Jumat, 13 September 2013

Ma'af Mudah Diucapkan Tapi Tidak Semua Mampu

Jika Kita Enggan Memaafkan Maka Allah Tidak Akan Pernah Memaafkan Kita

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Memang,  melupakan sekaligus memaafkan  kesalahan orang lain termasuk  perbuatan yang sangat berat. Seolah-olah pekerjaan memindahkan sebuah gunung  dan  bukit. Apalagi luka yang mereka ukir  di dalam sanubari kita  begitu dalam dan lebar. Sepertinya  mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas.


Namun kita tetap di tuntut untuk memaafkannya,  terlebih  ketika dia sudah meminta maaf kepada kita .

Mengapa demikian?  Bukankah kita  ketika berbuat salah juga ingin dimaafkan? Karena itu maafkanlah dia .

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah  bersabda :

“Barangsiapa yang didatangi  saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak  yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal  tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)

“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani)

“Barangsiapa senang  melihat bangunannya  dimuliakan, derjatnya di tingkatkan , maka hendaklah dia mengampuni  orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah  memutuskan hubungannya dengan dia “ (HR Al-Hakim)

“Jika hari kiamat tiba , terdengarlah suara panggilan, “Manakah  orang-orang yang suka mengampuni dosa  sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu .Dan menjadi hak setiap muslim  jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR  Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)

Fudail bin Iyad berkata : “Jiwa kesatria ialah  memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.”

Anas RA berkata  : “Ketika Rasulullah shalallahu Alaihi Wassallam  duduk diantara kami, tiba-tiba ia tersenyum  sehingga nampak gigi serinya ,maka umar bertanya :
”Apakah yang menyebabkan  tertawamu  Ya Rasulullah ?”
 jawab beliau  :”Ada dua orang  berlutut  di hadapan Tuhan Rabbul Izzati. Lalu yang satu berkata :”Aku menuntut hakku yang dianiaya oleh kawanku itu.”
Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya :”Kembalikan haknya” .
Orang itu menjawab :”Tiada sesuatupun hasanahku  (kebaikanku)”.
Maka berkatalah orang yang menuntut itu :”Suruhlah ia menanggung dosaku”.

Tiba-tiba Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  mencucurkan airmatanya menangis sambil bersabda :” Sesungguhnya hari itu sangat ngeri, hari dimana tiap-tiap orang ingin kalau orang lain menanggung dosanya. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepada yang menuntut :
“Lihatlah keatas kepalamu, perhatikanlah surga-surga itu. Maka ia mengangkat kepalanya lalu berkata : “Ya Tuhan, aku melihat gedung-gedung dari emas yang bertaburkan mutiara, untuk nabi yang manakah?”
Allah menjawab :”Itu  untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Ia bertanya : “Siapakah  yang dapat membayar harganya?”
Allah menjawab :” Engkau mempunyai harganya.”
Ia berkata : “Apakah itu Ya Tuhan?”
Allah menjawab :” Memaafkan kawanmu itu.”
 Lansung ia berkata  : “Aku memaafkan dia “
Maka Allah berfirman :”Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah  kalian berdua ke surga “
Kemudian rasulullah membaca  “Fattaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum , sebab Allah memperbaiki (mendamaikan) antara  kaum mukminin dihari kiamat “ (HR Abu ya’la Al Maushili)


Nabi Muhammad Shalallahu bersabda kepada Uqbah  ; “Ya Uqbah  maukah engkau kuberitahukan  tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah? . “Yaitu  menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya  kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu “ (HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani )


Sementara itu, kalau ia belum mau taubat dan minta maaf, maka doakanlah agar suatu saat dia menyadari akan kesalahan yang dia lakukan dan bertaubat atasnya,Kalau kita tidak mau memafkannya sama artinya kita membiarkannya  menanggung dosa dan berjalan menuju  ke  neraka. Jika demikian alangkah naifnya kelak kita di hadapan  Allah.

Janganlah kita bersikukuh untuk enggan memaafkan orang lain, karena akan menyebabkan dosa kita tidak pernah diampuni oleh NYA. Bukankah ini merupakan kerugian besar  yang menimpa seseorang?!

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)

“Barangsiapa yang tidak mau memberi ampun  kepada orang, maka ia tidak akan di beri ampun “ (HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah Ra)

Mari kita belajar dari sifat pemaafnya Allah kepada  para hamba–NYA yang telah membunuh para wali-NYA.  Sifat pemaaf Rasulullah pada umat yang menyakitinya. Teladan para sahabat Ra yang  mau berlapang dada kepada saudaranya yang telah menyinggung perasaannya.


Ucapkanlah ucapan kasih sayang  padanya :

“Pada hari ini tidak ada cercaan kepada kamu , mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) ,dan DIA adalah Maha Penyayang diantara Penyayang.”  ( QS Yusuf  ;92)

Inilah ucapan Nabi Yusuf  AS kepada saudaranya, ketika mereka minta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu


Wallahu a’lam bishawwab

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution