Lima Persiapan Menyambut Kedatangan Ramadhan
TAK
 terasa kita telah memasuki bulan Sya’ban. Berarti, tak lama lagi kita 
akan kedatangan bulan suci Ramadhan. Maka sudah sepatutnya kita 
melakukan berbagai persiapan dalam rangka tarhib Ramadhan (menyambut 
Ramadhan). Ibarat sosok tamu yang agung, kedatangan bulan Ramadhan mesti
 disambut dengan perasaan gembira dan suka cita oleh umat Islam.  
Setelah sekian lama berpisah, maka tamu yang agung ini kembali 
ditunggu-tunggu dan dielu-elukan kedatangannya dengan penuh kegembiraan 
dan kerinduan.
Jika kita kedatangan seorang tokoh atau tamu yang penting seperti 
presiden, menteri, gubernur dan sebagainya, maka berbagai persiapan pun 
kita lakukan dalam rangka menyambut kedatangan mereka. Mulai dari acara 
protokuler sampai dengan menghiasi dan membersihkan tempat yang akan 
dilewati dan dikunjungi oleh pejabat maupun tokoh penting tersebut. 
Penyambutan mereka dilakukan dengan antusias dan kegembiraan. Maka, 
sudah sepatutnya pula kedatangan bulan suci Ramadhan disambut lebih 
meriah dan gembira oleh umat Islam dibandingkan dengan kedatangan tokoh 
atau pejabat tersebut.
Ramadhan ibarat sosok tamu agung dan mulia yang selalu dielu-elu kedatangannya dan dirindukan perjumpaan dengannya.. Hal ini sangat wajar, mengingat tamu yang mulia ini (baca: Ramadhan) 
datang dengan membawa berbagai keutamaan, baik di dunia maupun di 
akhirat. Ramadhan merupakan bulan rahmat, maghfirah dan pembebasan dari 
api neraka. Selain itu, Ramadhan merupakan bulan keberkahan, karena pada
 bulan ini pahala suatu amal shalih dan ibadah dilipatgandakan. Demikian
 pula dengan keberkahan di dunia dengan bertambahnya rezki seseorang 
pada bulan ini, terutama bagi para pedagang kelontong, kue, pakaian 
muslim/ah, dan lainnya. Begitu agung dan mulianya bulan ini sehingga 
Rasul saw menjulukinya sebagai Sayyid Asy-Syuhur (penghulu segala 
bulan).
Maka sudah sepatutnya kedatangan tamu yang mulia ini disambut oleh 
umat Islam dengan penuh kegembiraan dan persiapan yang meriah. Bila 
tidak, tentu keislaman dan keimanan seorang yang mengaku dirinya muslim 
perlu dipertanyakan kembali dan discan kembali, bahkan bila perlu 
diformat ulang. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw, “Seandainya 
hamba-hamba mengetahui apa yang ada dalam apa yang ada pada bulan 
Ramadhan, niscaya umatku berangan-angan agar Ramadhan terus berlangsung 
sepanjang tahun.”
Meskipun hadits ini dhaif (lemah) menurut para ulama hadits , bahkan maudhu’
 (palsu) menurut sebahagian mereka, namun maknanya adalah benar. Yang 
dilarang adalah meyakini ucapan tersebut sebagai hadits Rasul dan 
dijadikan sebagai hujjah.
Persiapan tarhib Ramadhan sangat penting dan perlu dilakukan, agar 
Ramadhan kita nantinya menjadi sukses. Sebagaimana halnya ketika kita 
akan menghadapi suatu ujian (test) atau pertandingan, maka tentu kita 
terlebih dahulu mempersiapkan diri, agar berhasil dalam ujian (test) 
atau menang dalam pertandingan tersebut. Namun yang menjadi pertanyaan 
adalah bagaimana cara kita mempersiapkan diri untuk menyambut bulan 
Ramadhan agar Ramadhan kita sukses? Persiapan apa saja yang perlu kita 
lakukan dalam menyambut bulan yang mulia ini? Menurut penulis, untuk menyambut kedatangan Ramadhan, maka kita perlu
 melakukan berbagai persiapan baik dari segi fisik maupun jiwa, jasmani 
maupun rohani dan materi maupun moril. Di antara persiapan tarhib 
Ramadhan yang penting dan perlu dilakukan yaitu:
Pertama, perbanyak puasa sunnat pada bulan Sya’ban. 
Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban merupakan sunnah Rasul saw. 
Hukumnya adalah sunnat. Dalam sebuah riwayat, dari Aisyah r.a ia 
berkata, “Aku belum pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan 
puasa sebulan penuh melainkan pada bulan  Ramadhan, dan aku belum pernah
 melihat Rasulullah saw paling banyak berpuasa dalam sebulan melainkan 
pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain, dari Usamah bin Zaid r.a ia berkata, aku 
bertanya, “Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada 
bulan-bulan lain yang sesering pada bulan Sya’ban”. Beliau bersabda, 
“Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan 
Ra’jab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan 
dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka aku ingin amalku diangkat 
ketika aku sedang berpuasa.” (HR. Nasa’i dan Abu Daud serta dishahihkan 
oleh Ibnu Khuzaimah).
Adapun pengkhususan puasa dan shalat sunat seperti shalat tasbih pada
 malam nisfu sya’ban (pertengahan Sya’ban) dengan menyangka bahwa ia 
memiliki keutamaan, maka tidak ada dalil shahih yang mensyariatkannya. 
Hadits-hadits yang dijadilan sandaran sebagai keutamaan puasa dan shalat
 malam nisfu sya’ban itu dhaif dan maudhu’ menurut para ulama hadits. 
Al-Mubarakfury dalam kitabnya Tuhfah al-Ahwadzi (3/444) menyebutkan 
hadits nisfu sya’ban dhaif. Ibnu Al-Jauzi menvonis tersebut maudhu’ 
dengan memasukkan dalam kitabnya Al-Maudhu’at. Oleh karena itu, 
hadits-hadits tersebut tidak bisa dijadikan hujjah dan tidak boleh 
diamalkan berdasarkan ijma’ ulama.
Kedua, mempelajari fiqh ash-shiyam (fikih puasa). 
Seorang muslim wajib mempelajari ibadah sehari-harinya, termasuk fikih 
puasa, karena sebentar lagi kita akan menjalankan kewajiban ibadah 
puasa. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana cara berpuasa yang 
benar yaitu sesuai dengan petunjuk Rasul saw, agar ibadahnya diterima 
Allah Swt.
Dengan mempelajari fikih puasa maka ia dapat mengetahui hal-hal yang 
berkaitan dengan hukum puasa seperti rukun puasa, sunat dan adab puasa, 
yang membatalkan puasa dan sebagainya. Maka, sudah sudah sepatutnya 
menjelang kedatangan Ramadhan, seorang muslim memperbanyak membaca 
buku-buku tentang Puasa Ramadhan dan ibadah lainnya yang berkaitan 
dengan bulan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan membaca 
al-Quran. Persiapan ilmu ini wajib dilakukan oleh seorang muslim untuk 
memasuki bulan Ramadhan. Dengan ilmu, maka ibadah dapat dilakukan dengan
 cara yang benar dan diterima Allah saw. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah mudahkan pendalaman dalam menuntut ilmu agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, memberi kabar gembira dengan kedatangan 
bulan Ramadhan kepada umat Islam. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasul 
saw. Beliau selalu memberi taushiah menjelang kedatangan Ramadhan dengan
 memberi kabar gembira tentang bulan Ramadhan kepada para shahabatnya.
Dalam sebuat  riwayat dari Abu Hurairah beliau mengatakan bahwa menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah saw bersabda, “Telah
 datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan 
kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, 
pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga 
terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang
 terhalang kebaikan pada malam tersebut, maka ia telah terhalang dari 
kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi. Banyak 
lagi hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Ramadhan. Hal ini 
dilakukan oleh Rasulullah saw untuk memberi motivasi dan semangat kepada
 umat Islam dalam beribadah di bulan Ramadhan.
Keempat,
 menjaga kesehatan dan stamina fisik. Persiapan fisik agar tetap sehat 
dan kuat pada bulan Ramadhan sangat penting. Mengingat kesehatan 
merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan 
ibadah dengan baik dan penuh semangat. Namun sebaliknya bila seseorang 
sakit, maka ibadahnya sangat terganggu dan tidak semangat. Oleh karena 
itu Rasulullah saw bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima 
sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu 
sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu 
sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR.
 Al-Hakim) Oleh karena itu, menjelang bulan Ramadhan, maka kesehatan dan
 stamina fisik mesti dijaga. Makan harus teratur. Pola makan yang sehat 
harus dijaga. Selain itu, istirahat harus cukup.
Kelima, membersihkan rumah dan lingkungan. Islam 
memerintahkan kita untuk selalu hidup bersih dan sehat. Hal ini terbukti
 dengan perintah membersihkan diri dan tempat ibadah, terutama ketika 
ketika kita mau shalat atau melakukan ibadah lainnya. Untuk mewujudkan 
lingkungan yang sehat, maka kita perlu menjaga kebersihan di rumah dan 
di sekitar lingkungan kita. Bila kita kedatangan tamu ke rumah kita atau
 ke desa kita, maka kita sibuk membersihkan rumah dan lingkungan kita. 
Bahkan rumah atau desa dihias sedemikian rupa, agar tampak indah dan 
bersih. Maka, begitu pula sepatutnya kita menyambut bulan Ramadhan.
Terlebih lagi, bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Tentu kita 
menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk dalam shalat lima 
waktu dan tarawih. Allah berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah 
orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam 
shalatnya.” (Al-Mukminun: 1-2). Kekusyukan dalam ibadah akan 
mendatangkan ampunan Allah swt sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Jika 
kita menunaikan shalat lima waktu yang telah diwajibkan Allah Swt dengan
 whudu’ yang sempurna, tepat waktu dan penuh khusyuk, maka Allah 
berjanji akan mengampuni dosa-dosa kita. Orang yang tidak melakukan hal 
itu, dia tidak termasuk dalam janji Allah. Jika Allah menghendaki 
ampunan, maka Allah mengampuninya. Dan jika Allah menghendaki siksaan, 
maka Allah akan menyiksanya.” (HR. Abu Daud)
Rumah, masjid dan surau yang bersih dan indah tentu akan menciptakan 
suasana yang nyaman dalam beribadah, sehingga akan mendatangkan 
kekusyukan dalam beribadah. Sebaliknya rumah, masjid dan surau yang 
kotor dan bau, tentu akan mengganggu kenyamanan dalam ibadah sehingga 
menghilangkan kekusyukan. Apalagi sampai menimbulkan berbagai macam 
penyakit yang berbahaya akibat lingkungan yang kotor dan bau.
Persiapan Finansial dan Mental
Selain lima persiapan itu, ada yang tak kalah pentingnya. Yakni persiapan finansial (keuangan) dan mental. Bulan Ramadhan merupakan bulan amal shalih. Di antara shalih shalih 
yang sangat digalakkan pada bulan Ramadhan adalah berinfak dan 
bersedekah. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Dalam sebuah 
riwayat dari Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah saw adalah orang 
yang paling dermawan, dan sikap kedermawaaannya semakin  bertambah pada 
bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuyk mengajarkan 
al-Quran kepadanya. Dan biasanya Jibril mendatanginya setiap malam pada 
bulan Ramadhan untuk mengajari al-Quran. Sungguh keadaan Jibril sangat 
dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, sudah sepatutnya seorang muslim dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah saw.
Agar dapat memanfaatkan keberkahan bulan Ramadhan, maka sepatutnya 
seorang muslim menyiapkan sebahagian hartanya sebelum kedatangan bulan 
Ramadhan untuk diinfakkan dan disedekahkan pada bulan Ramadhan nantinya.
 Selain itu, persiapan finansial ini juga sangat bermanfaat untuk 
keperluan bersahur dan berbuka puasa. Terlebih lagi bila ingin menu 
berbuka puasa mencukupi dan sesuai dengan standar gizi yang diperlukan 
oleh tubuh kita.
Jiwa dan mental juga perlu persiapan. Hendaklah kita menyambut bulan 
Ramadhan dengan rasa penuh kegembiaraan dan tulus hati serta jiwa yang 
bersih (taubat). Siapkan diri untuk melakukan berbagai amal shalih dan 
ibadah pada bulan Ramadhan. Karena pada bulan ini kita akan beribadah 
puasa dan lainnya dengan optimal dan fulltime selama sebulan penuh. Jiwa
 dan mental kita harus dipersiapkan dengan penuh keimanan dan ketulusan 
hati (ikhlas) dalam beribadah. Dengan demikian, maka kesulitan dan sikap
 malas dalam ibadah bisa diatasi dan dihilangkan. Ibadah pun menjadi 
terasa mudah dan menyenangkan.  Selain itu, hendaklah menyucikan jiwa 
kita  dengan cara bertaubat kepada Allah Swt, agar jiwa kita bersih dari
 noda dosa. Begitu pula kita hendaklah membiasakan diri untuk melakukan 
ibadah-ibadah sunnah, seperti puasa sunnat, shalat sunnat dan 
memperbanyak membaca Al-Quran. Sehingga kita terlatih dan terbiasa 
melakukan ibadah yang optimal.
Demikianlah di antara berbagai persiapan yang dapat kita lakukan 
dalam rangka menyambut kedatangan tamu yang agung dan mulia yang bernama
 Ramadhan. Mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh 
kegembiraan, keimanan dan ketulusan hati. Raihlah berbagai  keutamaan 
yang dibawa oleh Ramadhan dengan melakukan berbagai amal shalih dan 
ibadah secara optimal. Semoga kita sukses dalam ujian dan ibadah di 
bulan Ramadhan ini...!!
Penulis
 adalah Ketua bidang Dakwah, Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDII) 
Prov. Aceh & pengurus Komite Penguatan Aqidah dan Peningkatan Amalan
 Islam (KPA-PAI) Kota Banda Aceh
 07.45
07.45
 



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar