Selasa, 25 Juni 2013

Meresapi Nilai Al Quran


NAHI MUNKAR MERESAPI NILAI AL QURAN DALAM HATI KITA 
Seorang guru sedang duduk menghadap murid-muridnya dan berkata: “Ada satu permainan. Di tangan kiri saya ada racun, di tangan kanan ada madu. Jika saya angkat racun, maka berserulah “madu!”. Jika saya angkat madu, maka katakanlah “racun!” Lalu, di mulailah permainan tersebut. Pada awalnya para murid kerepotan, namun lambat laun mereka menjadi terbiasa. Sang guru tersenyum puas seraya berkata. “Anak-anak, begitulah kita umat Islam. Mulanya kita dengan jelas dapat membedakan, yang ini haq dan yang itu bathil. Kemudian, musuh musuh Islam datang kepada kita, memaksakan kehendaknya dengan berbagai cara, hingga sanggup membalikkan yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya yang bathil menjadi haq.


Awalnya, mungkin kita sulit untuk menerimanya, tapi karena terus menerus disosialisasikan dengan cara-cara menarik, akhirnya kita menjadi terbiasa pada fakta yang sudah diputarbalik tersebut. Seperti ungkapan, “Jika kebathilan dibicarakan berulang-ulang oleh banyak orang dan di banyak kesempatan, niscaya orang akan menganggapnya sebagai kebenaran.”


Persis seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ . قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ : فَمَنْ ؟


“Kalian pasti akan mengikuti langkah-langkah orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal atau sehasta demi sehasta, sampai walaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pun pasti akan memasukinya.” Kami (sahabat) bertanya: “Apakah yang dimaksud adalah Yahudi dan Nashara?” Beliau menjawab: “Lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari dan Muslim)


Pada gilirannya, kalianpun mengikuti kebiasaan tersebut berangsur-angsur hingga akhirnya kalian menjadi penentang Islam dan membela kekafiran.


Hari ini, pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu. Zina tidak lagi dianggap haram, bahkan para artis penzina jadi idola. Pakaian seksi menjadi trend tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend hiburan yang mengaasyikan, hedonisme menjadi gaya hidup alternatif. Kawin sesama jenis sudah mendapat legalitas hukum di banyak negara di dunia.


Propaganda para phobia Islam itu telah diinformasikan dalam Al-Qur’an:


وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ


“Orang-orang kafir berkata kepada orang-orang mukmin:”Wahai orang-orang mukmin, ikutilah cara hidup kami. Kami akan menanggung segala dosa kalian selama kalian mengikuti kam.”Padahal sebenarnya orang-orang kafir itu tidak sedikit pun sanggup menanggung dosa-dosa mereka sendiri. Sungguh orang-orang kafir itu berdusta.” (Qs. Al-Ankabut, 29: 12)


Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA (Central Intellegent Agency) membentuk lembaga dana sosial bernama “Asia Foundation” yang mengucurkan dana ber-milyar dollar per tahun. Di Indonesia, lembaga ini sebagai pengusung dan sponsor gerakan SEPILIS yaitu penyakit Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme yang merusak akidah Islam


William Ewart Gladstone (1809-1898), mantan PM Inggris mengatakan: “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasasinya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Al-Qur’an. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkanlah ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.”


Kebencian Gladstones juga tercermin dalam kata-katanya: “So long as there is this book, there will be no peace in the world” (Selama ada Al-Qur’an ini, maka tidak akan ada perdamaian di dunia)


Pernyataan Gladstone sudah berlalu lebih dari 200 tahun, tetapi para phobia Islam melestarikannya sebagai metode efektif dan implementatif untuk menyimpangkan manusia dari jalan Allah. Mereka menggunakan media massa dan elektronik, melalui budaya, mimbar ilmu di perguruan tinggi maupun lewat seni dan buku-buku serta pidato di berbagai forum.


Al-Qur’anul Karim menginformasikan kepada kita:


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ


“Dan diantara manusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah tanpa Ilmu, dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itulah yang akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman, 31: 6)


Ayat di atas menjelaskan bahwa provokator kebathilan dengan tujuan menyelewengkan manusia dari jalan-Nya faktual, bukan fiktif. Mereka memprovokasi manusia dengan ucapan manis tapi beracun, dan menyesatkan melalui pemikiran berkedok ilmu pengetahuan.


Namun, betapapun upaya musuh-musuh Islam memprovokasi umat Islam dengan cara menjelek-jelekkan Islam, tapi mereka tidak akan mampu mengalahkan hujah kebenaran Islam, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:


اَلَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا


”Wahai kaum mukmin, orang-orang munafik selalu mengharap musibah menimpa kalian. Jika kalian mendapatkan kemenangan dari Allah, orang-orang munafik berkata: “Wahai kaum mukmin, bukankah dahulu kalian bersama kami?” Akan tetapi, jika orang-orang kafir yang mendapatkan kemenangan, orang-orang munafik berkata. “Wahai orang-orang kafir, bukankah kalian dahulu telah kami beritahu tentang keadaan orang-orang mukmin, dan kami membela kalian menghadapi tantangan orang-orang mukmin?” Allah kelak akan mengadili kalian semua pada hari kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk mengalahkan kebenaran hujah orang-orang mukmin.“ (Qs. An-Nisaa’, 4: 141)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution