Beratnya Dosa Berghibah
Dalam kehidupan sehari-hari, Islam mengajarkan kepada kita supaya saling
menghormati hak dan kewajiban serta bertata krama. Kita diperintahkan
untuk tidak bergunjing, memata-matai dan berprasangka terhadap orang
lain dalam hidup sehari-hari kita. Perbuatan buruk ini juga termasuk
dalam satu dari sekian hal yang membatalkan puasa Ramadhan kita.
Demikian buruknya perbuatan bergunjing dan berprasangka sehingg Allah
mengibaratkannya sebagai memakan daging mayat saudara sendiri. Seperti
yang difirmankan oleh Allah dalam Surat Al Hujurat ayat 12, yang
artinya:
Wahai orang-orang beriman,
jauhkanlah dirimu dari banyak berprasangka sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah perbuatan dosa. Dan jangan pula saling memata-matai
maupun menggunjing satu sama lain. Adakah salah seorang diantaramu
gemar memakan daging mayat saudaramu sendiri? Pastilah kamu merasa
jijik! Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menerima
taubat lagi Maha Penyayang.
Ada dua macam prasangka yaitu prasangka
baik (Khusnudh-Dzan) dan prasangka buruk (Su’udh-dzan). Prasangka ini
hukumnya terbagi menjadi empat kategori, yakni Haram, Wajib, Mustahab
(dapat dimengerti) dan Mubah (dapat diterima). Demikian adalah
penggolongan hukum prasangka oleh Imam Abu Bakr Jashash.
Contoh prasangka yang haram adalah jika
seseorang yang mengatakan bahwa Tuhannya tidak mengampuni, memberi
cobaan yang terlalu berat dan menganiaya dirinya lalu ia berputus asa.
Padahal Rasulullah pernah bersabda seperti ini:
“Hendaklah kamu senantiasa berbaik sangka kepada Allah sehingga maut merenggutmu” (HR. Muslim)
Contoh prasangka yang wajib adalah
ketika kita dalam perjalanan, tidak mengetahui arah kiblat dan tak
seorangpun dapat menunjukkan kemana arah kiblat maka kita sholat
menghadap ke arah ketetapan yang kita ambil adalah diperbolehkan. Lalu
ada prasangka Mustahab adalah ketika dianjurkan selalu berperasaan baik
kepada setiap muslim, namun tetap waspada dalam pergaulan tanpa harus
menduga-duga apakah seseorang punya niat jahat kepada kita atau tidak.
Prasangka yang mubah terjadi ketika orang tidak yakin sudah berapa
rakaat dia sholat, maka ia harus menggunakan prasangka yang paling kuat
di pikirannya. Selain hal diatas, semua prasangka adalah termasuk haram,
dilarang dan dikutuk oleh Allah.
Mengenai perihal memata-matai Allah
jelas melarang mencari-cari dan mengungkapkan rahasia orang lain.
Terkecuali itu ada hubungannya dengan rencana perbuatan jahat terhadap
diri sendiri, orang lain atau sekelompok kaum muslimin. Kemudian yag
terakhir adalah berghibah, yaitu membicarakan perihal orang lain dimana
jika yang dibicarakan mendengar maka akan sakit hati atau kecewa.
Membicarakan orang lain tanpa kehadiran dirinya adalah perbuatan
terlarang, meskipun pembicaraan itu benar adanya. Jika pembicaraan itu
bohong, maka dosanya lebih besar lagi yang disebut Buhthan atau tuduhan
palsu/bohong.
Bergunjing adalah suatu perbuatan buruk
sampai-sampai Rasulullah pernah mengatakan bahwa dosa bergunjing itu
lebih besar daripada zina.
“ Menggunjing adalah dosa yang lebih buruk dari berzina” (HR. At- Tabrani)
Dijelaskan oleh Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Abu Said dan Jabir dalam At-Tabrani bahwa, “Allah bisa
jadi mengampuni seseorang yang telah berzina dan kemudian menyesali
perbuatannya dan memohon ampunanNya. Namun Allah SWT tidak akan
memaafkan orang yang menggunjingkan orang lain, sebelum penderita
gunjingan itu memaafkannya.”
Dosa bergunjing memang dosa kecil, namun
saking kecilnya orang tidak sadar telah menumpuk banyak dan akhirnya
telah menjadi besar. Rasulullah sendiri memperingatkan supaya kita
berhati-hati dengan dosa kecil karena dapat mengakibatkan siksaan yang
pedih di alam kubur. Semoga momentum Ramadhan kali ini membuat kita
lebih awas dan waspada terhadap dosa-dosa kecil yang dapat membuat kita
bangkrut di akhirat kelak.
0 komentar:
Posting Komentar