Sekilas Pelajaran Akhlak Berdasarkan Hadis
Rasulullah
Saw bersabda, 'Orang yang paling berakal di antara kalian adalah orang
mempunyai empat karakteristik: Dia mengenal Tuhannya lalu mentaati-Nya
... '
Pelajaran
akhlak berdasarkan hadis ini hanya sebagian kecil dari pelajaran
Ayatullah Mujtaba Teherani yang berapa hari lalu meninggal dunia. Dia
adalah guru besar akhlak di Teheran, bangku pelajarannya tidak hanya
dihadiri dan dinikmati oleh kaum terpelajar, bahkan masyarakat dari
berbagai lapisan hadir untuk mendengarkan pelajaran akhlah yang dia
sampaikan.
Berikut ini kami akan menukil sebagian hadis penuh makna yang dia terangkan di pelajaran akhlaknya:
Hindarilah percintaan dengan musuh Allah Swt!
Amirul
Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, 'Hati-hati jangan sampai kamu
menjalin hubungan cinta dengan musuh Allah Swt, jangan sampai pula kamu
memurnikan cintamu untuk selain kekasih Allah Swt! Sungguh di hari
kiamat setiap orang akan dibangkitkan bersama orang yang dicintainya.Di
awal sabdanya, beliau memperingatkan kita jangan sampai mencintai musuh
Allah Swt, lalu beliau bersabda, 'Maka ketika hendak menjalin hubungan
cinta, walau tidak dengan musuh Allah Swt, tapi hendaknya kamu
berhati-hati dalam cintamu; hendaknya kemurnian niatmu hanya untuk para
kekasih Allah Swt.'
Shalat tanpa kehadiran kalbu laksana bayar hutang
Telah
diriwayatkan dari Imam Ja'far Shadiq as bahwa beliau bersabda, 'Ketika
seorang hamba melakukan shalat secara remeh, Allah Swt berfirman kepada
para malaikat-Nya, 'Tidakkah kalian melihat hamba-Ku ini? Seolah-olah
dia berpikir bahwa yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya adalah selain
Aku. Tidakkah dia tahu bahwa kebuthan-kebutuhannya hanya akan terpenuhi
di tangan-Ku?'
Shalat
tanpa kehadiran hati dan terburu-buru seperti halnya seseorang yang
hendak melunasi hutang, sehingga sebisa mungkin dia mempersingkat dan
menguranginya. Sedangkan penagih hutang, dia akan menagihnya sampai
bagian yang terakhir. Kenapa bisa demikian? Ketika ingin membayar hutang
Ilahi kamu menguranginya dari sana-sini, tapi ketika ingin minta rezeki
dari Dia kamu memohonnya sampai bagian yang terakhir, bahkan kamu terus
menerus mengatakan, 'Anugerahilah aku!' jangan lupakan bahwa keadilan
adalah sesuatu yang bagus!
Makna berkah dalam rezeki
Rasulullah
Saw bersabda, 'Barangsiapa yang menahan hak saudara muslimnya seraya
tidak segera memenuhi hak itu kepadanya maka Allah Swt mengharamkan
berkah rezeki baginya, kecuali apabila dia bertaubat dari perbuatannya. Sudahkah
Anda perhatikan apa dampak perbuatan ini? Bahwa Allah Swt menghalangi
seseorang dari berkah rezekinya, memang Dia tetap memberikan rezeki itu
kepadanya tapi Dia tahan berkah rezeki itu darinya? Jangan bayangkan
bahwa itu berarti mengurangi rezeki tersebut, Allah Swt tidak mengurangi
rezeki yang telah Dia tetapkan untuk hamba-Nya, tapi rezeki itu tidak
lagi mempunyai berkah baginya. Sungguh Allah Swt mahatahu bagaimana
harus melakukan sesuatu, maka jangan sekali-kali berkeinginan untuk
memperdayanya, Dia berfirman:
Łَ Ł
َŁَŲ±ُŁŲ§ْ Łَ Ł
َŁَŲ±َ Ų§ŁŁّŁُ Łَ Ų§ŁŁّŁُ Ų®َŁْŲ±ُ Ų§ŁْŁ
َŲ§ŁِŲ±ِŁŁَ / Ų¢Ł Ų¹Ł
Ų±Ų§Ł 54
Artinya:
Dan mereka memperdaya dan Allah memperdaya, dan Allah sebaik-baik pemerdaya. (QS. Alu Imran [4]: 54).
Dengan
demikian, Allah Swt tidak akan mengurangi rezeki hamba-Nya, tapi ketika
berkah rezeki diambil maka hamba itu akan menggunakannya dalam
kesengsaraan.
Tiga hal yang mengantarkan manusia pada kebutuhan dunia dan akhiratnya
Imam
Ja'far Shadiq as bersabda, 'Ada tiga hal yang apabila seseoang
berpegang teguh padanya niscaya dia akan sampai kepada tuntutan-tuntutan
dunia dan akhiranya. Tiga hal itu adalah:
1. Hendaknya dia berpegang
teguh kepada Allah Swt (seraya tidak bermaksiat kepadanya);
2. Hendaknya
dia rela atas apa saja yang diridhoi oleh Allah Swt;
3. Hendaknya dia
berbaik sangka kepada Allah Swt. Berdasarkan
sabda beliau di atas, siapa pun yang menjaga tiga hal tersebut niscaya
akan sampai kepada kebutuhan dunia maupun akhiratnya. Yang pertama
adalah meninggalkan dosa. Kita seringkali menyingkirkan hal yang pertama
dan memperhatikan yang lain, kita membayangkan diri kita -na‘Ć»dzu billĆ¢h- lebih
mengerti daripada Allah Swt. Itulah sebabnya urusan kita semakin lama
semakin rumit bagai benang kusut, setelah itu kita mengeluh. Jangan
mengeluh! Sejak awal hindarilah perbuatan maksiat dan dosa.
Perhatikanlah bahwa Allah Swt lebih menekankan pada hamba-Nya untuk
meninggalkan perbuatan maksiat dan dosa daripada menjalankan ketaatan.
Tinggalkan perbuatan maksiat dan dosa serta berharaplah akan karunia
lembut Allah Swt. Ketika itu, niscaya Allah Swt tidak akan membuatmu
putus asa, melainkan Dia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia maupun
akhiratmu.
Esensi dunia dan pola pandang manusia terhadapnya
Suatu
ketika, seseorang berkata kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thlaib as,
'Apa pandanganmu tengan dunia?' beliau bersabda, 'Apa yang mesti
kukatakan tentang rumah yang dimulai dengan kesedihan dan diakhiri
dengan kematian. Siapa pun yang mencari ketidakbutuhan (kekayaan) di
dunia ini pasti tetap membutuhkan (miskin), dan siapa pun yang butuh
(miskin) pasti sedih. Hal-hal yang halal di dunia ini pasti
diperhitungkan, sedangkan hal-hal yang haram di sana pasti dibalas
dengan siksa dan api neraka. Semakin
penuh tangan manusia dengan hal-hal duniawi maka semakin bertambah pula
perasaan butuh dia kepadanya dan tidak akan pernah puas (kenyang),
bahkan dia bertambah serakah (lapar). Sebagaimana tersinyalir dalam
berbagai hadis, dunia ini seperti air laut yang asin, kamu ingin melepas
dahaga dengannya, tapi semakin banyak kamu minum maka kamu semakin haus
dari sebelumnya. Siapa pun yang lebih kaya maka dia semakin
membutuhkan. Apa
maksud beliau bersabda demikian? Apa beliau mengucapkannya lalu lewat
begitu saja? Tidak! Beliau ingin menegaskan bahwa apakah orang yang
mengikat hatinya pada dunia ini berakal sehat-? Tidak! Sungguh dungu
orang yang hatinya terikat pada dunia dengan segenap karakteristik itu.
Dengan sabda itu beliau ingin memperingatkan kita, gunakan baik-baik
akal kita jangan sampai terpikat pada dunia yang awal dan akhirnya
seperti itu.
Pesan Luqman Hakim kepada anaknya untuk mendapatkan kemuliaan di dunia
Dalam
sebuah hadis diriwayatkan bahwa Imam Ja'far Shadiq as bersabda, 'Di
antara pesan Luqman kepada anaknya adalah, 'Apabila kamu ingin
mengumpulkan kemuliaan di dunia, maka putuslah keserakahanmu terhadap
apa saja yang ada di tangan orang lain. Kemuliaan
di dunia macam-macam, seperti kemuliaan harta, kemulian harga diri dan
lain sebagainya. Hakikat kemuliaan adalah ketika seseorang mampu menarik
perhatian kalbu orang lain, dimana hal itu terkadang disebut dengan
pemerintahan atas kalbu. Ini merupakan sebuah kekuasaan. Coba
perhatikan para nabi dan shiddiq, dengan tangan kosong dari dunia mereka telah sampai ke posisi di mana mereka harus sampai ke sana, yaitu
kekuasaan terhadap hati massa. Secara material, mayoritas nabi
terhitung fakir miskin, tapi meskipun kondisi mereka di tengah
masyarakat miskin mereka tetap sampai pada kedudukan yang semestinya,
dan masyarakat pun mencintai mereka.
Empat karakteristik orang yang berakal
Rasulullah
Saw bersabda, 'Orang yang paling berakal di antara kalian adalah orang
mempunyai empat karakteristik: Dia mengenal Tuhannya lalu mentaati-Nya.'
Ungkapan kenal berbeda dengan tahu, subjek pengetahuan berdimensi konseptual, sedangkan subjek pengenalan berdimensi faktual. Selanjutnya,
dia mengenal kawan dan lawan. Dia mengenal siapa lawan dan kemudian
menolak seruan-seruannya. Dia mengerti tempatnya yang abadi dan kemudian
memakmurkannya. Memakmurkan tempat yang sementara dan penyebrangan
adalah sebuah ketidakberakalan. Sumbjek pembicaraan di sini adalah orang
yang paling berakal, orang yang demikian tidak memakmurkan tempat
penyebrangannya, tapi dia akan melewatinya dan pergi.
Karakteristik
yang terakhir adalah dia menyadari bahwa cepat sekali kepergian
dirinya. Detik demi detik kita semakin dekat pada kematian. Rasulullah
Saw tidak bersabda bahwa orang yang berakal menyadari kalau dirinya
sedang meninggalkan dunia, melainkan beliau bersabda bahwa orang yang
berakal sadar bahwa dirinya sangat cepat meninggalkan dunia. Ketika
seseorang menyadari hal ini, apa yang akan terjadi? Niscaya dia akan
berkata kepada dirinya bahwa aku sedang meninggalkan dunia ini dengan
cepat sekali, karena itu sewajarnya aku untuk mengumpulkan bekal untuk
kubawa ke tempat tujuan, karena tidak mungkin aku kembali lagi ke dunia.
(farsnews – ND)
0 komentar:
Posting Komentar