- Ingatlah bahwa perbuatan orang itu kepada kita tidak keluar dari kehendak Allah. Allah menginginkannya itu terjadi dan ada hikmah dibalik itu.
- Ingatlah dosa-dosa kita. Karena tidaklah keburukan menimpa kita melainkan karena sebab dosa-dosa kita. Sibuklah dengan tobat dan istighfar, dari pada sibuk mencela dan mencari-cari cara untuk membalasnya.
- Ingatlah pahala yang sungguh besar bagi orang yang mau memaafkan dan bersabar. “Barangsiapa yang memberi maaf dan melakukan kebaikan, maka pahalanya di sisi Allah.” (QS. Asy Syuuraa: 40)
- Ingatlah bahwa memaafkan dan berbuat baik akan membuat hati kita bersih dari keinginan-keinginan buruk, hasad dan dendam. Dengan itu hati akan merasakan kelezatan yang jauh lebih lezat dari kelezatan melampiaskan dendam.
- Ingatlah bahwa dendam akan membuat jiwa menjadi hina, sedangkan memaafkan akan membuat jiwa menjadi mulia. “Tidaklah Allah menambah kepada seorang hamba dengan sikap memaafkan melainkan kemuliaan” (HR Muslim)
Dari artikel 'Agar Tidak Dendam — Muslim.Or.Id'
Saat Bertiga, Dua Orang Jangan Berbisik-bisik Sendiri Tanpa yang Satu
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Allah telah ikat kaum beriman dengan persaudaraan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
telah perintahkan mereka untuk menjadi hamba Allah yang bersaudara.
Karenanya, Allah dan Rasul-Nya tetapkan beberapa adab dalam pergaulan.
Keduanya perintahkan perkara-perkara yang bisa memperkuat tali
persaudaraan. Sebagaimana pula, keduanya telah melarang perkara-perkara
yang dapat merusak persaudaraan, seperti saling mencela, memanggil
dengan sebutan buruk, berprasangka buruk, ghibah, adu domba, membohongi,
dan selainnya.
Di antara adab Islam dalam pergaulan dan
mengobrol adalah saat bertiga, tidak boleh dua orang berbisik-bisik
sendiri tanpa melibatkan yang satu. Karena hal tersebut akan membuat
saudaranya yang satu tadi bersedih, merasa hina, sakit hati, atau
berperasangkan buruk kepada keduanya. Akibatnya, ini akan bisa merusak
ukhuwah islamiyah (persaudaraan se-Islam).
Dorongan berbisik-bisik berdua tanpa
melibatkan yang satu merupakan bagian dari bisikan dan godaan syetan.
Yakni saat berkumpul tiga orang muslim maka syetan membisiki satu orang
untuk ngobrol lirih dengan yang satunya lagi. Keduanya berbisik-bisik
tanpa melibatkan yang satunya. Tujuan syetan melakukan itu adalah untuk
membuat seorang muslim tadi bersedih sehingga muncul perasangkan, “kedua
temanku ini sedang merencakan keburukan terhadapku,” atau semisalnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
إِنَّمَا
النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَيْسَ
بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia
itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita,
sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudarat sedikit pun kepada
mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya
orang-orang yang beriman bertawakal. ” (QS. Al-Mujadilah: 10)
Tindakan ini biasanya dilancarkan syetan
terhadap kaum munafikin dan kafirin. Syetan memprovokasi mereka agar
berbuat sesuatu yang membuat kaum muslimin bersedih dan tertimpa
keburukan. Maka bisik-bisiknya dua orang dengan meninggalkan yang satu
sehingga membuat yang satu tadi bersedih adalah bagian dari bisikan
syetan juga.
. . . Di antara adab Islam dalam pergaulan dan mengobrol adalah saat bertiga, tidak boleh dua orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang satu . . .
Berbisiknya dua orang dengan
meninggalkan yang satunya memiliki bentuk lain. Saat berkumpul tiga
orang lalu seseorang mengobrol dengan satu saudaranya menggunakan bahasa
yang tidak dipahami oleh yang satu lagi. Mereka asyik mengobrol dengan
bahasa daerahnya, bahasa Arab atau yang lainnya yang hanya dipahami oleh
mereka berdua. Lalu satu kawannya hanya diam tertegun. Ia tak paham isi
obrolan dan tak bisa mengikuti obrolan. Cara megobrol seperti ini juga
dilarang dalam Islam. Karena bisa membuat saudaranya yang tidak mengerti
tadi sakit hati, merasa hina, atau berburuk sangkan terhadap keduanya.
Dari hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kita temukan larangan mengobrol dua orang dengan berbisik-bisik tanpa melibatkan yang satu. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا كَانُوا ثَلَاثَةٌ فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الثَّالِثِ
“Apabila mereka bertiga maka janganlah dua orang berbisik-bisik dengan meninggalkan yang ketiga.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam sabda beliau yang lain,
إِذَا
كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ اْلآخَرِ حَتَّى
تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ، مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذلِكَ يُحْزِنُهُ
“Apabila kamu bertiga, maka
janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak
yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal
tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih)
. . . Dorongan berbisik-bisik berdua tanpa melibatkan yang satu merupakan bagian dari bisikan dan godaan syetan. . .
Bagaimana Kalau Berempat atau Lebih?
Larangan mengobrol dua orang dengan
tidak melibatkan yang lain berlaku saat mereka bertiga. Jika sudah lebih
dari tiga, larangan ini gugur. Jadi seseorang dibolehkan mengobrol
dengan suara lirih bersama satu kawannya tanpa melibatkan dua orang atau
lebih dari yang hadir bersamanya.
Terdapat tambahan dalam Sunan Abu Dawud:
Abu Shalih perawi hadits ini berkata kepada Ibnu Umar, “Bagaimana
apabila berempat?” Dia menjawab, “Tidak membahayakanmu.” (HR. Abu Dawud
dengan isnad yang shahih berdasarkan syarat al-Bukhari dan Muslim)
Imam Malik Rahimahullah dalam
Al-Muwatha’ meriwayatkan dari Abdullah bin Dinar, ia berkata: Aku pernah
bersama Ibnu Umar di rumah Khalid bin Uqbah yang berada di pasar.
Datanglah seseorang ingin berbicara lirih (berbisik) dengannya. Tak ada
orang lain bersama Ibnu Umar kecuali diriku. Lalu beliau memanggil satu
orang lagi sehingga kami berempat. Lalu Ibnu Umar berkata kepadaku dan
orang ketiga yang dipanggilnya, “Menjauhlah sedikit, aku telah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ‘janganlah dua orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang satu’.”
Penutup
Inilah gambaran kemuliaan ajaran Islam
dan indahnya adab di dalamnya. Di mana seorang muslim tidak dibolehkan
melakukan sesuatu yang bisa menyakiti dan membuat sedih saudaranya. Saat
bertiga, ia tidak boleh berbisik-bisik dengan saudaranya tanpa
melibatkan satu lainnya. Hal itu bisa membuatnya bersedih atau memicunya
berburuk sangka kepada kedua saudaranya tersebut.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Oleh: Badrul Tamam
0 komentar:
Posting Komentar