Jumat, 25 Januari 2013

Keistimewaan Surat Alfatihah

Alfatihah Intisari Ajaran Al-Qur’an 


Surat Alfatihah adalah sebuah surah yang selalu kita baca dalam setiap sembahyang. Didalam Hadis-hadis telah diterangkan banyak sekali nama-nama dan juga banyak keistimewaan2nya. Didalam satu riwayat ia dnamakan Surah Assolat juga.


Hazrat Abu Hurairah r.a. meriwayatkan katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda:

Allah swt berfirman bahwa Surah Al Fatihah dibagi dua bagian antara Dia dengan hamba-hamba-Nya. Yakni separuh bagian pertama dari surah itu disebutkan Sifat-sfat Ilahi dan separuh bagian kedua adalah do’a bagi hamba-hamba-Nya.” 

 Demikianlah keadaan pentingnya surah itu. Dengan demikian setiap orang yang menunaikan salat harus menaruh perhatian penuh kepadanya. Dengan merenungkan sifat-sifat Allah swt ia harus banyak mengambil faedah daripadanya. Dan do’a-do’a yang terdapat didalamnya harus dibaca dengan penuh perhatian dalam setiap raka’at diwaktu sholat agar dapat memperoleh barkat-barkat daripadanya. Demikian juga harus selalu diingat bahwa surah Al Fatihah ini mempunyai kaitan sangat erat dengan zaman sekarang ini yaitu zaman Hazrat Imam Mahdi Masih Mau’ud a.s. Didalam Kitab-kitab terdahulu juga terdapat nubuatan-nubuatan tentang Surah ini. 

Dan pokok pembicaraan Surah Alfatihah sendiri mengisyarahkan kepada nikmat-nikmat Allah swt dizaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan cara untuk meraihnya dan juga mengisyarahkan kepada usaha untuk menyelamatkan diri dari keburukan dan kesesatan dizaman ini. 

Maka dari segi itu Surah Al Fatihah ini harus menjadi satu hal  yang besar dan sangat penting bagi semua umat Muslim dizaman ini. Akan tetapi malangnya ulama-ulama Muslim dizaman ini telah menanamkan pengaruh mereka dikalangan umat Islam dan menguasai mereka sampai kebatas untuk menghapuskan kemampuan mereka sehingga kebanyakan dari mereka tidak ingin merenungkannya kearah itu. Oleh sebab itu masyarakat Muslimin pada umumnya tidak ingin merenung dan memikirkan masalah ini. Namun dengan karunia Allah swt ada juga sejumlah orang-orang Muslim yang merenungkan dan memikirkan-nya serta mereka memandang perlu kehadiran Al Masih dan Al Mahdi dizaman ini. Sedangkan orang-orang yang menamakan diri mullah dan ulama itu sedang membawa mereka kearah jalan yang menyesatkan. Maka orang-orang Muslim yang menaruh perhatian terhadap pentingnya zaman ini, mereka menyatakan zaman ini adalah zaman merebaknya kejahatan dan kesesatan. Perbuatan syirik nampak kepada mereka sedang berkembang luas disetiap tempat. Dan untuk mencegahnya diperlukan kehadiran seorang hamba Allah swt yang khas. Mereka mempunyai kesadaran kearah itu. Maka mereka harus berusaha juga mencari apakah kiranya hamba Allah swt itu sudah datang dizaman ini?  Ketahuilah, sesungguhnya hamba Allah swt yang khas itu sudah datang. Namun oleh karena kebanyakan manusia telah mengikuti jalan orang-orang yang menamakan diri para ulama itu mereka tidak bersedia menerima hamba Allah swt yang khas itu.Atau karena takut kepada para ulama itu mereka tidak bersedia menerima kebenaran yang dibawa oleh hamba Allah yang khas itu. Jadi sebaiknya para ulama dan juga masyarakat awam harus memohon bimbingan kepada Allah swt. Dan mereka harus meninggalkan sifat keras kepala mereka.

Bagaimanapun tugas kita orang-orang Ahmady hanyalah menyampaikan amanah yang sudah kita yakini dan insya Allah kita akan terus menyampaikan amanah ini tidak akan berhenti. Namun kita orang-orang Ahmady yang telah menisbahkan diri kepada Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. harus meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Kita harus berusaha memperoleh berkat sebanyak-banyaknya dari penjelasan-penjelasan Surah Al Fatihah juga. Sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menjelaskan tafsirnya secara terbuka didalam berbagai buku yang telah beliau tulis. Berbagai pokok pembahasannya telah beliau jelaskan dihadapan kita. Sesungguhnya beliau telah meletakkan tanggung jawab diatas pundak kita untuk berusaha memahaminya. Dan kita harus berusaha untuk memperoleh pengertiannya agar hasil pembahasan masalah inidapat diterapkan kepada diri kita sehingga kita memperoleh banyak berkat daripadanya.

Pada waktu ini saya akan berusaha menjelaskan tafsir Surah Al Fatihah yang telah dikemukakan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. mulai dari ayat kedua setelah Bismillahirrahmanirrahim yaitu dari ayat Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Beliau telah menjelaskan berbagai jenis rahasia pengetahuan yang tersembunyi didalam ayat ini dengan berbagai macam cara. Saya ambil hanya beberapa kutipan dari beberapa pokok masalah mengenai ayat ini dari ilmu  pengetahuan dan keruhanian yang telah beliau uraikan. Banyak sekali referesensi yang telah beliau tulis hanya tentang ayat ini saja. Dengan mendengarnya atau membacanya pasti ilmu pengetahuan kita akan semakin bertambah. Namun hanya dengan satu kali mendengar atau satu kali menela’ahnya manusia tidak akan dapat memahami sampai batas maksudnya yang sangat luhur. Dan memang tidak mungkin dapat memahami sampai kepada maksudnya yang utama dengan hanya satu kali mendengar atau hanya satu kali menela’ahnya. Untuk dapat memahami sebaik-baiknya sangat diperlukan usaha untuk menela’ah dan menyimaknya berulang kali dengan tekun. Barulah kita akan dapat memahami dengan sesungguhnya ilmu pengetahuan yang telah dijelaskan  oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s tentang Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin itu dan kita akan mendapat banyak sekali faedah dari padanya.

Dalam menjelaskan secara ringkas tentang ayat Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Alhamdulillah artinya segala puji bagi Wujud Yang Patut disembah, yang pada Wujudnya terhimpun semua Kemuliaan yang kamil dan sempurna, yang bernama Allah. Yakni semua pujian dan kemuliaan yang kamil dan sempurna adalah milik Allah. Yang didalam Zat-Nya berhimpun semua sifat-sifat. Dan semua sifat-sifat itu hanya terdapat pada Allah swt secara Kamil dan sempurna. Beliau a.s. bersabda:” Nyatalah yang memiliki semua sifat-sifat Kamil dan sempurna itu adalah Allah. Sebelumnya juga kami telah menerangkan bahwa didalam istilah Alquranul Karim, Allah adalah nama Zat Kamil Yang patut disembah dan pemilik semua sifat-sifat Kamil dan suci dari setiap jenis ‘aib atau noda. Dia suci dari semua jenis keburukan, kelemahan, kekurangan dan dari semua jenis kehinaan. Dan Dia adalah wahdahu laa syarik, Dia tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya dan Dia adalah sumber segala berkat. Yakni semua berkat memancar dari pada-Nya. Sebab didalam kalam suci-Nya, Alqur’anul Karim, Tuhan telah menyebutkan nama-Nya sendiri, yaitu Allah. Dia telah menetapkan semua sifat-sifat-Nya telah masuk kedalam nama-Nya.” Yakni semua sifat-sifat itu berhimpun didalam nama Allah swt. Berapapun banyaknya sifat-sifat yang ada semuanya sudah terdapat pada Zat Allah swt. Dan Tuhan tidak memberikan kedudukan seperti itu dimanapun dan kepada siapapun selain kepada Zat-Nya sendiri. Disebabkan nama Allah ini memiliki kesempurnaan yang kamil diatas semua nama dan sifat-sifat, maka semua kesempurnaan sifat-sifat yang kamil itu hanya terdapat pada Zat-Nya sendiri. Dan oleh karena Tuhan adalah penyandang semua sifat-sifat itu, maka maknanya adalah Tuhan merangkum semua sifat-sifat itu secara menyeluruh.” Yakni nama Allah, atau perkataan Allah ini, didalamnya terkumpul semua sifat secara kamil dan menyeluruh.

Jadi intisari dari Alhamdulillah itu beliau a.s. jelaskan sebagai berikut:” Semua jenis hamd (pujian) apakah dari aspek zahir maupun batín, dari segi kamalaat zati, atau dari segi keajaiban alami, khusus bagi Allah swt. Tidak ada campur tangan yang lain. Dan seberapa jauh akal dan pikiran manusia dapat menjangkau ketinggian pujian yang kamil atau seberapa jauh akal manusia dapat mengira pujian dan sanjungan setinggi-tingginya semua pujian itu hanyalah untuk Allah semata.” Yakni kesempurnaan pujian yang smulia-mulianya yang dapat dijangkau oleh fikiran manusia atau yang dapat dihasilkan oleh seorang ahli fikir semua kelebihan itu hanya terdapat pada Zat Allah swt. Dan tidak mungkin ada suatu keistimewaan yang dapat diketahui oleh akal manusia, namun Allah swt seperti orang malang luput dari keistimewaan itu. Tidak mungkin terjadi demikian. Dalam kata lain tidak ada alasan untuk memikirkan suatu keistimewaan yang tidak termasuk kedalam sifat Allah swt atau Allah swt mahrum dari sifat itu. Beliau a.s. bersabda:”Seorang berakal tidak mungkin mengemukakan suatu keistimewaan yang tidak ada pada Allah swt. Fikiran manusia sangat terbatas, ia tidak dapat menjangkau dan tidak dapat merangkumi semua sifat-sifat mulia Allah swt. Berapapun tingginya keagungan sifat-sifat Allah swt yang dapat dijangkau oleh akal-pikiran manusia, semua keagungan sifat-sifat itu terdapat pada Allah swt. Dan Tuhan mempunyai semua sifat, zat dan keistimewaan dari semua jenis yang tak dapat dijangkau semua oleh fikiran manusia dan secara keseluruhan Tuhan bebas dari setiap unsur aib atau noda. Oleh sebab itu Hazrat Rasulullah saw telah mengajar kita sebuah do’a yaitu: Ya Allah aku memohon kebaikan dari Sifat atau nama Engkau yang telah aku ketahui dan aku memohon perlindungan dari padanya. Begitu juga aku memohon kebaikan dan memohon perlindungan dari Sifat atau nama Engkau yang aku tidak ketahui. Jadi kita faham dari do’a beliau saw ini manusia tidak dapat meliput semua sifat-sifat dan nama-nama Allah swt itu.

Setelah menjelaskan Alhamdulillahi Rabbil Alamin secara ringkas Hazrat Masih Mau’ud a.s. menjelaskan makna Al Hamd, beliau bersabda:” Jelaslah Hamd adalah pujian yang diberikan kepada yang patut dipuji atas dasar perbuatannya yang terpuji. Dan juga artinya adalah sebuah pujian  yang diberikan kepada seorang yang telah memberi ni’mat atau kebaikan sesuai dengan keinginan dan pilihannya sendiri.Yakni pujian diberikan kepada seseorang yang telah memberi ni’mat atau kebaikan atas kehendaknya sendiri. Dan ia telah berlaku ihsan sesuai dengan kehendak Allah swt. Dan hakikat Hamd hanya diberikan kepada Zat Yang Mustahak yang menjadi sumber segala berkat dan karunia. Semua jenis berkat timbul dari pada-Tuhan  dan Tuhan berbuat ihsan kepada seseorang atas dasar fakta, bukan karena tanpa kesadaran atau karena keadaan terpaksa. Dia berlaku ihsan kepada seseorang setelah melihat dan mengetahui sungguh-sungguh keadaannya dan memahami situasinya.

          Dan maknaHamd  ini hanya terdapat pada Zat Allah Yang Mahatahu dan Maha Melihat. Dan Dialah Muhsin Hakiki, semua sumber ihsan sejak permulaan sampai akhir datang dari pada-Nya. Dan semua puji hanyalah untuk-Nya sendiri baik didalam dunia ini maupun diakhirat nanti. Dan setiap pujian yang diberikan kepada yang lain akhirnya akan kembali kepada Allah swt. Dalam kata lain, sebetulnya pujian apapun yang diberikan kepada seseorang timbulnya pujian itu karena Allah swt juga. Pujian yang diberikan kepada selain Allah swt, hakikatnya pujian itu timbul karena anugerah dari keistimewaan Sifat Allah swt juga. Pujian itu diperoleh manusia karena ia telah melakukan pekerjaan yang baik berkat kemampuan yang dianugerahkan Allah swt kepadanya melalui Sifat Rahmaniyyat atau Rahimiyyat-Nya, maka akhirnya pujian itu-pun akan kembali kepada Tuhan juga. Jadi setiap pekerjaan yang dapat dilakukan oleh manusia asasnya adalah taufiq yang diberikan Allah swt kepadanya. Atau karena taufiq dari Allah swt itulah manusia mampu melakukan pekerjaannya. Oleh sebab itu pujian apapun yang diberikan kepada manusia akhirnya pujian itu kembali kepada Allah swt juga.

Selanjutnya lebih jauh beliau a.s. bersabda tentang itu:” Hamd adalah pujian yang diucapkan secara lisan untuk menghargai keagungan dan kemuliaan Wujud Yang telah berlaku sangat baik. Dan hamd (pujian) yang paling kamil dan sempurna adalah milik khas Rabb Jalil (Tuhan Yang Maha Gagah). Dan poros setiap Hamd sedikit atau banyak adalah Rabb Tuhan kita, Yang memberi petunjuk kepada manusia sesat dan Pemberi kehormatan terhadap orang yang hina. Dan Dia Mahmud  bagi semua para Mahmud. Yakni Dia madalah Wujud yang patut dipuji dan semua manusia selalu memuji-Nya. Sebagaimana telah saya katakan bahwa segala sesuatu akhirnya kembali kepada-Nya. Beliau a.s. bersabda lagi:” Tuhan adalah Pemberi Hidayah kepada orang-orang sesat. Apabila Tuhan memberi hidayah kepada orang sesat maka natijahnya orang yang menerima hidayah itu akan sujud dihadapan-Nya sambil melakukan puji-sanjung tanda syukur kepada-Nya.
Orang-orang yang dipandang hina oleh dunia memperoleh kehormatan disisi Allah swt. Seperti cara yang dilakukan oleh para penentang Nabi-nabi, mereka berkata bahwa dalam pandangan kami orang-orang yang beriman kepada engkau itu adalah orang-orang yang hina-dina. Akan tetapi mereka tidak tahu dalam suatu waktu Allah swt merubah keadaan. Orang gagah seperti Fira’un menjadi pengemis meminta-minta kepada dunia. Orang yang menjadi penguasa Mekkah jiwanya terancam. Dan perkara ini harus mengingatkan orang-orang mukmin terhadap hamd hakiki dan mendorong mereka untuk memahaminya. Sebagaimana pada zaman sekarang ini juga para penentang memandang hina terhadap orang-orang Ahmady dan menganggap tidak mempunyai khasiat apa-apa. Mereka dengan kejam memperlakukan orang-orang Ahmady sekehendak hati mereka. Namun dibalik itu semua Allah swt senantiasa memperlihatkan qudrat-Nya. Akan tetapi ingatlah, pada suatu waktu akan tiba sa’atnya apabila orang-orang yang menentang itu akan habis-musnah semuanya. Insya Allah !! Ringkasnya adalah didalam Al Hamd, (segala puji) ini terdapat isyarah bahwa segala puji yang kamil adalah bagi Allah swt dan Dia juga memberi pujian yang kamil kepada hamba-Nya. Dan Al Hamd itu-lah sumber segala macam kehormatan. Dan tugas kewajiban seorang mukmin ialah untuk memahami Hamd (pujian) dengan sungguh-sungguh kemudian berlindung kebawah naungan Allah swt.

          Sambil menjelaskan mengapa Al Qur’anul Majid dimulai dengan Al Hamd dan apa hikmahnya? Hazarat Masih Mau’ud a.s bersabda:” Allah swt telah memulai Kitab-Nya dengan Hamd bukan dengan Syukr atau Madah, sebab makna perkataan Hamd meliputi semua makna kedua lafaz Syukr dan Madah itu. Dan ia mewakili kedua perkataan itu. Namun didalam lafaz ini terdapat lebih banyak makna islah (perbaikan), dekorasi dan kecantikan. Bahkan terdapat juga keindahan, kecemerlangan dan juga perbaikan. Sebab orang-orang musyrik tanpa sebab selalu memuji berhala-berhala mereka, dan mereka tidak menggunakan lafaz madah melainkan menggunakan lafaz hamd juga dalam memuji berhala-berhala mereka itu. Dan mereka berakidah bahwa behala-berhala yang disembah-sembah itu sumber anugerah dan sumber nikmat-nikmat dan juga dianggap sangat pemurah oleh mereka. Demikian juga orang-orang perempuan musyrik yang berkabung diatas kematian berlomba satu dengan yang lain dengan bangga menyebut berhala-berhala mereka secara berlebih-lebihan bahkan dimedan perang dan  didalam arena pesta-pora juga mereka memuji-muji berhala-berhala mereka seperti layaknya orang-orang mukmin memuji Allah, Al Wahhab, Al Hadi dan Ar Raziq. Maka maksud Al Hamdulillah adalah untuk menyangkal pendirian orang-orang itu dan semua orang-orang musyrik. Dan menjadi peringatan serta nasihat bagi orang-orang yang berakal. Dan dengan kata Alhamdulillah itu Allah swt membantah para penyembah berhala, orang-orang Yahudi, orang-orang Kristen dan seluruh orang-orang musyrik. Seolah-olah Tuhan berfirman:” Hai orang-orang musyrik!! Mengapa kalian memuji berhala-berhala ? Dan mengapa memuji-muji leluhur kalian dengan sangat bangga dan berlebih-lebihan? Apakah mereka itu pencipta kalian? Apakah mereka tuhan-tuhan yang memelihara dan membesarkan anak–anak kalian? Apakah mereka menyayangi dan mengasihani kalian dan mereka menjauhkan musibat-musibat kalian, mencegah semua kesulitan dan kesusahan kalian? Ataukah mereka itu melindungi kalian dari bala-musibah yang telah menimpa kalian, apakah mereka membersihkan kalian dari lumpur-lumpur musibah yang mengotori kalian dan mereka menyembuhkan kalian dari penyakit yang menimpa kalian? Apakah mereka malik (yang memiliki) hari pembalasan? Sekali-kali tidak!! Melainkan Allah swt-lah yang menyempurnakan kegembiraan, menyediakan sarana hidayat, mengabulkan do’a-do’a, Dia mengasihani serta memberi kehidupan kepada kalian dengan memberi keselamatan dari kezaliman musuh-musuh kalian. Dan Allah swt pasti memberi ganjaran kepada orang-orang yang melakukan amal kebaikan.”

Selanjutnya sambil menjelaskan Tuhan kita adalah Tuhan Yang Kamil dan Penyandang semua jenis pujian serta sanjungan yang kamil, beliau a.s. bersabda:” Bersamaan dengan itu didalam Al Hamdulillah terdapat satu macam isyarah lagi yaitu; orang yang binasa karena amal buruknya dan lemahnya pengetahuan tentang Allah Baari Ta’ala atau selain dari itu dia binasa karena telah menyembah kepada yang lain selain Allah, maka ingatlah bahwa orang itu telah meninggalkan keyakinan terhadap kemuliaan Allah swt, tidak memandang luhur terhadap keagungan Allah swt dan dia binasa disebabkan lalai terhadap ajaran-ajaran Allah yang sangat cemerlang, keadaannya seperti orang-orang yang mengabdi kepada tuhan-tuhan bathil. Dia telah binasa karena tidak dapat memperoleh ma’rifat Allah swt dan dia telah menyembah yang lain selain Allah swt. Dia telah menganggap yang lain selain Allah swt mempunyai martabat yang kamil. Dia sudah tidak dapat memandang keagungan Allah swt karena yang lain telah dibuatnya tandingan Allah swt. Akibatnya binasalah orang itu. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Tidak-kah kalian melihat orang-orang Kristen? Mereka telah diajak kepada Tauhid, namun menolak dan penyakit itu-lah yang telah membuat mereka binasa dan jiwa mereka telah membuat sesat dan hawa-nafsu mereka telah membuat mereka binasa. Kesesatan dan hawa nafsu telah diperlihatkan indah kepada mereka yang telah menjadi sarana kehancuran mereka. Dan mereka telah menjadikan manusia lemah tak berdaya sebagai tuhan sembahan mereka. Dan mereka telah meminum arak kesesatan dan kejahilan. Mereka telah lupa kepada Sifat-sifat Kamil Allah swt. Dan mereka telah membuat-buat kepercayaan palsu bahwa Allah mempunyai anak lelaki dan anak perempuan.Jika mereka merenungkan Sifat-sfat Allah swt, keagungan dan kecemerlangan-Nya yang kamil maka tentu pandangan akal mereka tidak akan keliru. Dan pasti mereka tidak akan termasuk golongan orang-orang yang binasa.” Jadi, disini Allah swt memperingatkan kita bahwa undang-undang untuk menghindarkan diri kita dari pemahaman yang salah mengenai ma’rifat Allah Yang Maha Kuasa ialah, kita harus merenungkan dengan sungguh-sungguh kemuliaan Tuhan yang paripurna dan harus mencari Sifat-sifat Tuhan yang sesuai dengan Zat-Nya kemudian berusaha mengenal dan memahaminya dengan sebaik-baiknya. Dan kita harus berulang kali membaca wirid menyebut Sifat-sifat Allah swt itu, sebab perbuatan demikian jauh lebih baik dari pada hadiah berupa materi dan sebagai penolong yang lebih baik dari setiap penolong. Kita harus merenungkan sifat-sifat Tuhan yang telah Dia manifestasikan melalui karya-karya-Nya. Yakni Kekuatan-Nya, Kegagahan-Nya, Kemenangan-Nya dan Kemurahan-Nya harus selalu kita ingat dan kita tanamkan didalam benak kita. Ingatlah selalu hal itu semua dan jangan melalaikannya. Dan ketahuilah bahwa semua Rubbubiyyat itu milik Allah swt. Semua Rahmaniyyat dan Rahimiyyat itu hanyalah milik Allah swt. Dan Kerajaan Hari Pembalasan secara menyeluruh adalah milik Allah swt. Maka, hai saudara-saudara sekalian!! Janganlah menolak itha’at terhadap Pencipta kalian dan jadilah Muslim yang muwahid (orang berpegang pada Tuhid) dan berserah diri kepada-Nya. Kemudian didalam ayat ini Allah swt mengingatkan kita  bahwa Dia suci dari pada pergantian Sifat baru terhadap sifat yang lain karena unsur kelemahan, suci dari perobahan kecemerlangan-Nya, suci dari suatu aib atau noda dan suci dari mendapat suatu keistimewaan baru setelah mengalami kekurangan atau kelemahan. Yakni karena tidak mungkin adanya kekurangan pada Zat Allah, maka tidak mungkin untuk mendapat keistimewaan lain. Dia memiliki segala jenis keistimewaan. Tidak mungkin terjadi pada-Nya bahwa dahulu mengidap kelemahan sekarang keistimewaan-Nya sudah kembali normal. Bahkan Dia-lah yang memiliki semua puji-sanjung dari sejak Awal sampai Akhir, baik secara Zahir maupun Bathin kekal untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa yang menentangnya maka ia telah terlempar keluar dari kebenaran dan menjadi orang kafir.” (Karamatus Sadiqin)

Jadi Allah swt suci dari segala kelemahan dan orang yang tidak mengenal dan memahami Sifat-sifat-Nya dia berada ditepi jurang kehancuran. Kehancuran semua ummat terdahulu disebabkan mereka tidak mengenal Sifat-sifat Allah swt dan terjerumus kedalam kemusyrikan dan kalaupun mereka telah mengenal sifat-sfat-Nya itu, namun akhirnya mereka melupakannya. Selanjutnya telah dijelaskan kepada orang-orang Muslim bahwa Tuhan mereka adalah Dia yang memiliki segala pujian, beliau a.s. bersabda:” Didalam lafaz Alhamdulillah Allah swt telah memberikan ta’lim (pengajaran) bahwa apabila mereka ditanya, siapakah Tuhan sembahan mereka? Maka wajib atas setiap Muslim untuk menjawb, sembahan-ku adalah Allah yang memiliki semua Hamd (pujian) dan tidak ada suatu Kudrat atau Kamaal melainkan semuanya milik Allah. Maka janganlah kalian mejadi orang-orang yang melupakan ajaran itu. Mengucapkan Alhamdulillah hanya dengan mulut saja tidak cukup.” Bila saja mengucapkan Alhamdulillah maka fikiran kita harus segera ingat bahwa Tuhan adalah sembahan-kita. Dia adalah Tuhan yang kepada-Nya kita beribadah. Dan kita beribadah kepada-Nya karena Dia adalah Rabb-kita atau Allah Pencipta-kita.

Selanjutnya beliau a.s. bersabda :” Fasal ini dimulai dengan Alhamdulillah yang maknanya bahwa setiap Hamd (pujian) hanya bagi Zat yang namanya Allah. Kalimat ini dimulai dengan Alhamdulillah sebab tujuan asalnya adalah ibadah kepada Allah harus dimulai dengan semangat ruh dan daya tarik tabi’at yang kuat disertai kecintaan, dan hal serupa itu belum dapat dinisbahkan kepada seseorang selama orang itu belum terbukti memiliki sumber keistimewaan yang kamil yang membuat kalbunya serempak memuji Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa pujian yang kamil itu dilakukan karena dua macam keistimewaan; pertama kamal husn dan kamal ihsan. Yakni jika dalam sesuatu terdapat kecantikan baru ia mendapat pujian dan jika seseorang telah berlaku ihsan atau kebaikan kepada orang lain baru ia mendapat pujian. Dan jika kedua keistimewaan ini (kamal  husn dan kamal ihsan) bersatu dalam diri seseorang maka hati manusia meleleh dan rindu kepadanya disertai semangat pengabdian yang penuh ikhlas kepadanya.

Maksud serta tujuan yang sangat besar dari Qur’an Syarif adalah agar Allah swt menzahirkan kedua keistimewaan-Nya itu kepada manusia pencari kebenaran, agar ia tertarik kepada Wujud yang uniq dan tiada duanya itu dan timbul spirit pengabdian kepada-Nya dengan hati yang ikhlas dan penyerahan diri kepada-Nya. Oleh sebab itu Surah yang pertama ini ingin menunjukkan keistimewaan-keistimewaan Tuhan yang sangat cemerlang yang kepada-Nya Qur’an memanggil manusia. Maka untuk maksud itulah Surah ini dimulai dengan Alhamdulillahi, yang artinya semua puji-sanjung hanya layak diberikan kepada zat yang nama-nya Allah.” (Kitab Ayyamus Sulh).

Jadi zat Allah swt adalah zat yang menyandang kedua keistimewaan husn dan ihsan, oleh sebab itu Surah ini dimulai dengan Alhamdulillah. Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menerangkan dengan jelas sekali apa artinya husn Allah swt dan ihsan Allah swt itu, akan tetapi penjelasan itu tercantum secara terpisah dalam pokok bahasannya sendiri. Secara ringkas akan saya beritahu disini bahwa husn Allah swt adalah semua jenis keistimewaan terdapat pada Allah swt sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa semua Sifat-sifat terhimpun didalam Zat Allah swt. Hazrat Masih Mau’ud a.s. memberitahukan bahwa untuk ihsan Allah itu ada empat jenis asas utama. Ihsan Allah swt yang pertama adalah Allah itu Rabb. Yakni setelah menciptakan, memelihara dan memberi bimbingan sampai ketaraf yang sempurna. Ihsan yang kedua adalah Sifat Rahmaniyyat, melalui sifat ini memberi kekuatan kepada setiap makhluk yang bernyawa. Dan untuk kelanggengan hidupnya menyediakan bahan-bahan sesuai keperluannya. Dan manusia telah diberi bagian yang paling besar dari bahan-bahan itu. Ihsan yang ketiga adalah Sifat Rahimiyyat, yakni mengabulkan do’a-do’a dan menerima amal-amal saleh dan melindungi dari berbagai bala dan musibah. Dan memberi ganjaran atau pembalasan. Ihsan yang ke-empat adalah Sifat Malikiyyat Yaumid Din, Pemilik atau Penguasa Hari Pembalasan. Dia menurunkan anugerah dengan karunia-Nya yang khas dibawah kekuasaan-Nya. Berapapun banyaknya Dia ingin menurunkan anugerah Dia lakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Dia memberikan buah atau natijah bagi suatu amal dan buah itu sangat murni.  Hazrat Masih Mau’ud a.s.menjelaskan semua itu bahwa didalam Sifat Rabbul Alamin terdapat isyarah bahwa setelah terjadi suasana kesesatan Allah swt menciptakan suasana Hidayah. Beliau a.s. bersabda:” Allah swt didalam firman-Nya Rabbul Alamin mengisyarahkan bahwa Dia adalah Khaliq (Pencipta) setiap benda. Dan apapun yang terdapat diatas langit dan dibumi berasal dari pada-Nya. Dan diatas Bumi ini terdapat Jema’at apapun yang memperoleh Hidayah atau sesat atau berbuat kesalahan semuanya termasuk kedalam Alamin.” Dalam kata lain lafaz Alamin mencakup semua makhluk atau benda yang terdapat diatas dunia  ini, baik manusia berupa golongan yang mendapat hidayah atau golongan yang sesat dan berbuat kesalahan. Kadangkala kesesatan kekufuran, kefasikan dan kezaliman berkembang dengan luas sehingga bumi penuh diliputi kegelapan dan kejahatan. Dan manusia meninggalkan jalan menuju Tuhan Yang Gagah Perkasa. Mereka tidak memahami arti ibadah dan tidak pula menyempurnakan hak-hak Rabubiyyat dan hak-hak sesama manusia.

Selanjutnya beliau a.s. bersabda: “ Keadaan dunia sudah menjadi gelap laksana malam gelap gulita dan iman manusia sudah runtuh ditimpa berbagai musibah itu. Kemudian Allah swt menampilkan sebuah alam lain, maka bumi diganti dengan bumi yang lain dan sebuah taqdir (dekrit) baru turun dari langit dan manusia diberi kalbu yang cerah untuk berfikir serta lidah yang fasih untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah swt atas kemurahan dan kasih sayang-Nya. Maka mulai mereka merebahkan diri bersimpuh dihadapan Allah swt rata menghampar laksana permukaan jalan. Dan mereka datang kehadapan Allah swt membawa harapan dan penuh rasa takut, sambil merundukkan pandangan kebawah karena rasa rendah diri dan malu kepada-Nya. Dan datang dengan pandangan muka yang serius dan lurus laksana menuju suatu target khas yang dituju. Dan menyerahkan diri dengan semangat yang sangat tinggi seolah-olah menyentuh segala ketinggian.” Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menyebutkan bahwa Allah swt membawa alam baru dan Bumi diganti dengan Bumi baru. Mengenai-nya Hazrat Masih Mau’ud a.s. juga telah menerima ilham bahkan beliau a.s. telah melihatnya dalam bentuk kasyaf. Beliau a.s. bersabda :” Aku melihat didalam kasyaf bahwa aku telah menciptakan Bumi baru dan Langit baru. Lalu aku berkata:” Mari kita ciptakan manusia!” Mendengar ilham ini para Moulvi dizaman itu ribut mengolok-olok sambil berkata: Tengoklah orang ini telah menda’wakan diri sebagai Tuhan. Maka beliau a.s. bersabda: Ini bukan penda’wan aku sebagai Tuhan, maksudnya melalui tangan-ku Allah swt akan mengadakan suatu perobahan besar sehingga Langit dan Bumi seakan-akan menjadi baru dan manusia sejati akan diciptakan. Mereka itu akan menjadi pelaksana-pelaksana ibadah kepada Allah swt dengan sangat ikhlas dan patuh. Mereka akan menjadi pelaksana-pelaksana  hak ‘ubudiyyat dan orang-orang yang mengenal pasti Rabbubiyyat Allah swt. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Manusia datang sambil merundukkan pandangan kebawah karena rasa rendah diri dan malu kepada Tuhan. Dan datang dengan perangai yang serius dan lurus laksana menuju suatu target khas yang dituju. Dan menyerahkan diri dengan semangat yang sangat tinggi seolah-olah menyentuh segala ketinggian.” Maksudnya manusia melakukan pengkhidmatan sambil menyerahkan diri terhadap Tuhan dengan semangat yang sangat tinggi. Orang-orang yang berpotensi demikian sangat diperlukan sekali pada waktu kesesatan sudah merebak sampai kepuncaknya diatas dunia ini. Seiring dengan pertukaran suasana zaman prilaku manusia berobah menjadi seperti prilaku binatang. Pada waktu itu rahmat Ilahi dan anugerah-Nya yang abadi menghendaki agar seorang dibangkitkan di Langit yang akan melenyapkan kegelapan dan memporak-porandakan semua bangunan-bangunan dan kemah-kemah yang didirikan oleh gembong syaitan. Barulah seorang Imam turun dari Allah swt Yang Rahman yang akan memerangi syaitan.”

Sebagaimana telah saya terangkan tentang illham yang telah turun kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. beliau telah melihat didalam kasyaf. Beliau a.s. bersabda: Kedua lasykar Rahmani dan Lasykar syaitani akan berperang. Kedua lasykar itu bertarung. Dan hanya orang yang dianugerahi dua belah mata yang mampu melihat mereka itu, yakni orang yang diberi kuwati bashirat atau orang yang sungguh-sungguh menjadi hamba hakiki Allah swt dan yang telah mengenal Rabbubiyyat Allah swt dapat melihatnya. Belenggu diikat disekeliling leher yang batil dan dalil-dalil mereka yang batil laksana minuman arak itu dimusnahkan. Maka kedudukan Imam selalu memperoleh kemenangan melawan musuh-musuh dan menjadi penolong golongan orang-orang yang telah memperoleh Hidayah. Dia meninggikan panji-panji hidayah dan dia menghidupkan acara-acara dan ijtima-ijtima orang-orang yang soleh dan selalu menjaga diri dari keburukan. Mereka menggunakan banyak waktu untuk menjaga diri, melakukan  kebaikan dan taqwa serta melakukan banyak zikir Ilahi, bercakap-cakap mengenai ibadah, membicarakan sifat-sifat Allah swt, sehingga orang-orang merasa bahwa sekarang jeger syaitan sudah dipenjarakan dan guci-guci minuman arak mereka sudah ditutup rapat. Dan mereka telah menangkapi binatang-binatang dusta dan tipu-daya, membelenggu leher-leher mereka dengan rantai, bangunan-bangunan bid’ah mereka telah dirobohkan serta menara-menara mereka telah dipecahkan. Dan kalimah-kalimah iman telah dikumpulkan, nizam-nizam telah diperkuat dan dia telah memperkokoh kerajaan Samawi dan setiap celah telah ditutup dengan rapat.

Sekarang kitapun sedang mengambil banyak faedah dari Langit baru dan Bumi baru yang telah diciptakan melalui Hazrat Masih Mau’ud a.s. maka kita harus memberi perhatian penuh dan khas kepadanya.Kita harus menjaga diri dari semua bid’ah, memperkuat iman, memenuhi kewajiban beribadah kepada Allah swt dan mengenal Rabbubiyyat-Nya dengan sebaik-baiknya. Jika kita laksanakan itu semua barulah kita akan memperoleh banyak barkat dari padanya. Ketika memberi penjelasan bahw apabila seorang hamba telah mengenal Rabbnya dengan sungguh-sungguh dan mulai menunaikan ibadah kepada-Nya dengan mutu yang baik, maka ia betul-betul telah mendapatkan Rabbul Aalamin sehingga keadaan ruhani dia jauh berbeda dengan yang lain. Hazrat Masih Mau’ud a.s bersabda;” Didalam firman suci-Nya didalam Alqur’an Allah swt memberi isyarah tentang Rabbul ‘Alamin bahwa Dia adalah Pencipta setiap benda dan apapaun yang berada di Langit dan di Bumi semuanya memuji-Nya. Dan yang memuji kepada-Nya senantiasa memuji terus-menerus kepada-Nya. Sehingga hatinya sangat terpikat kepada-Nya. Dan tidak ada yang menghalanginya setiap waktu dia terus-menerus memuji dan menyanjung-Nya. Dan apabila seorang hamba telah menanggalkan jubah keinginan-keinginan nafsu dan ia telah meningggalkan dorongan-dorongan hawa nafsunya maka ia fana didalam ibadah-ibadah serta tekun mengabdi kepada-Nya. Dia mengenal Rabb-nya yang telah menjaga dan memeliharanya dengan kasih-sayang-Nya. Dia setiap waktu memuji dan menyanjung-Nya. Dia mencintai-Nya dengan seluruh wujud bahkan dengan seluruh zarrah-zarrahnya. Maka pada waktu itu ia menjadi salah satu alam dari semua alam-alam. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda lagi:” Salah satu alam dari antara alam-alam itu adalah dimana Hazrat Khataman Nabiyyin saw telah diutus. Hazrat Masih Mau’ud a.s. memberitahu keadaan zaman beliau sendiri. Beliau bersabda : Karena menaruh belas kasih terhadap  orang-orang yang mencintai-Nya, Allah swt telah menciptakan sebuah golongan lain yaitu golongan Mahdi atau Masih Mau’ud. Jadi jika kita sudah menggabungkan diri dengan orang yang diutus oleh Rabbul ‘Alamin maka kita harus memfocuskan semua kepentingan-kepentingan kita semata-mata karena Allah swt. Dan untuk itu kita harus berusaha keras agar kita dapat meraih nikmat-nikmat dari Rabbul ‘Alamin. Dalam menjelaskan apa yang termasuk kedalam ‘Alamin dan ‘alamin itu apa artinya Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Yang dimakaud dengan ‘alamin’ yaitu selain dari Tuhan Pencipta makhluq-makhluq, setiap benda yang nampak, ‘alam arwah ataupun ‘alam jasmni, ruh atau jasad kasar semua benda selain Allah semuanya termasuk kedalam ‘Alamin. Baik makhluk bumi atau matahari dan bulan, selain dari itu semua barang-barang apa saja yang berupa benda termasuk kedalam Rabbubiyyat Allah swt. Maka jika segala sesuatu berada dibawah Rabbubiyyat Allah swt maka kita tahu bahwa Allah swt-lah yang memelihra alam seluruhnya. Akan tetapi kadang-kadang terjadi juga apabila orang-orang mulai menganggap manusia pemberi rizki, karena pengaruh desakan dari masyarakat urusan dunia telah menguasai manusia. Dalam keadaan demikian seorang mukmin harus segera memeriksa dirinya dan ia hrus berusaha mencegahnya. Sambil memeriksa diri dan membaca istighfar sertã bertaubah sebanyak-banyknya ia harus segera kembali rujuk kepada Rabbul ‘Alamin. Agar kita yang sedang tinggal di Bumi baru ini dan diatas kita Langit baru menaungi kita dapat memperoleh banyak barkat dari padanya. Sambil menjelaskan bahwa seiring dengan keperluan jasmani Allah swt memenuhi keperluan ruhani manusia juga. Dalam menjelaskan Rabbul Alamin beliau a.s. bersabda:” Allah swt adalah Tuhan bagi dunia seluruh-nya. Sebagaimana untuk keperluan jasmani dan untuk keperluan tarbiyyat Allah swt menciptakan benda-benda dan bahan-bahan keperluan bagi semua jenis makluk tanpa diskrimininasi. Dan berasaskan keimanan kita Dia adalah Rabbul ’Alamin. Dan dia telah menciptakan Air, Cahaya barang-barang makanan dan minumnan dan lain sebagainya bagi makhluq seluruhnya. Demikian juga setiap zaman Rabbul ’Alamin selalu mengutus seorang Muslih atau Pembaharu kedunia bagi perbaikan setiap kaum atau Bangsa dari waktu kewaktu. Seperti terdapat didalam Alquranul Karim Surah Al Fathir ayat 25,       Artinya: Dan tiada suatu kaumpun melainkan telah diutus  kepada mereka seorang Nazir (pemberi ingat).

Jadi jika Tuhan selalu mengutus maka untuk zaman ini juga tentu Dia mengutus. Selanjutnya sambail menjelaskan Rabbul ‘Alamin dari segi ini bahwa karunia Allah swt tidak khas hanya turun kepada suatu Kaum tertentu saja, Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:” Dengan ayat inilah Allah swt memulai menurunkan Alqur’anul Karim yang terdapat didalam Surah Alfatihah yaitu Alhamdu lillahi Rabbil ‘alamin. Artinya semua puji-sanjung yang kamil dan semua sifat yang suci khas bagi Allah Rabb sekalian Alam. Semua Bangsa, zaman dan berbagai Negara semuanya masuk kedalam perkataan ‘Alam. Dan Hakikat dari pada dimulainya Alqur’anus Syarif dengan ayat ini adalah demi membantah Bangsa-bangsa yang menganggap Rabbubiyyat dan Karunia Allah swt itu terbatas hanya kepada Bangsa mereka sendiri saja. Dan mereka menganggap seolah-olah Bangsa-bangsa lainnya bukanlah hamba-hamba Allah swt. Dan seolah-olah menganggap bahwa setelah Allah swt menciptakan bangsa-bangsa itu kemudian membuangnya jauh seperti sampah atau lupa kepada mereka. Atau, na’udzu billah, Allah swt tidak-pun menciptakannya.” Jadi sebagaimana Rabbul ‘Alamin menyediakan sarana-sarana madiyah (materi zahiriyah) demikian juga Dia menyediakan sarana-sarana ruhaniah bagi manusia. Itulah Rabbubiyyat Allah swt. Siapa yang mengingkarinya maka dia ingkar kepada Rabbubiyyat Allah swt.” (Jangg-i-Muqaddas)

Jadi, orang-orang yang membaca Surah Al Fatihah dan menolak Masih Mau’d dizaman ini mereka harus berfikir dan kita juga setelah bai’at kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. sebagaimana telah saya katakan, harus berusaha meningkatkan íman dan takwa kita. Selanjutnya beliau a.s. bersabda:” Dalam lafadz hamd terdapat satu lagi isyarah yaitu, Allah awt berfirman: Hai hamba-hamba-Ku kenalilah aku melalui Sifat-sifat-ku! Dan kenalilah juga Aku  dengan kamalaat-­Ku. Aku bukanlah seperti wujud tak sempurna mempunyai kelemahan dan kekurangan. Melainkan Hamd-Ku (Pujian-Ku) jauh lebih tinggi bahkan melampoui batas pujian yang dilakukan oleh orang-orang yang memuji dan menyanjung-Ku. Dan kalian tidak akan dapat menemukan suatu sifat yang patut dipuji di Langit maupun di Bumi yang tidak dapat ditemukan pada Sifat-Ku. Dan jika kalian ingin menghitung Sifat-sifat-Ku yang patut dipuji maka sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Sekalipun kalian berusaha keras berfikir dan bekerja keras seperti orang yang setiap waktu tenggelam didalam kesibukannya, betapapun kesulitan yang kalian hadapi untuk berfikir tentang Sifat-Ku ini, maka fikirlah sebaik-baikya apakah nampak kepada kalian suatu hamd (pujian) yang tidak terdapat pada Zat-Ku? Apakah kalian menemukan suatu tanda mengenai kamalaat-Ku (kemuliaan-Ku) yang terpisah jauh dari-Ku dan dari Singgasana-Ku? Jika kalian mempunyai anggapan seperti itu maka kalian sama sekali tidak mengenal-Aku. Dan kalian termasuk diantara orang-orang yang buta. Padahal sesungguhnya Aku dikenal dengan keagungan dan kamalaat-Ku.Yakni Aku dikenal dengan Sifat-sifat yang terpuji dan kamalaat (keistimewaan)-Ku. Dan hujan lebatku diketahui dari awan  mendung yang membawa banyak sekali berkat-berkat-Ku. Maka orang-orang yang beriman kepada Ku karena meyakini semua Sifat-sifat kamil dan kumpulan semua kamalaat (keistimewaan)-Ku dan dimanapun mereka menyaksikan suatu kamal (keistimewaan) dan dengan jangkauan pikiran mereka melayang kepuncak paling tinggi sehingga disana nampak suatu kegemilangan, maka semuanya itu mereka menisbahkan kepada-Ku. Dan setiap keagungan yang zahir dengan jelas didalam pandangan dan akal pikiran mereka dan setiap qudrat (kekuasaan) yang nampak didalam cermin pikiran mereka (yang nampak didalm bayangan pikiran mereka) semuanya mereka nisbahkan kepada-Ku. Maka mereka itulah orang-orang yang melangkahkan kaki mereka tegak diatas jalan ma’rifat-Ku. Kebenaran ada bersama mereka.  Dan mereka adalah orang-orang kerjaya. Maka semoga Allah swt melindungi kalian dengan sehat sejahtera. Bangunlah kalian dan sibukkanlah diri kalian dalam usaha mencari Sifat-sifat Tuhan Zul Jalaal dan renungkanlah hal itu semua seperti orang-orang bijak dan ahli pikir melakukannya dan bekerjalah dengan pandangan dan akal-pikiran yang dalam. Jagalah sebaik-baiknya dan tinjaulah dengan pandangan yang tajam dan paripurna. Dan carilah didalam zahir dan batin alam ini dengan semangat seperti seorang manusia yang serakah selalu menyibukkan diri dalam mencari sasaran objek yang diinginkannya. Maka apabila kalian telah berhasil sampai kepada keistimewaan-Nya yang Kamil dan telah berhasil mencium keharuman-Nya, maka seolah-olah kalian telah mendapatkan-Nya. Dan ini sutau rahasia yang hanya terbuka kepada pencari Hidayah. Jadi itulah Rabb dan Tuhan kalian. Yang Dia sendiri Kamil dan kumpulan semua Sifat-sifat Kamil dan Jami’ mahamid (kumpulan semua pujian). Hanya orang yang memikirkan dan merenungkan Surah Al Fatihan yang dapat mengenal-Nya dan memohon pertolongan kepada Allah swt dengan keperihan hati. Orang yang diwaktu mengikat janji dengan Allah swt meluruskan niatnya dengan penuh ikhlas dan suci-bersih dari setiap jenis kedengkian dan dendam kesumat. Kepada mereka dibukakan pintu Surah ini dan mereka segera menjadi sahibi bashirat (orang yang memiliki pandangan ruhani yang cemerlang).” Sebagaimana telah saya katakan sebelumnya setelah bai’at ketangan Hazrat Masih Mau’ud a.s. kita harus senantiasa berusaha mencari kedudukan yang telah dijelaskan diatas dan kita harus sampai ketahap itu. Jalan untuk merenungkan Surat Al Fatihah dan juga merenungkan Alquranul Karim dapat diperoleh dengan hasil mengikuti bimbingan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita untuk memahami betul Sifat-sifat Allah swt sehingga kita mampu menerapkan pada diri kita sesuai ajaran-ajaran-Nya agar kita dapat memenuhi harapan dan keinginan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Amin !!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution