Jumat, 25 Januari 2013

Semua Perkara yang Kita Hadapi Menjadi Kebaikan

Sabar Tanpa Batas Raih Rida Ilahi


Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Yahya Shuhaib ibn Sinan ra, Rasulullah bersabda, “Sangat mengagumkan orang yang beriman itu. Sesungguhnya semua perkara yang dia hadapi menjadi kebaikan untuknya”.

Menurut riwayat itu hanya orang yang beriman yang dapat melakukannya. Jika mendapatkan nikmat (kesenangan) ia bersyukur. Maka sikap itu menjadi kebaikan untuknya. Dan apabila ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka sikap itu membawa kebaikan untuknya.

Membaca riwayat hadits ini, penulis teringat dengan sebuah pengalaman pribadi. Di saat lemah dan terpuruk dalam masalah hidup yang menggunung, saya pernah curhat dengan seorang teman warga Negara Al Jazair yang bernama Muhammad Mahdi Jaaballah. Dengan detail saya menceritakan masalah yang sedang dihadapi, mulai dari soal keuangan, keluarga sampai kepada masalah kuliah dengan segala problemnya.

Percakapan antara penulis dan seorang teman itu terjadi sekitar tahun 2003 di atas sebuah bus umum, dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing setelah konsultasi dengan dosen pembimbing. Penuh semangat saya bercerita, dengan harapan barangkali ia dapat memberikan solusi yang saya harapkan. Kisah demi kisah diceritakan bersamaan dengan lajunya bus menelusuri jalan Kota Mesir yang padat.

Ketika hampir sampai ke salah satu halte dimana kami harus berpisah, melanjutkan tujuan pulang ke rumah masing-masing,  temanku itu menitipkan sebuah pesan yang pada mulanya, aku kecewa dengan solusi yang begitu gampang diucapkan namun hanya orang-orang tangguh yang dapat melakukannya.

Seakan tanpa beban dia berkata kepadaku, “Ushbur ya akhi” (bersabarlah wahai saudaraku).

Aku memang kesal dan kecewa  pertama kali mendengar pesan singkat itu. Saat itu hatiku berkata, “Kamu sih enak aja mengucapkan “sabar wahai saudaraku”, sebab kamu tidak mengalami apa yang sekarang aku rasakan.”

Lalu kekesalan itu aku tunjukan dengan ucapan iseng. “alaisa assabru mahduud?!” (bukankan sabar itu ada batasnya)? Ungkapan yang sering aku dengar dari orang-orang di kampung halamanku ketika mereka mempersoalkan tentang sabar.

Aku tidak mengira jika celotehanku itu membuat temanku sedikit marah. Tapi dengan arif dia menyembunyikan kemarahannya dan mengajak aku berfikir dengan analogi yang dia ucapkan kepadaku.

“Apa kamu tidak membaca firman Allah SWT ayat 10 surah Az Zumar?” tegasnya kepadaku. Yang dia maksud adalah firman Allah SWT:     “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

“Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah SWT menyediakan pahala yang tiada batas untuk orang-orang yang bersabar?” tambahnya.

Lalu ia melanjutkan analogi yang ingin dia sampaikan kepadaku,     “Jika Allah SWT menyediakan pahala untuk orang-orang sabar itu tanpa batas, berarti sabar itu tidak ada batasnya. Sebab jika sabar itu terbatas, maka tentunya Allah juga akan membatasi pahala dan balasan buat orang-orang yang bersabar.”

Mendengar uraiannya yang  amat jelas, bagaikan bara api yang tersiram air, kekecewaan dan perasaan jengkel yang sempat merasuki hatiku padam dan berubah menjadi sebuah penyesalan. Penyesalan yang tidak pernah aku lupakan. Bahkan setiap kali aku melewati ayat tersebut, seakan percakapanku dengannya baru saja terjadi.

Sangat kuat kenangan itu terpatri dalam ingatanku.

Ternyata keliru orang yang menganggap atau mengatakan bahwa kesabaran yang diperintahkan Allah itu memiliki batas. Tidak benar apa yang selama ini aku yakini. Keyakinan yang aku dapatkan dari kebiasaan orang-orang kampungku mengatakannya.

Yang pasti, Allah SWT tidak pernah membatasi kesabaran. Namun karena manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak akan pernah sama, antara satu dengan yang lain, sampai di mana bisa bertahan untuk sabar.

Maka mungkin ada benarnya jika dikatakan, Allah akan memberikan pahala kepada orang-orang yang sabar sesuai dengan sampai di mana dia dapat bersabar. Dan semakin dia tangguh dan bersabar, maka nilai pahala dari Allah pun semakin besar pula.

Artinya, di sisi Allah kesabaran itu tidak memiliki batas. Namun di sisi manusia, kesabaran itu akan terbatas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semakin ia bersabar maka semakin besar pahala yang disediakan Allah SWT.

Bahkan dengan besarnya cobaan yang dapat dilewati dengan sabar dan tabah, maka semakin tinggi kedudukan seseorang di sisi Allah. Firman Allah SWT:

“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS. Muhammad: 31)

Firman lainnya dari Allah SWT:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” ( Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali).

Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil) mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 155-157)

Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah untuk dapat bersabar dalam melewati ujian dan tantangan hidup. Amien yaa rabbal ‘alamiin.  




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution