul rahmah seratus kali. Dalam kebimbangan utuk melaksanakan
sumpah atau tidak, karena kasihan kepada istrinya yang sudah menunjukkan
kesetiaannya dan mengikutinya di dalam segala duka dan deritanya. Nabi
Ayyub bingung antara dua perasaa, di satu sisi ia merasa wajib
melaksanakan sumpahnya, namun di satu sisi ia merasa bahwa istrinya yang
setia dan berbakti itu tidak patut menjalani hukuman seberat itu, Ayyub menangkap firman Tuhan yang
berbunyi : “Ambillah lidi seratus batang dan pukullkan istrimu sekali
saja! dengan demikian, tertebuslah sumpahmu”
Di buku cerita islami versi lain, ada yang menerjemahkan firman Tuhan kepada Ayyub sebagai berikut :
“Dan ambillah dengan tanganmu seikit (rumput), maka pukullah dengan
itu dan jangnlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapat dia
(Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya di
amat taat (kepada Tuhannya).
Sehingga Nabi Ayyub tidak memukul Rahmah, istri yang setia itu
sebanyak 100 kali. namun dengan seikat rumput / lidi yang berjumlah
seratus dan dipukulkan dua kali saja, untuk melaksanakan janjinya itu
sewaktu sakit. Istri Nabi Ayub as merupakan wanita yang sholehah, ia berbuat sesuatu
bukan karena sifatnya yang buruk, namun karena digoda oleh syaitan. dan
Allah maha pengampun lagi maha penyayang. Cerita Nabi Ayub as selanjutnya dianugrahi banyak anak oleh Allah
SWT. di antara anak laki-laki ada yang bernama Basyar yang juga dikenal
dengan nama Dzulkifli, selanjutnya ia juga menjadi Nabi utusan Allah
seperti ayahnya yang sabar yaitu Nabi Dzulkif Itulah penjelasan yang panjang lebar mengenai cerita nabi ayub as,
beliau merupakan salah satu hamba Alloh yang paling sabar. Ia telah
mengalami berbagai cobaan yang luar biasa, tapi iman dan aqidahnya tidak
tergadaikan, tetap terjaga. Semoga Allah berkenan menganugrahi
kesabaran kepada kita seperti yang dianugrahkan kepada nabi Ayyub.
Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar