Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Itu yang harus kita akui
dalam melihat dosa-dosa kita, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Dalam Al-Qur’an dan beberapa riwayat Hadits, perbuatan-perbuatan
dosa, baik besar maupun kecil, telah diberikan jalan atau cara untuk
ganjarannya. Yang termasuk dosa besar adalah membunuh, berzina, meminum
minuman keras, menuduh orang berzina, dan lain sebagainya. Namun, ada
dosa yang terbesar, yaitu mensekutukan Allah SWT.
dengan yang lainnya. Dosa-dosa ini termasuk tindakan kriminal dalam hukum Islam, apabila diangkat ke pengadilan si pelaku akan dijatuhi hukuman seperti yang telah ditentukan oleh ayat-ayat tersebut. Namun bila pelaku perbuatan tersebut tidak sampai ke\ pengadilan, misalnya karena tidak diketahui oleh aparat sehingga tidak ada yg melaporkan atau dia sendiri tidak mau mengaku kepada pengadilan, sang pelaku tetap menyandang dosa. Meskipun ia bebas dari hukuman dunia tapi ia tetap akan terancam hukuman akhirat.
dengan yang lainnya. Dosa-dosa ini termasuk tindakan kriminal dalam hukum Islam, apabila diangkat ke pengadilan si pelaku akan dijatuhi hukuman seperti yang telah ditentukan oleh ayat-ayat tersebut. Namun bila pelaku perbuatan tersebut tidak sampai ke\ pengadilan, misalnya karena tidak diketahui oleh aparat sehingga tidak ada yg melaporkan atau dia sendiri tidak mau mengaku kepada pengadilan, sang pelaku tetap menyandang dosa. Meskipun ia bebas dari hukuman dunia tapi ia tetap akan terancam hukuman akhirat.
Apa cara yang mesti dilakukan bagi orang-orang yang telah melakukan dosa besar untuk menghindari ganjarannya di akherat kelak?
Caranya dengan bertaubat. Allah pasti menerima taubat
hamba-hamba-Nya. Apakah dosa kecil maupun dosa besar, InsyaAllah pasti
diampuni. Dalam sebuah hadist dikatakan “Allah membuka pintu taubat
di pagi hari agar bertaubat pelaku dosa di malam hari, dan Allah membuka
pintu taubat di sore hari agar bertaubat pelaku dosa di siang hari.”
Selama hayat masih dikandung badan, selama jantung masih berdetak,
maka pintu taubat Allah selalu terbuka bagi siapa saja, tidak pandang
peduli siapapun. Bertaubat yang paling baik taubat nasuha, yaitu
meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa serta menyesalnya dan berniat
untuk tidak melakukan perbuatan tersebut di masa mendatang. Pintu taubat
terttup menurut riwayat adalah ketika seseorang sedang sekarat atau roh
telah mencapai tenggorokan. Sedangkan batas akhir pintu taubat terbuka
adalah hingga hari qiyamat. Yakinlah saudara, taubat anda pasti diterima
oleh Allah SWT
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk bertaubat
agar mereka beruntung. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an:
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S. An Nur (24) : 31)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang mensucikan diri.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 222).
Pengertian Taubat
Secara Bahasa taubat berasal bahasa Arab taaba – yatuubu – taubatan yang berarti kembali. Maksudnya, kembali dari segala yang tercela menurut agama Islam , menuju semua hal yang terpuji.
Sedangkan menurut istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba
kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik
secara sengaja atau tidak sengaja, dahulu, sekarang dan yang akan
datang.
Taubat apabila dibahasakan secara ringkas adalah meninggalkan atau
menyesali dosa dan berjanji tidak mengulanginya lagi (penyesalan atas
semua perbuatan tercela yang pernah dilakukan).
Dari makna tersebut bisa kita pahami bahwa dengan bertaubat secara
sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa, maka
segala dosa-dosa yang pernah dilakukan akan hilang atas ampunan dari
Allah SWT.
Untuk membersihkan hati dari dosa yang pernah dilakukannya, manusia
diperintahkan untuk bertaubat. Taubat merupakan media untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini
berupa taubat yang semurni-murninya
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” (Q.S. At Tahrim (66) : 8).
Dosa-dosa kecil bisa dihapus dengan amalan-amalan saleh, sedangkan
dosa-dosa besar seperti syirik, zina, membunuh dan lainnya hanya bisa
dihapus dengan taubat, sebagaimana Firman Allah berikut :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia Mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia Kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”. (An-Nisaa : 48).
Nabi Muhammad SAW, meskipun telah dijamin atau terpelihara dari
segala dosa (maksum), tetap bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT.
Berbicara masalah taubat, ternyata berkaitan erat dengan istighfar yaitu
memohon ampun dari semua dosa kepada Allah SWT dengan menundukkan hati,
jiwa dan pikiran. Istighfar tidak hanya melisankan dengan
“astghfirullahal “adzim”, tetapi harus disertai dengan keseriusan dan
harapan untuk memperoleh ampunan Allah SWT.
Dengan demikian, taubat memiliki peranan yang sangat penting bagi
kehidupan seorang hamba dalam perbaikan dirinya untuk menjadi hamba yang
lebih baik. Syech al-Nawawi mengatakan bahwa, jika dosa yang dilakukan
itu berada dalam koridor hubungannya dengan Allah swt, maka ada tiga
syarat yang harus dipenuhi agar taubatnya diterima, yaitu :
1. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam).
2. Meninggalkan perbuatan maksiat itu.
3. Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan maksiat itu.
4. Mengikutinya dengan perbuatan baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan. (lihat Q.S. Hud, 11 : 114)
Namun, apabila dosanya dilakukan terhadap sesama manusia, maka harus ditambah dengan dua syarat, yaitu:
1. Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi (dianiaya) atau dirugikan.
2. Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang diakibatkan perbuatan dholim atau meminta kerelaannya.
Ketika seseorang telah bertaubat, maka hatinya akan bersih, bersih
dari segala sifat-sifat yang bisa membawanya ke jurang Neraka. Taubat
juga merupakan sumber kedamaian dan ketenangan hati. Dari ketenangan itu
diharapkan akan muncul solusi dari segala problematika hidup yang kita
hadapi.
Dalam bertaubat, ada tiga tahapan;
Abul Qosim Al-Qusyairi, beliau menyebutkan tiga macam tingkatan
taubat, yang pertama adalah kata at-taubat itu sendiri yang menjadi
sifatnya orang-orang mu’min, kedua adalah al-inabah yang menjadi
sifatnya para auliya’ dan muqorrobin, kemudian yang ketiga adalah
al-aubah yang menjadi sifatnya para Nabi dan Rasul.
a. At-taubah
Yaitu sebagai sifatnya orang-orang mu’min adalah taubatnya
orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, kemudian mereka merasa sakit
karena perbuatan dosa tersebut, baik dengan merasakan kesusahan dalam
hatinya maupun terkena musibah karena perbuatan dosa-dosanya, kemudian
dia menyesal dan menyadari kesalahanya, lalu minta ampun kepada Allah
SWT. Ini adalah tingkatan taubat yang paling rendah.
b. Al-inabah
sebagai sifatnya para kekasih Allah dan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, adalah taubat yang dilakukan bukan karena menyesal melakukan dosa tetapi karena lalai dalam beribadah kepada Allah SWT. Karena mereka para auliya’ dan muqorrobin tersebut adalah orang-orang yang telah mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa. Taubat tingkatan ini adalah seperti taubatnya Umar bin Khotthob ketika terlambat melakukan sholat ashar berjama’ah dengan mensedekahkan kebun miliknya, atau seperti taubatnya Ali Bin Abi Tholib karena terganggu sholatnya oleh burung yang bermain di dekat tempat sujudnya.
c. Al-aubah
sebagai sifatnya para Nabi adalah taubat yang dilakukan bukan karena dosa dan kelalaian dalam beribadah tetapi karena melihat keadaan masyarakat dan kaumnya. Karena para Nabi tidak pernah melakukan dosa dan juga tidak pernah lalai beribadah kepada Allah. Mereka bertaubat karena merasa prihatin dan sakit atas kemaksiatan dan penyimpangan yang dilakukan kaumnya
Kriteria Taubat
Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat.
1) Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya.
“Selain orang-orang yang taubat sesudah berbuat kesalahan dan
mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha
penyayang.” (QS Ali Imran : 89)
2) Taubat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Taubat semacam ini sudah tidak dapat diterima.
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah
kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya
saya bertaubat sekarang. Dan tidak pula (diterima taubat) orang-orang
yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami
sediakan siksaan yang pedih.” (QS An Nisa : 18)
- Taubat nasuha atau taubat yang sebenar-benarnya. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Taubat semacam inilah yang dinilai paling tinggi (lihat Al Qur’an aurah At Tahrim : 8)
Proses Taubat
Taubat nasuha dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut.
1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An Nahl:53)
2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblis dan
dari kejahatan makhluk lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan
An Nahl : 98)
3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan
sungguh-sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya
tidak boleh diminta segera (QS Al A’raf : 35, Hud : 112, Al Isra’ :
17-19, Al Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta sadar karena tidak
semua keinginan dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25)
4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai
Allah (QS Yunus : 100) dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti
nafsu yang buruk (QS Hud : 46 dan Ar Rum : 29) serta selalu membaca
ayat-ayat alam semesta Al Qur’an (QS Ali Imran : 190-191), mendengarkan
perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan bertanya
kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43)
5) Bersabar (QS Al Baqarah : 155-157) karena kalau tidak
sabar orang beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas
: 30)
6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar
(QS Al Ankabut : 45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat
untuk mencari karunia Allah dengan selalu mengingatnya agar beruntung
(QS Al Jumuah : 9-10)
7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi
hikmah (QS Yusuf : 22, Al Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11
dan Al mukmin : 7)
Untuk bisa dinyatakan sebagai Taubat Nasuha, seseorang harus memenuhi 3 syarat sebagai berikut:
- Harus menghentikan perbuatan dosanya
- Harus menyesalai perbuatannya
- Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Dan mengganti dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan dengan hak-hak orang lain, maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak pada orang tersebut
Fadilah (Keutamaan) Taubat.
Pentingnya taubat adalah sebagai sarana untuk memohon ampun kepada
Allah atas segala perintah-Nya yang tidak dikerjakan serta segala
larangan-Nya yang dilakukan. Dalam hal ini adanya nadam (penyesalan)
mendalam yang muncul dari diri seseorang, sehingga ia kembali ke jalan
yang benar serta diredhai Allah Swt. dan mengerjakan kembali apa yang
diperintahkan Allah serta manjauhkan diri dari semua yang dilarang oleh
Allah Swt.
Orang yang bertaubat akan berusaha dan bahkan berjanji kepada diri
sendiri dan kepada Tuhan-nya, bahwa ia tidak akan mengulangi kembali
perbuatan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya di masa lalu.
Seandainya seseorang belum bertaubat dan tidak mau bertaubat tentu akan
selalu menambah dosanya, baik yang berhubungan dengan Allah maupun
sesama manusia.
Adapun keutamaan bertaubat itu adalah :
1. Dengan taubat seseorang akan meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla. Sebagai mana Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan
mencintai orang -orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah:
222).
2. Dengan taubat seseorang akan dilapangkan rezki dan dimudahkan
segala urusannya oleh Allah. Dengan demikian orang yang bertaubat
beroleh keberuntungan. Allah Swt. berfirman :
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31).
3. Dengan taubat seseorang akan disucikan hatinya dari segala
dosa-dosa. Dengan demikian seseorang akan beroleh surga dan selamat dari
siksa neraka. Sebagai mana Firman Allah ta’ala :
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu
akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat
di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah
orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya
barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59 – 60).
4. Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya. Allah ta’ala berfirman :
“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)
Allah ta’ala juga berfirman :
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya
Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya
diterima.
5. Dengan taubat seseorang akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Allah ta’ala berfirman :
“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat
sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha
Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf : 153).
6. Dengan taubat berbagai kejelekan seseorang akan diganti dengan berbagai kebaikan. Allah ta’ala berfirman :
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan
menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari
kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali
orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka
itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka
menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha
penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68 -70)
DOA-DOA TAUBAT
Rasulullah SAW membaca mengulang-ngulang doa taubat dibawah ini.
Bacalah doa istigfar seperti dibawah ini setiap saat, di majlis, habis
sholat, baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.
ASTAGHFIRULLAAHAL ADZIIM. ALLADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH.
Artinya:
“Akumemohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung,yang tak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya
ROBBIGHFIRLI WARHAMNI WATUB ‘ALAYYA INNAKA ANTATTAWWABUR ROHIIM
Artinya :
Ya Tuhan ampunilah dan sangilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang.
ALLAHUMMAGHFIRLI WAR HAMNI WA TUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM
Artinya :
Ya Allah ampunilah dan sayangilah aku dan terimalah taubatku,
sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang, atau
sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Pengampun.
ROBBIGHFIRLI WATUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM
Artinya :
Ya Tuhan ampunilah dan sayangilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima Taubat dan Maha Penyayang.
Abu Bakar Ashshiddiq mohon kepada Rasulullah, “Ajarkanlah aku suatu
doa yg bisa aku panjatkan saat munajat”, maka Beliau pun berkata,
“Bacalah:
‘ALLAHUMMA INNII
ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA
FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR
RAHIIM”
“Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan
kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni
dosa-dosa kecuali hanya Engkau, maka itu ampunilah aku dengan suatu
pengampunan dari sisiMu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Muttafaqun Alaihi)
Penghulu Taubat (Sayyidul istigfar)
ALLAHUMMA ANTA ROBBI LAA
ILAAHA ILLA ANTA KHOLAQTANI WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA ‘AHDIKA WA
WA’DIKA MAS TATHO’TU, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU ABUU-U LAKA
BINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA ABUU-U BIDZANBI FAGFIRLI INNAHU LAA YAGFIRUD
DZUNUUBA ILLA ANTA.
Artinya :
Ya Allah Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau , Engkaulah
yang menjadikan aku , dan aku adalah hamba-Mu, aku akan selalu menepati
janji-Mu sekemampuan-Ku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang
aku perbuat. Aku kembali kepada-Mu dengan nikmat yang telah Engkau
berikan telah Engkau berikan. Aku kembali kepada-Mu dengan dosa, maka
ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali
Engkau.
Penjelasan:
Rasulullah SAW bersabda bahwa lafadz tersebut diatas adalah penghulu dari semua lafadz-lafadz taubat, menurut riwayat Syiddad ra bahwa Rasulullah SAW mengatakan bahwa barang siapa yang mengucapakannya pada sore hari dan meninggal malam harinya, maka ia masuk dalam surga dan barang siapa yang mengucapkannya pagi hari dan meninggal siang harinya, maka ia masuk surga. (hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Nasai, Tirmidizi, Abu Daud, Ibnu Hibban, Alhakim dan linnya
Doa Taubat Dari Ustadz M. Arifin Ilham
“Ya Allah, pujianMu seluas langit dan bumi, hanya Engkau terpuji Ya
Allah, hamba berterimakasih padaMu yang telah memberi kesempatan hamba
bertaubat, ya Allah sampaikan sholawat salam untuk RasulMu yang mulia,
keluarga dan para sahabat yang menyertainya.
Ya Rabbana, kami telah menzholimi diri kami dengan banyak
berbuat maksiat, kalau Engkau tidak ampuni dan rahmati kami, niscaya
kami termasuk mahlukMu yang celaka.
Ya Allah tidak ada sesuatu pun tersembunyi di mataMu, alangkah
malunya hamba, alangkah hinanya hamba, alangkah kotornya hamba, rasanya
tidak pantas menyebut namaMu yang suci lagi mulia, sementara hamba ini
penuh dengan lumuran dosa, Engkau dengan rahmatMu masih memberi
kesempatan hamba bertaubat.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, Maha Pengasih Maha Penyayang
Maha Menerima Taubat, terimalah taubat hamba, ampunilah seluruh dosa
hamba, maafkan seluruh kesalahan hamba, hijrahkan hamba menjadi hambaMu
yang sungguh-sungguh takut padaMu dan dahsyatnya hari pembalasan…Ya
Allah, kabulkan doa hamba. Aamiin.
Doa Taubat Dari Ustadz Yusuf Mansur
“Allahumma sholli “alaa sayyidina Muhammadiw wa ‘alaa alii Muhammad.
Allahumma ya Allah, begitu banyak dosa-dosa kami ya Allah,
tapi kami juga paham, begitu besar ampunan-Mu. Begitu banyak maksiat dan
keburukan yang kami lakukan, tapi kami juga tahu bahwa kasih sayang-Mu,
rahmat-Mu jauh lebih besar daripada dosa-dosa kami.
Engkau pernah mengatakan Rasul-Mu Nabi Muhammad SAW; “Apabila ada
hambamu yang datang kepadamu dengan dosa sebesar gunung, sedalam lautan,
seluas samudera, maka Engkau mengabarkan; Nabbi’ ibadi anni ‘annal ghofuururrohiim,kabarkan kepada hamba-hambamu bahwa Aku Maha pengampun lagi Maha Penyayang.
Izinkan kami meridhoi dan mengikhlaskan diri apa yang Engkau putuskan dan gariskan untuk kehidupan kami.
Astaghfirullaahal ‘adziim. Allahumma anta Robbuna, ya Allah Engkaulah Tuhan kami;laa ilaaha illa anta, tiada Tuhan selain Engkau; kholaqtana, Engkau telah menciptakan kami; kami hamba-hamba Mu ya Allah. Kami berlindung kepada Engkau dari apa yang sudah kami lakukan.
Amiin amiin ya Rabbal’aalamiin.
Untuk membersihkan diri dari banyaknya noda yang ada di hati harus
dilakukan dengan memperbanyak berbuat kebaikan, karena hal tersebut bisa
menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lampau. Dalam berbuat
kebaikan itu harus didasari dengan ketawakalan, hati yang tulus ikhlas
dan hanya semata-mata mengharap keridhaan dari Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar