Alfatihah Intisari Ajaran Al-Qur’an
Surat Alfatihah adalah sebuah surah yang selalu kita baca dalam
setiap sembahyang. Didalam Hadis-hadis telah diterangkan banyak sekali
nama-nama dan juga banyak keistimewaan2nya. Didalam satu riwayat ia
dnamakan Surah Assolat juga.
Hazrat Abu Hurairah r.a. meriwayatkan
katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda:
” Allah swt berfirman bahwa
Surah Al Fatihah dibagi dua bagian antara Dia dengan hamba-hamba-Nya.
Yakni separuh bagian pertama dari surah itu disebutkan Sifat-sfat Ilahi
dan separuh bagian kedua adalah do’a bagi hamba-hamba-Nya.”
Demikianlah keadaan pentingnya surah itu. Dengan demikian setiap orang
yang menunaikan salat harus menaruh perhatian penuh kepadanya. Dengan
merenungkan sifat-sifat Allah swt ia harus banyak mengambil faedah
daripadanya. Dan do’a-do’a yang terdapat didalamnya harus dibaca dengan
penuh perhatian dalam setiap raka’at diwaktu sholat agar dapat
memperoleh barkat-barkat daripadanya. Demikian
juga harus selalu diingat bahwa surah Al Fatihah ini mempunyai kaitan
sangat erat dengan zaman sekarang ini yaitu zaman Hazrat Imam Mahdi
Masih Mau’ud a.s. Didalam Kitab-kitab terdahulu juga terdapat
nubuatan-nubuatan tentang Surah ini.
Dan pokok pembicaraan Surah
Alfatihah sendiri mengisyarahkan kepada nikmat-nikmat Allah swt dizaman
Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan cara untuk meraihnya dan juga
mengisyarahkan kepada usaha untuk menyelamatkan diri dari keburukan dan
kesesatan dizaman ini.
Maka dari segi itu Surah Al Fatihah ini
harus menjadi satu hal yang besar dan sangat penting bagi semua umat
Muslim dizaman ini. Akan tetapi malangnya ulama-ulama Muslim dizaman ini
telah menanamkan pengaruh mereka dikalangan umat Islam dan menguasai
mereka sampai kebatas untuk menghapuskan kemampuan mereka sehingga
kebanyakan dari mereka tidak ingin merenungkannya kearah itu. Oleh sebab
itu masyarakat Muslimin pada umumnya tidak ingin merenung dan
memikirkan masalah ini. Namun dengan karunia Allah swt ada juga sejumlah
orang-orang Muslim yang merenungkan dan memikirkan-nya serta mereka
memandang perlu kehadiran Al Masih dan Al Mahdi dizaman ini. Sedangkan
orang-orang yang menamakan diri mullah dan ulama itu sedang membawa
mereka kearah jalan yang menyesatkan. Maka orang-orang Muslim yang
menaruh perhatian terhadap pentingnya zaman ini, mereka menyatakan zaman
ini adalah zaman merebaknya kejahatan dan kesesatan. Perbuatan syirik
nampak kepada mereka sedang berkembang luas disetiap tempat. Dan untuk
mencegahnya diperlukan kehadiran seorang hamba Allah swt yang khas.
Mereka mempunyai kesadaran kearah itu. Maka mereka harus berusaha juga
mencari apakah kiranya hamba Allah swt itu sudah datang dizaman ini?
Ketahuilah, sesungguhnya hamba Allah swt yang khas itu sudah datang.
Namun oleh karena kebanyakan manusia telah mengikuti jalan orang-orang
yang menamakan diri para ulama itu mereka tidak bersedia menerima hamba
Allah swt yang khas itu.Atau karena takut kepada para ulama itu mereka
tidak bersedia menerima kebenaran yang dibawa oleh hamba Allah yang khas
itu. Jadi sebaiknya para ulama dan juga masyarakat awam harus memohon
bimbingan kepada Allah swt. Dan mereka harus meninggalkan sifat keras
kepala mereka.
Bagaimanapun tugas kita orang-orang Ahmady hanyalah menyampaikan
amanah yang sudah kita yakini dan insya Allah kita akan terus
menyampaikan amanah ini tidak akan berhenti. Namun kita orang-orang
Ahmady yang telah menisbahkan diri kepada Hazrat Imam Mahdi, Masih
Mau’ud a.s. harus meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Kita harus
berusaha memperoleh berkat sebanyak-banyaknya dari penjelasan-penjelasan
Surah Al Fatihah juga. Sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah
menjelaskan tafsirnya secara terbuka didalam berbagai buku yang telah
beliau tulis. Berbagai pokok pembahasannya telah beliau jelaskan
dihadapan kita. Sesungguhnya beliau telah meletakkan tanggung jawab
diatas pundak kita untuk berusaha memahaminya. Dan kita harus berusaha
untuk memperoleh pengertiannya agar hasil pembahasan masalah inidapat
diterapkan kepada diri kita sehingga kita memperoleh banyak berkat
daripadanya.
Pada waktu ini saya akan berusaha menjelaskan tafsir Surah Al Fatihah
yang telah dikemukakan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. mulai dari ayat
kedua setelah Bismillahirrahmanirrahim yaitu dari ayat Alhamdulillahi
Rabbil ‘alamin. Beliau telah menjelaskan berbagai jenis rahasia
pengetahuan yang tersembunyi didalam ayat ini dengan berbagai macam
cara. Saya ambil hanya beberapa kutipan dari beberapa pokok masalah
mengenai ayat ini dari ilmu pengetahuan dan keruhanian yang telah
beliau uraikan. Banyak sekali referesensi yang telah beliau tulis hanya
tentang ayat ini saja. Dengan mendengarnya atau membacanya pasti ilmu
pengetahuan kita akan semakin bertambah. Namun hanya dengan satu kali
mendengar atau satu kali menela’ahnya manusia tidak akan dapat memahami
sampai batas maksudnya yang sangat luhur. Dan memang tidak mungkin dapat
memahami sampai kepada maksudnya yang utama dengan hanya satu kali
mendengar atau hanya satu kali menela’ahnya. Untuk dapat memahami
sebaik-baiknya sangat diperlukan usaha untuk menela’ah dan menyimaknya
berulang kali dengan tekun. Barulah kita akan dapat memahami dengan
sesungguhnya ilmu pengetahuan yang telah dijelaskan oleh Hazrat Masih
Mau’ud a.s tentang Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin itu dan kita akan mendapat banyak sekali faedah dari padanya.
Dalam menjelaskan secara ringkas tentang ayat Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Alhamdulillah
artinya segala puji bagi Wujud Yang Patut disembah, yang pada Wujudnya
terhimpun semua Kemuliaan yang kamil dan sempurna, yang bernama Allah.
Yakni semua pujian dan kemuliaan yang kamil dan sempurna adalah milik
Allah. Yang didalam Zat-Nya berhimpun semua sifat-sifat. Dan semua
sifat-sifat itu hanya terdapat pada Allah swt secara Kamil dan sempurna.
Beliau a.s. bersabda:” Nyatalah yang memiliki semua sifat-sifat Kamil
dan sempurna itu adalah Allah. Sebelumnya juga kami telah menerangkan
bahwa didalam istilah Alquranul Karim, Allah adalah nama Zat Kamil Yang
patut disembah dan pemilik semua sifat-sifat Kamil dan suci dari setiap
jenis ‘aib atau noda. Dia suci dari semua jenis keburukan, kelemahan,
kekurangan dan dari semua jenis kehinaan. Dan Dia adalah wahdahu laa syarik, Dia tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya dan
Dia adalah sumber segala berkat. Yakni semua berkat memancar dari
pada-Nya. Sebab didalam kalam suci-Nya, Alqur’anul Karim, Tuhan telah
menyebutkan nama-Nya sendiri, yaitu Allah. Dia telah menetapkan semua
sifat-sifat-Nya telah masuk kedalam nama-Nya.” Yakni semua sifat-sifat
itu berhimpun didalam nama Allah swt. Berapapun banyaknya sifat-sifat
yang ada semuanya sudah terdapat pada Zat Allah swt. Dan Tuhan tidak
memberikan kedudukan seperti itu dimanapun dan kepada siapapun selain
kepada Zat-Nya sendiri. Disebabkan nama Allah ini memiliki kesempurnaan
yang kamil diatas semua nama dan sifat-sifat, maka semua kesempurnaan
sifat-sifat yang kamil itu hanya terdapat pada Zat-Nya sendiri. Dan oleh
karena Tuhan adalah penyandang semua sifat-sifat itu, maka maknanya
adalah Tuhan merangkum semua sifat-sifat itu secara menyeluruh.” Yakni
nama Allah, atau perkataan Allah ini, didalamnya terkumpul semua sifat
secara kamil dan menyeluruh.
Jadi intisari dari Alhamdulillah itu beliau a.s. jelaskan sebagai berikut:” Semua jenis hamd (pujian) apakah
dari aspek zahir maupun batín, dari segi kamalaat zati, atau dari segi
keajaiban alami, khusus bagi Allah swt. Tidak ada campur tangan yang
lain. Dan seberapa jauh akal dan pikiran manusia dapat menjangkau
ketinggian pujian yang kamil atau seberapa jauh akal manusia dapat
mengira pujian dan sanjungan setinggi-tingginya semua pujian itu
hanyalah untuk Allah semata.” Yakni kesempurnaan pujian yang
smulia-mulianya yang dapat dijangkau oleh fikiran manusia atau yang
dapat dihasilkan oleh seorang ahli fikir semua kelebihan itu hanya
terdapat pada Zat Allah swt. Dan tidak mungkin ada suatu
keistimewaan yang dapat diketahui oleh akal manusia, namun Allah swt
seperti orang malang luput dari keistimewaan itu. Tidak mungkin terjadi
demikian. Dalam kata lain tidak ada alasan untuk memikirkan suatu
keistimewaan yang tidak termasuk kedalam sifat Allah swt atau Allah swt
mahrum dari sifat itu. Beliau a.s. bersabda:”Seorang berakal tidak
mungkin mengemukakan suatu keistimewaan yang tidak ada pada Allah swt.
Fikiran manusia sangat terbatas, ia tidak dapat menjangkau dan tidak
dapat merangkumi semua sifat-sifat mulia Allah swt. Berapapun tingginya
keagungan sifat-sifat Allah swt yang dapat dijangkau oleh akal-pikiran
manusia, semua keagungan sifat-sifat itu terdapat pada Allah swt. Dan
Tuhan mempunyai semua sifat, zat dan keistimewaan dari semua jenis yang
tak dapat dijangkau semua oleh fikiran manusia dan secara keseluruhan
Tuhan bebas dari setiap unsur aib atau noda. Oleh sebab itu Hazrat
Rasulullah saw telah mengajar kita sebuah do’a yaitu: Ya Allah aku
memohon kebaikan dari Sifat atau nama Engkau yang telah aku ketahui dan
aku memohon perlindungan dari padanya. Begitu juga aku memohon kebaikan
dan memohon perlindungan dari Sifat atau nama Engkau yang aku tidak
ketahui. Jadi kita faham dari do’a beliau saw ini manusia tidak dapat meliput semua sifat-sifat dan nama-nama Allah swt itu.
Setelah menjelaskan Alhamdulillahi Rabbil Alamin secara
ringkas Hazrat Masih Mau’ud a.s. menjelaskan makna Al Hamd, beliau
bersabda:” Jelaslah Hamd adalah pujian yang diberikan kepada yang patut
dipuji atas dasar perbuatannya yang terpuji. Dan juga artinya adalah
sebuah pujian yang diberikan kepada seorang yang telah memberi ni’mat
atau kebaikan sesuai dengan keinginan dan pilihannya sendiri.Yakni
pujian diberikan kepada seseorang yang telah memberi ni’mat atau
kebaikan atas kehendaknya sendiri. Dan ia telah berlaku ihsan sesuai
dengan kehendak Allah swt. Dan hakikat Hamd hanya diberikan kepada Zat
Yang Mustahak yang menjadi sumber segala berkat dan karunia. Semua jenis
berkat timbul dari pada-Tuhan dan Tuhan berbuat ihsan kepada seseorang
atas dasar fakta, bukan karena tanpa kesadaran atau karena keadaan
terpaksa. Dia berlaku ihsan kepada seseorang setelah melihat dan
mengetahui sungguh-sungguh keadaannya dan memahami situasinya.
Dan maknaHamd ini hanya terdapat pada Zat
Allah Yang Mahatahu dan Maha Melihat. Dan Dialah Muhsin Hakiki, semua
sumber ihsan sejak permulaan sampai akhir datang dari pada-Nya. Dan
semua puji hanyalah untuk-Nya sendiri baik didalam dunia ini maupun
diakhirat nanti. Dan setiap pujian yang diberikan kepada yang lain
akhirnya akan kembali kepada Allah swt. Dalam kata lain, sebetulnya
pujian apapun yang diberikan kepada seseorang timbulnya pujian itu karena Allah swt juga.
Pujian yang diberikan kepada selain Allah swt, hakikatnya pujian itu
timbul karena anugerah dari keistimewaan Sifat Allah swt juga. Pujian
itu diperoleh manusia karena ia telah melakukan pekerjaan yang baik
berkat kemampuan yang dianugerahkan Allah swt kepadanya melalui Sifat
Rahmaniyyat atau Rahimiyyat-Nya, maka akhirnya pujian itu-pun akan
kembali kepada Tuhan juga. Jadi setiap pekerjaan yang dapat dilakukan
oleh manusia asasnya adalah taufiq yang diberikan Allah swt kepadanya.
Atau karena taufiq dari Allah swt itulah manusia mampu melakukan
pekerjaannya. Oleh sebab itu pujian apapun yang diberikan kepada manusia
akhirnya pujian itu kembali kepada Allah swt juga.
Selanjutnya lebih jauh beliau a.s. bersabda tentang itu:” Hamd adalah
pujian yang diucapkan secara lisan untuk menghargai keagungan dan
kemuliaan Wujud Yang telah berlaku sangat baik. Dan hamd (pujian) yang
paling kamil dan sempurna adalah milik khas Rabb Jalil (Tuhan Yang Maha
Gagah). Dan poros setiap Hamd sedikit atau banyak adalah Rabb Tuhan
kita, Yang memberi petunjuk kepada manusia sesat dan Pemberi kehormatan
terhadap orang yang hina. Dan Dia Mahmud bagi semua para Mahmud. Yakni
Dia madalah Wujud yang patut dipuji dan semua manusia selalu memuji-Nya.
Sebagaimana telah saya katakan bahwa segala sesuatu akhirnya kembali
kepada-Nya. Beliau a.s. bersabda lagi:” Tuhan adalah Pemberi Hidayah
kepada orang-orang sesat. Apabila Tuhan memberi hidayah kepada orang
sesat maka natijahnya orang yang menerima hidayah itu akan sujud
dihadapan-Nya sambil melakukan puji-sanjung tanda syukur kepada-Nya.
Orang-orang yang dipandang hina oleh dunia memperoleh kehormatan
disisi Allah swt. Seperti cara yang dilakukan oleh para penentang
Nabi-nabi, mereka berkata bahwa dalam pandangan kami orang-orang yang
beriman kepada engkau itu adalah orang-orang yang hina-dina. Akan tetapi
mereka tidak tahu dalam suatu waktu Allah swt merubah keadaan. Orang
gagah seperti Fira’un menjadi pengemis meminta-minta kepada dunia. Orang
yang menjadi penguasa Mekkah jiwanya terancam. Dan perkara ini harus
mengingatkan orang-orang mukmin terhadap hamd hakiki dan
mendorong mereka untuk memahaminya. Sebagaimana pada zaman sekarang ini
juga para penentang memandang hina terhadap orang-orang Ahmady dan
menganggap tidak mempunyai khasiat apa-apa. Mereka dengan kejam
memperlakukan orang-orang Ahmady sekehendak hati mereka. Namun dibalik
itu semua Allah swt senantiasa memperlihatkan qudrat-Nya. Akan tetapi
ingatlah, pada suatu waktu akan tiba sa’atnya apabila orang-orang yang
menentang itu akan habis-musnah semuanya. Insya Allah !! Ringkasnya
adalah didalam Al Hamd, (segala puji) ini terdapat isyarah bahwa segala
puji yang kamil adalah bagi Allah swt dan Dia juga memberi pujian yang
kamil kepada hamba-Nya. Dan Al Hamd itu-lah sumber segala macam
kehormatan. Dan tugas kewajiban seorang mukmin ialah untuk memahami
Hamd (pujian) dengan sungguh-sungguh kemudian berlindung kebawah naungan
Allah swt.
Sambil menjelaskan mengapa Al Qur’anul
Majid dimulai dengan Al Hamd dan apa hikmahnya? Hazarat Masih Mau’ud a.s
bersabda:” Allah swt telah memulai Kitab-Nya dengan Hamd bukan dengan Syukr atau Madah,
sebab makna perkataan Hamd meliputi semua makna kedua lafaz Syukr dan
Madah itu. Dan ia mewakili kedua perkataan itu. Namun didalam lafaz ini
terdapat lebih banyak makna islah (perbaikan), dekorasi dan kecantikan.
Bahkan terdapat juga keindahan, kecemerlangan dan juga perbaikan. Sebab
orang-orang musyrik tanpa sebab selalu memuji berhala-berhala mereka,
dan mereka tidak menggunakan lafaz madah melainkan menggunakan
lafaz hamd juga dalam memuji berhala-berhala mereka itu. Dan mereka
berakidah bahwa behala-berhala yang disembah-sembah itu sumber anugerah
dan sumber nikmat-nikmat dan juga dianggap sangat pemurah oleh mereka.
Demikian juga orang-orang perempuan musyrik yang berkabung diatas
kematian berlomba satu dengan yang lain dengan bangga menyebut
berhala-berhala mereka secara berlebih-lebihan bahkan dimedan perang
dan didalam arena pesta-pora juga mereka memuji-muji berhala-berhala
mereka seperti layaknya orang-orang mukmin memuji Allah, Al Wahhab, Al
Hadi dan Ar Raziq. Maka maksud Al Hamdulillah adalah untuk menyangkal
pendirian orang-orang itu dan semua orang-orang musyrik. Dan menjadi
peringatan serta nasihat bagi orang-orang yang berakal. Dan dengan kata
Alhamdulillah itu Allah swt membantah para penyembah berhala,
orang-orang Yahudi, orang-orang Kristen dan seluruh orang-orang musyrik.
Seolah-olah Tuhan berfirman:” Hai orang-orang musyrik!! Mengapa kalian
memuji berhala-berhala ? Dan mengapa memuji-muji leluhur kalian dengan
sangat bangga dan berlebih-lebihan? Apakah mereka itu pencipta kalian?
Apakah mereka tuhan-tuhan yang memelihara dan membesarkan anak–anak
kalian? Apakah mereka menyayangi dan mengasihani kalian dan mereka
menjauhkan musibat-musibat kalian, mencegah semua kesulitan dan
kesusahan kalian? Ataukah mereka itu melindungi kalian dari bala-musibah
yang telah menimpa kalian, apakah mereka membersihkan kalian dari
lumpur-lumpur musibah yang mengotori kalian dan mereka menyembuhkan
kalian dari penyakit yang menimpa kalian? Apakah mereka malik (yang
memiliki) hari pembalasan? Sekali-kali tidak!! Melainkan Allah swt-lah
yang menyempurnakan kegembiraan, menyediakan sarana hidayat, mengabulkan
do’a-do’a, Dia mengasihani serta memberi kehidupan kepada kalian dengan
memberi keselamatan dari kezaliman musuh-musuh kalian. Dan Allah swt
pasti memberi ganjaran kepada orang-orang yang melakukan amal kebaikan.”
Selanjutnya sambil menjelaskan Tuhan kita adalah Tuhan Yang Kamil dan
Penyandang semua jenis pujian serta sanjungan yang kamil, beliau a.s.
bersabda:” Bersamaan dengan itu didalam Al Hamdulillah terdapat
satu macam isyarah lagi yaitu; orang yang binasa karena amal buruknya
dan lemahnya pengetahuan tentang Allah Baari Ta’ala atau selain dari itu
dia binasa karena telah menyembah kepada yang lain selain Allah, maka
ingatlah bahwa orang itu telah meninggalkan keyakinan terhadap kemuliaan
Allah swt, tidak memandang luhur terhadap keagungan Allah swt dan dia
binasa disebabkan lalai terhadap ajaran-ajaran Allah yang sangat
cemerlang, keadaannya seperti orang-orang yang mengabdi kepada
tuhan-tuhan bathil. Dia telah binasa karena tidak dapat memperoleh
ma’rifat Allah swt dan dia telah menyembah yang lain selain Allah swt.
Dia telah menganggap yang lain selain Allah swt mempunyai martabat yang
kamil. Dia sudah tidak dapat memandang keagungan Allah swt karena yang
lain telah dibuatnya tandingan Allah swt. Akibatnya binasalah orang itu.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Tidak-kah kalian melihat
orang-orang Kristen? Mereka telah diajak kepada Tauhid, namun menolak
dan penyakit itu-lah yang telah membuat mereka binasa dan jiwa mereka
telah membuat sesat dan hawa-nafsu mereka telah membuat mereka binasa.
Kesesatan dan hawa nafsu telah diperlihatkan indah kepada mereka yang
telah menjadi sarana kehancuran mereka. Dan mereka telah menjadikan
manusia lemah tak berdaya sebagai tuhan sembahan mereka. Dan mereka
telah meminum arak kesesatan dan kejahilan. Mereka telah lupa kepada
Sifat-sifat Kamil Allah swt. Dan mereka telah membuat-buat kepercayaan
palsu bahwa Allah mempunyai anak lelaki dan anak perempuan.Jika mereka
merenungkan Sifat-sfat Allah swt, keagungan dan kecemerlangan-Nya yang
kamil maka tentu pandangan akal mereka tidak akan keliru. Dan pasti
mereka tidak akan termasuk golongan orang-orang yang binasa.” Jadi,
disini Allah swt memperingatkan kita bahwa undang-undang untuk
menghindarkan diri kita dari pemahaman yang salah mengenai ma’rifat
Allah Yang Maha Kuasa ialah, kita harus merenungkan dengan
sungguh-sungguh kemuliaan Tuhan yang paripurna dan harus mencari
Sifat-sifat Tuhan yang sesuai dengan Zat-Nya kemudian berusaha mengenal
dan memahaminya dengan sebaik-baiknya. Dan kita harus berulang kali
membaca wirid menyebut Sifat-sifat Allah swt itu, sebab perbuatan
demikian jauh lebih baik dari pada hadiah berupa materi dan sebagai
penolong yang lebih baik dari setiap penolong. Kita harus merenungkan
sifat-sifat Tuhan yang telah Dia manifestasikan melalui karya-karya-Nya.
Yakni Kekuatan-Nya, Kegagahan-Nya, Kemenangan-Nya dan Kemurahan-Nya
harus selalu kita ingat dan kita tanamkan didalam benak kita. Ingatlah
selalu hal itu semua dan jangan melalaikannya. Dan ketahuilah bahwa
semua Rubbubiyyat itu milik Allah swt. Semua Rahmaniyyat dan Rahimiyyat
itu hanyalah milik Allah swt. Dan Kerajaan Hari Pembalasan secara
menyeluruh adalah milik Allah swt. Maka, hai saudara-saudara sekalian!!
Janganlah menolak itha’at terhadap Pencipta kalian dan jadilah Muslim
yang muwahid (orang berpegang pada Tuhid) dan berserah diri kepada-Nya.
Kemudian didalam ayat ini Allah swt mengingatkan kita bahwa Dia suci
dari pada pergantian Sifat baru terhadap sifat yang lain karena unsur
kelemahan, suci dari perobahan kecemerlangan-Nya, suci dari suatu aib
atau noda dan suci dari mendapat suatu keistimewaan baru setelah
mengalami kekurangan atau kelemahan. Yakni karena tidak mungkin adanya
kekurangan pada Zat Allah, maka tidak mungkin untuk mendapat
keistimewaan lain. Dia memiliki segala jenis keistimewaan. Tidak mungkin
terjadi pada-Nya bahwa dahulu mengidap kelemahan sekarang
keistimewaan-Nya sudah kembali normal. Bahkan Dia-lah yang memiliki
semua puji-sanjung dari sejak Awal sampai Akhir, baik secara Zahir
maupun Bathin kekal untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa yang
menentangnya maka ia telah terlempar keluar dari kebenaran dan menjadi
orang kafir.” (Karamatus Sadiqin)
Jadi Allah swt suci dari segala kelemahan dan orang yang tidak
mengenal dan memahami Sifat-sifat-Nya dia berada ditepi jurang
kehancuran. Kehancuran semua ummat terdahulu disebabkan mereka tidak
mengenal Sifat-sifat Allah swt dan terjerumus kedalam kemusyrikan dan
kalaupun mereka telah mengenal sifat-sfat-Nya itu, namun akhirnya mereka
melupakannya. Selanjutnya telah dijelaskan kepada orang-orang Muslim
bahwa Tuhan mereka adalah Dia yang memiliki segala pujian, beliau a.s.
bersabda:” Didalam lafaz Alhamdulillah Allah swt telah
memberikan ta’lim (pengajaran) bahwa apabila mereka ditanya, siapakah
Tuhan sembahan mereka? Maka wajib atas setiap Muslim untuk menjawb,
sembahan-ku adalah Allah yang memiliki semua Hamd (pujian) dan tidak ada
suatu Kudrat atau Kamaal melainkan semuanya milik Allah. Maka janganlah
kalian mejadi orang-orang yang melupakan ajaran itu. Mengucapkan
Alhamdulillah hanya dengan mulut saja tidak cukup.” Bila saja
mengucapkan Alhamdulillah maka fikiran kita harus segera ingat bahwa
Tuhan adalah sembahan-kita. Dia adalah Tuhan yang kepada-Nya kita
beribadah. Dan kita beribadah kepada-Nya karena Dia adalah Rabb-kita
atau Allah Pencipta-kita.
Selanjutnya beliau a.s. bersabda :” Fasal ini dimulai dengan
Alhamdulillah yang maknanya bahwa setiap Hamd (pujian) hanya bagi Zat
yang namanya Allah. Kalimat ini dimulai dengan Alhamdulillah sebab
tujuan asalnya adalah ibadah kepada Allah harus dimulai dengan semangat
ruh dan daya tarik tabi’at yang kuat disertai kecintaan, dan hal serupa
itu belum dapat dinisbahkan kepada seseorang selama orang itu belum
terbukti memiliki sumber keistimewaan yang kamil yang membuat kalbunya
serempak memuji Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa pujian yang kamil
itu dilakukan karena dua macam keistimewaan; pertama kamal husn dan kamal ihsan.
Yakni jika dalam sesuatu terdapat kecantikan baru ia mendapat pujian
dan jika seseorang telah berlaku ihsan atau kebaikan kepada orang lain
baru ia mendapat pujian. Dan jika kedua keistimewaan ini (kamal husn dan kamal ihsan)
bersatu dalam diri seseorang maka hati manusia meleleh dan rindu
kepadanya disertai semangat pengabdian yang penuh ikhlas kepadanya.
Maksud serta tujuan yang sangat besar dari Qur’an Syarif adalah agar
Allah swt menzahirkan kedua keistimewaan-Nya itu kepada manusia pencari
kebenaran, agar ia tertarik kepada Wujud yang uniq dan tiada duanya itu
dan timbul spirit pengabdian kepada-Nya dengan hati yang ikhlas dan
penyerahan diri kepada-Nya. Oleh sebab itu Surah yang pertama ini ingin
menunjukkan keistimewaan-keistimewaan Tuhan yang sangat cemerlang yang
kepada-Nya Qur’an memanggil manusia. Maka untuk maksud itulah Surah ini
dimulai dengan Alhamdulillahi, yang artinya semua puji-sanjung hanya
layak diberikan kepada zat yang nama-nya Allah.” (Kitab Ayyamus Sulh).
Jadi zat Allah swt adalah zat yang menyandang kedua keistimewaan husn dan ihsan,
oleh sebab itu Surah ini dimulai dengan Alhamdulillah. Hazrat Masih
Mau’ud a.s. telah menerangkan dengan jelas sekali apa artinya husn Allah swt dan ihsan Allah swt itu,
akan tetapi penjelasan itu tercantum secara terpisah dalam pokok
bahasannya sendiri. Secara ringkas akan saya beritahu disini bahwa husn Allah swt adalah
semua jenis keistimewaan terdapat pada Allah swt sebagaimana telah
dijelaskan diatas bahwa semua Sifat-sifat terhimpun didalam Zat Allah
swt. Hazrat Masih Mau’ud a.s. memberitahukan bahwa untuk ihsan Allah itu ada
empat jenis asas utama. Ihsan Allah swt yang pertama adalah Allah itu
Rabb. Yakni setelah menciptakan, memelihara dan memberi bimbingan sampai
ketaraf yang sempurna. Ihsan yang kedua adalah Sifat Rahmaniyyat,
melalui sifat ini memberi kekuatan kepada setiap makhluk yang bernyawa.
Dan untuk kelanggengan hidupnya menyediakan bahan-bahan sesuai
keperluannya. Dan manusia telah diberi bagian yang paling besar dari
bahan-bahan itu. Ihsan yang ketiga adalah Sifat Rahimiyyat, yakni
mengabulkan do’a-do’a dan menerima amal-amal saleh dan melindungi dari
berbagai bala dan musibah. Dan memberi ganjaran atau pembalasan. Ihsan
yang ke-empat adalah Sifat Malikiyyat Yaumid Din, Pemilik atau Penguasa
Hari Pembalasan. Dia menurunkan anugerah dengan karunia-Nya yang khas
dibawah kekuasaan-Nya. Berapapun banyaknya Dia ingin menurunkan anugerah
Dia lakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Dia memberikan buah atau
natijah bagi suatu amal dan buah itu sangat murni. Hazrat Masih Mau’ud
a.s.menjelaskan semua itu bahwa didalam Sifat Rabbul Alamin terdapat
isyarah bahwa setelah terjadi suasana kesesatan Allah swt menciptakan
suasana Hidayah. Beliau a.s. bersabda:” Allah swt didalam firman-Nya
Rabbul Alamin mengisyarahkan bahwa Dia adalah Khaliq (Pencipta) setiap
benda. Dan apapun yang terdapat diatas langit dan dibumi berasal dari
pada-Nya. Dan diatas Bumi ini terdapat Jema’at apapun yang memperoleh
Hidayah atau sesat atau berbuat kesalahan semuanya termasuk kedalam
Alamin.” Dalam kata lain lafaz Alamin mencakup semua makhluk atau benda
yang terdapat diatas dunia ini, baik manusia berupa golongan yang
mendapat hidayah atau golongan yang sesat dan berbuat kesalahan.
Kadangkala kesesatan kekufuran, kefasikan dan kezaliman berkembang
dengan luas sehingga bumi penuh diliputi kegelapan dan kejahatan. Dan
manusia meninggalkan jalan menuju Tuhan Yang Gagah Perkasa. Mereka tidak
memahami arti ibadah dan tidak pula menyempurnakan hak-hak Rabubiyyat
dan hak-hak sesama manusia.
Selanjutnya beliau a.s. bersabda: “ Keadaan dunia sudah menjadi gelap
laksana malam gelap gulita dan iman manusia sudah runtuh ditimpa
berbagai musibah itu. Kemudian Allah swt menampilkan sebuah alam lain,
maka bumi diganti dengan bumi yang lain dan sebuah taqdir (dekrit) baru
turun dari langit dan manusia diberi kalbu yang cerah untuk berfikir
serta lidah yang fasih untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah swt
atas kemurahan dan kasih sayang-Nya. Maka mulai mereka merebahkan diri
bersimpuh dihadapan Allah swt rata menghampar laksana permukaan jalan.
Dan mereka datang kehadapan Allah swt membawa harapan dan penuh rasa
takut, sambil merundukkan pandangan kebawah karena rasa rendah diri dan
malu kepada-Nya. Dan datang dengan pandangan muka yang serius dan lurus
laksana menuju suatu target khas yang dituju. Dan menyerahkan diri
dengan semangat yang sangat tinggi seolah-olah menyentuh segala
ketinggian.” Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menyebutkan bahwa Allah swt
membawa alam baru dan Bumi diganti dengan Bumi baru. Mengenai-nya Hazrat
Masih Mau’ud a.s. juga telah menerima ilham bahkan beliau a.s. telah
melihatnya dalam bentuk kasyaf. Beliau a.s. bersabda :” Aku melihat
didalam kasyaf bahwa aku telah menciptakan Bumi baru dan Langit baru.
Lalu aku berkata:” Mari kita ciptakan manusia!” Mendengar ilham ini para
Moulvi dizaman itu ribut mengolok-olok sambil berkata: Tengoklah orang
ini telah menda’wakan diri sebagai Tuhan. Maka beliau a.s. bersabda: Ini
bukan penda’wan aku sebagai Tuhan, maksudnya melalui tangan-ku Allah
swt akan mengadakan suatu perobahan besar sehingga Langit dan Bumi
seakan-akan menjadi baru dan manusia sejati akan diciptakan. Mereka itu
akan menjadi pelaksana-pelaksana ibadah kepada Allah swt dengan sangat
ikhlas dan patuh. Mereka akan menjadi pelaksana-pelaksana hak
‘ubudiyyat dan orang-orang yang mengenal pasti Rabbubiyyat Allah swt.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Manusia datang sambil merundukkan
pandangan kebawah karena rasa rendah diri dan malu kepada Tuhan. Dan
datang dengan perangai yang serius dan lurus laksana menuju suatu target
khas yang dituju. Dan menyerahkan diri dengan semangat yang sangat
tinggi seolah-olah menyentuh segala ketinggian.” Maksudnya manusia
melakukan pengkhidmatan sambil menyerahkan diri terhadap Tuhan dengan
semangat yang sangat tinggi. Orang-orang yang berpotensi demikian sangat
diperlukan sekali pada waktu kesesatan sudah merebak sampai kepuncaknya
diatas dunia ini. Seiring dengan pertukaran suasana zaman prilaku
manusia berobah menjadi seperti prilaku binatang. Pada waktu itu rahmat
Ilahi dan anugerah-Nya yang abadi menghendaki agar seorang dibangkitkan
di Langit yang akan melenyapkan kegelapan dan memporak-porandakan semua
bangunan-bangunan dan kemah-kemah yang didirikan oleh gembong syaitan.
Barulah seorang Imam turun dari Allah swt Yang Rahman yang akan
memerangi syaitan.”
Sebagaimana telah saya terangkan tentang illham yang telah turun
kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. beliau telah melihat didalam kasyaf.
Beliau a.s. bersabda: Kedua lasykar Rahmani dan Lasykar syaitani akan
berperang. Kedua lasykar itu bertarung. Dan hanya orang yang dianugerahi
dua belah mata yang mampu melihat mereka itu, yakni orang yang diberi kuwati bashirat
atau orang yang sungguh-sungguh menjadi hamba hakiki Allah swt dan yang
telah mengenal Rabbubiyyat Allah swt dapat melihatnya. Belenggu diikat
disekeliling leher yang batil dan dalil-dalil mereka yang batil laksana
minuman arak itu dimusnahkan. Maka kedudukan Imam selalu memperoleh
kemenangan melawan musuh-musuh dan menjadi penolong golongan orang-orang
yang telah memperoleh Hidayah. Dia meninggikan panji-panji hidayah dan
dia menghidupkan acara-acara dan ijtima-ijtima orang-orang yang soleh
dan selalu menjaga diri dari keburukan. Mereka menggunakan banyak waktu
untuk menjaga diri, melakukan kebaikan dan taqwa serta melakukan banyak
zikir Ilahi, bercakap-cakap mengenai ibadah, membicarakan sifat-sifat
Allah swt, sehingga orang-orang merasa bahwa sekarang jeger syaitan
sudah dipenjarakan dan guci-guci minuman arak mereka sudah ditutup
rapat. Dan mereka telah menangkapi binatang-binatang dusta dan
tipu-daya, membelenggu leher-leher mereka dengan rantai,
bangunan-bangunan bid’ah mereka telah dirobohkan serta menara-menara
mereka telah dipecahkan. Dan kalimah-kalimah iman telah dikumpulkan,
nizam-nizam telah diperkuat dan dia telah memperkokoh kerajaan Samawi
dan setiap celah telah ditutup dengan rapat.
Sekarang kitapun sedang mengambil banyak faedah dari Langit baru dan
Bumi baru yang telah diciptakan melalui Hazrat Masih Mau’ud a.s. maka
kita harus memberi perhatian penuh dan khas kepadanya.Kita harus menjaga
diri dari semua bid’ah, memperkuat iman, memenuhi kewajiban beribadah
kepada Allah swt dan mengenal Rabbubiyyat-Nya dengan sebaik-baiknya.
Jika kita laksanakan itu semua barulah kita akan memperoleh banyak
barkat dari padanya. Ketika memberi penjelasan bahw apabila seorang
hamba telah mengenal Rabbnya dengan sungguh-sungguh dan mulai menunaikan
ibadah kepada-Nya dengan mutu yang baik, maka ia betul-betul telah
mendapatkan Rabbul Aalamin sehingga keadaan ruhani dia jauh berbeda
dengan yang lain. Hazrat Masih Mau’ud a.s bersabda;” Didalam firman
suci-Nya didalam Alqur’an Allah swt memberi isyarah tentang Rabbul
‘Alamin bahwa Dia adalah Pencipta setiap benda dan apapaun yang berada
di Langit dan di Bumi semuanya memuji-Nya. Dan yang memuji kepada-Nya
senantiasa memuji terus-menerus kepada-Nya. Sehingga hatinya sangat
terpikat kepada-Nya. Dan tidak ada yang menghalanginya setiap waktu dia
terus-menerus memuji dan menyanjung-Nya. Dan apabila seorang hamba telah
menanggalkan jubah keinginan-keinginan nafsu dan ia telah meningggalkan
dorongan-dorongan hawa nafsunya maka ia fana didalam ibadah-ibadah
serta tekun mengabdi kepada-Nya. Dia mengenal Rabb-nya yang telah
menjaga dan memeliharanya dengan kasih-sayang-Nya. Dia setiap waktu
memuji dan menyanjung-Nya. Dia mencintai-Nya dengan seluruh wujud bahkan
dengan seluruh zarrah-zarrahnya. Maka pada waktu itu ia menjadi salah
satu alam dari semua alam-alam. Hazrat Masih Mau’ud
a.s. bersabda lagi:” Salah satu alam dari antara alam-alam itu adalah
dimana Hazrat Khataman Nabiyyin saw telah diutus. Hazrat Masih Mau’ud
a.s. memberitahu keadaan zaman beliau sendiri. Beliau bersabda : Karena
menaruh belas kasih terhadap orang-orang yang mencintai-Nya, Allah swt
telah menciptakan sebuah golongan lain yaitu golongan Mahdi atau Masih
Mau’ud. Jadi jika kita sudah menggabungkan diri dengan orang yang diutus
oleh Rabbul ‘Alamin maka kita harus memfocuskan semua
kepentingan-kepentingan kita semata-mata karena Allah swt. Dan untuk itu
kita harus berusaha keras agar kita dapat meraih nikmat-nikmat dari
Rabbul ‘Alamin. Dalam menjelaskan apa yang termasuk kedalam ‘Alamin dan
‘alamin itu apa artinya Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Yang
dimakaud dengan ‘alamin’ yaitu selain dari Tuhan Pencipta
makhluq-makhluq, setiap benda yang nampak, ‘alam arwah ataupun ‘alam
jasmni, ruh atau jasad kasar semua benda selain Allah semuanya termasuk
kedalam ‘Alamin. Baik makhluk bumi atau matahari dan bulan, selain dari
itu semua barang-barang apa saja yang berupa benda termasuk kedalam
Rabbubiyyat Allah swt. Maka jika segala sesuatu berada dibawah
Rabbubiyyat Allah swt maka kita tahu bahwa Allah swt-lah yang memelihra
alam seluruhnya. Akan tetapi kadang-kadang terjadi juga apabila
orang-orang mulai menganggap manusia pemberi rizki, karena pengaruh
desakan dari masyarakat urusan dunia telah menguasai manusia. Dalam
keadaan demikian seorang mukmin harus segera memeriksa dirinya dan ia
hrus berusaha mencegahnya. Sambil memeriksa diri dan membaca istighfar
sertã bertaubah sebanyak-banyknya ia harus segera kembali rujuk kepada
Rabbul ‘Alamin. Agar kita yang sedang tinggal di Bumi baru ini dan
diatas kita Langit baru menaungi kita dapat memperoleh banyak barkat
dari padanya. Sambil menjelaskan bahwa seiring dengan keperluan jasmani
Allah swt memenuhi keperluan ruhani manusia juga. Dalam menjelaskan
Rabbul Alamin beliau a.s. bersabda:” Allah swt adalah Tuhan bagi dunia
seluruh-nya. Sebagaimana untuk keperluan jasmani dan untuk keperluan
tarbiyyat Allah swt menciptakan benda-benda dan bahan-bahan keperluan
bagi semua jenis makluk tanpa diskrimininasi. Dan berasaskan keimanan
kita Dia adalah Rabbul ’Alamin. Dan dia telah menciptakan Air, Cahaya
barang-barang makanan dan minumnan dan lain sebagainya bagi makhluq
seluruhnya. Demikian juga setiap zaman Rabbul ’Alamin selalu mengutus
seorang Muslih atau Pembaharu kedunia bagi perbaikan setiap kaum atau
Bangsa dari waktu kewaktu. Seperti terdapat didalam Alquranul Karim
Surah Al Fathir ayat 25, Artinya: Dan tiada suatu kaumpun melainkan telah diutus kepada mereka seorang Nazir (pemberi ingat).
Jadi jika Tuhan selalu mengutus maka untuk zaman ini juga tentu Dia
mengutus. Selanjutnya sambail menjelaskan Rabbul ‘Alamin dari segi ini
bahwa karunia Allah swt tidak khas hanya turun kepada suatu Kaum
tertentu saja, Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Dengan ayat inilah
Allah swt memulai menurunkan Alqur’anul Karim yang terdapat didalam
Surah Alfatihah yaitu Alhamdu lillahi Rabbil ‘alamin. Artinya semua
puji-sanjung yang kamil dan semua sifat yang suci khas bagi Allah Rabb
sekalian Alam. Semua Bangsa, zaman dan berbagai Negara semuanya masuk
kedalam perkataan ‘Alam. Dan Hakikat dari pada dimulainya Alqur’anus
Syarif dengan ayat ini adalah demi membantah Bangsa-bangsa yang
menganggap Rabbubiyyat dan Karunia Allah swt itu terbatas hanya kepada
Bangsa mereka sendiri saja. Dan mereka menganggap seolah-olah
Bangsa-bangsa lainnya bukanlah hamba-hamba Allah swt. Dan seolah-olah
menganggap bahwa setelah Allah swt menciptakan bangsa-bangsa itu
kemudian membuangnya jauh seperti sampah atau lupa kepada mereka. Atau,
na’udzu billah, Allah swt tidak-pun menciptakannya.” Jadi sebagaimana
Rabbul ‘Alamin menyediakan sarana-sarana madiyah (materi zahiriyah)
demikian juga Dia menyediakan sarana-sarana ruhaniah bagi manusia.
Itulah Rabbubiyyat Allah swt. Siapa yang mengingkarinya maka dia ingkar
kepada Rabbubiyyat Allah swt.” (Jangg-i-Muqaddas)
Jadi, orang-orang yang membaca Surah Al Fatihah dan menolak Masih
Mau’d dizaman ini mereka harus berfikir dan kita juga setelah bai’at
kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. sebagaimana telah saya katakan, harus
berusaha meningkatkan íman dan takwa kita. Selanjutnya beliau a.s.
bersabda:” Dalam lafadz hamd terdapat satu lagi isyarah yaitu,
Allah awt berfirman: Hai hamba-hamba-Ku kenalilah aku melalui
Sifat-sifat-ku! Dan kenalilah juga Aku dengan kamalaat-Ku. Aku
bukanlah seperti wujud tak sempurna mempunyai kelemahan dan kekurangan.
Melainkan Hamd-Ku (Pujian-Ku) jauh lebih tinggi bahkan melampoui batas
pujian yang dilakukan oleh orang-orang yang memuji dan menyanjung-Ku.
Dan kalian tidak akan dapat menemukan suatu sifat yang patut dipuji di
Langit maupun di Bumi yang tidak dapat ditemukan pada Sifat-Ku. Dan jika
kalian ingin menghitung Sifat-sifat-Ku yang patut dipuji maka
sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Sekalipun kalian
berusaha keras berfikir dan bekerja keras seperti orang yang setiap
waktu tenggelam didalam kesibukannya, betapapun kesulitan yang kalian
hadapi untuk berfikir tentang Sifat-Ku ini, maka fikirlah sebaik-baikya
apakah nampak kepada kalian suatu hamd (pujian) yang tidak terdapat pada
Zat-Ku? Apakah kalian menemukan suatu tanda mengenai kamalaat-Ku
(kemuliaan-Ku) yang terpisah jauh dari-Ku dan dari Singgasana-Ku? Jika
kalian mempunyai anggapan seperti itu maka kalian sama sekali tidak
mengenal-Aku. Dan kalian termasuk diantara orang-orang yang buta.
Padahal sesungguhnya Aku dikenal dengan keagungan dan kamalaat-Ku.Yakni
Aku dikenal dengan Sifat-sifat yang terpuji dan kamalaat
(keistimewaan)-Ku. Dan hujan lebatku diketahui dari awan mendung yang
membawa banyak sekali berkat-berkat-Ku. Maka orang-orang yang beriman
kepada Ku karena meyakini semua Sifat-sifat kamil dan kumpulan semua
kamalaat (keistimewaan)-Ku dan dimanapun mereka menyaksikan suatu kamal
(keistimewaan) dan dengan jangkauan pikiran mereka melayang kepuncak
paling tinggi sehingga disana nampak suatu kegemilangan, maka semuanya
itu mereka menisbahkan kepada-Ku. Dan setiap keagungan yang zahir dengan
jelas didalam pandangan dan akal pikiran mereka dan setiap qudrat
(kekuasaan) yang nampak didalam cermin pikiran mereka (yang nampak
didalm bayangan pikiran mereka) semuanya mereka nisbahkan kepada-Ku.
Maka mereka itulah orang-orang yang melangkahkan kaki mereka tegak
diatas jalan ma’rifat-Ku. Kebenaran ada bersama mereka. Dan mereka
adalah orang-orang kerjaya. Maka semoga Allah swt melindungi kalian
dengan sehat sejahtera. Bangunlah kalian dan sibukkanlah diri kalian
dalam usaha mencari Sifat-sifat Tuhan Zul Jalaal dan renungkanlah hal
itu semua seperti orang-orang bijak dan ahli pikir melakukannya dan
bekerjalah dengan pandangan dan akal-pikiran yang dalam. Jagalah
sebaik-baiknya dan tinjaulah dengan pandangan yang tajam dan paripurna.
Dan carilah didalam zahir dan batin alam ini dengan semangat seperti
seorang manusia yang serakah selalu menyibukkan diri dalam mencari
sasaran objek yang diinginkannya. Maka apabila kalian telah berhasil
sampai kepada keistimewaan-Nya yang Kamil dan telah berhasil mencium
keharuman-Nya, maka seolah-olah kalian telah mendapatkan-Nya. Dan ini
sutau rahasia yang hanya terbuka kepada pencari Hidayah. Jadi itulah
Rabb dan Tuhan kalian. Yang Dia sendiri Kamil dan kumpulan semua
Sifat-sifat Kamil dan Jami’ mahamid (kumpulan semua pujian). Hanya orang
yang memikirkan dan merenungkan Surah Al Fatihan yang dapat
mengenal-Nya dan memohon pertolongan kepada Allah swt dengan keperihan
hati. Orang yang diwaktu mengikat janji dengan Allah swt meluruskan
niatnya dengan penuh ikhlas dan suci-bersih dari setiap jenis kedengkian
dan dendam kesumat. Kepada mereka dibukakan pintu Surah ini dan mereka
segera menjadi sahibi bashirat (orang yang memiliki pandangan
ruhani yang cemerlang).” Sebagaimana telah saya katakan sebelumnya
setelah bai’at ketangan Hazrat Masih Mau’ud a.s. kita harus senantiasa
berusaha mencari kedudukan yang telah dijelaskan diatas dan kita harus
sampai ketahap itu. Jalan untuk merenungkan Surat Al Fatihah dan juga
merenungkan Alquranul Karim dapat diperoleh dengan hasil mengikuti
bimbingan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Semoga Allah swt memberi taufiq
kepada kita untuk memahami betul Sifat-sifat Allah swt sehingga kita
mampu menerapkan pada diri kita sesuai ajaran-ajaran-Nya agar kita dapat
memenuhi harapan dan keinginan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Amin !!
0 komentar:
Posting Komentar