Pendidikan Karakter dari seorang Ibu
"Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat
mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang
tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya
diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?
Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?
Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu. Jangan biarkan anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka
Bagaimana bila dibantu dengan kakek neneknya?
Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya. Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak-anaknya.
Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga dan anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga utk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.
Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia.
Semoga Bermanfaat dan bagikan untuk mencerahkan kita bersama
(Dikutip dari ibu Ainun Habibie)
0 komentar:
Posting Komentar