Selasa, 29 Januari 2013

Kenapa Allah Menangguhkan Pengabulan Do'a Kita?

Dua Cara Allah Mengabulkan Do'a

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang menghadapkan mukanya kepada Allah untuk berdo'a, kecuali Allah akan mengabulkannya (memberikannya). Kadang-kadang, pengabulannya dipercepat (on time) dan kadang ditangguhkan (delayed).” (HR. Ahmad dan Hakim)


Do'a adalah kata yang sudah sangat familiar bagi kita, bahkan sudah mengetahuinya sebelum kita fasih berbicara. Namun permasalahannya, kita suka bertanya kapan Allah mengabulkan do'a yang kita mohonkan kepada-Nya? Padahal di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186).

Adalah hadits di atas menjelaskan mekanisme pengabulan do'a. Allah bisa saja mengabulkan do'a yang dimohonkan kepada-Nya dengan on time (dipercepat atau tepat waktu). Tentu saja setiap kita pernah mengalaminya. Ketika kita dalam kesusahan lalu kita berdo'a kepada Allah. Dengan segera Allah datangkan pertolongan untuk kita.

Ada riwayat yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW didatangi oleh seorang sahabat. Ia berkata, “Ya Rasulullah, harta saya hilang dan tubuh saya sakit.” Lalu Rasululah SAW berkata, “Tidak ada baiknya orang yang tidak pernah hilang hartanya dan sakit badannya. Sesungguhnya jika Allah mencintai hamba-Nya akan dicobanya hamba-Nya dengan berbagai penderitaan.”

Artinya, ketika mengalami musibah, segera berdo'a kepada Allah. Karena saat ini peluang untuk mendapatkan pengabulan do'a on time (disegerakan atau tepat waktu) terbuka lebar. Imam Ja’far As-Shadiq RA pernah berucap, “Kalau seseorang berada dalam kesedihan, bergegaslah berdo'a. Karena pada saat itulah Allah akan mengabulkan do'a orang itu.”

Jika ada pengabulan do'a on time, berarti adakah pengabulan do'a delayed (diperlambat atau ditunda)? Jawabannya ada. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW yang dijadikan lead tulisan ini. Plus, coba baca dengan seksama surat Al-Baqarah ayat 186 tersebut. Allah berjanji mengabulkan do'a atau permohonan hamba-Nya, tapi Allah tak jelaskan waktunya kapan. Semuanya tergantung pada kehendak-Nya.

Lantas pertanyaannya, kenapa Allah menangguhkan pengabulan do'a kita? Allah tentunya lebih tahu mana yang pantas untuk kita. Untuk meyakinkan diri kita, Allah sudah memaktubkannya di dalam Al-Qur’an, “Bisa saja kamu membenci sesuatu padahal Allah menjadi padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa : 19).

Namun, bila ingin dikaji lebih serius. Allah men-delayed pengabulan do'a yang dimohonkan kepada-Nya adalah, untuk memberikan pemahaman bagi siapa saja, bahwa diperlukan suatu upaya yang semaksimal mungkin dari diri kita masing-masing untuk meraih apa yang ditangguhkan Allah SWT. Artinya, Allah ingin melihat kegigihan kita dalam berdo'a dan mencapai apa yang dimohonkan kepada-Nya.

Jika kita tetap berusaha dengan gigih, fokus, pantang menyerah, dan selalu bersemangat positif, niscaya do'a yang dimohonkan pasti bisa didapatkan. Selama apapun Allah ‘menangguhkan’ pengabulan do'a yang dimohonkan kepada-Nya, jika kita punya kemauan dan keuletan dalam berusaha meraihnya, maka do'a itu akan terwujud. Karena formula do'a itu untuk meraih apa yang diingikan adalah, 1% pikiran, 24% ikhtiar atau usaha, 25% impian dan keyakinan yang kuat, dan 50% do'a.

Namun sekiranya do'a yang ditangguhkan belum juga dikabulkan Allah hingga wafat, ini artinya bisa jadi do'a yang belum dikabulkan Allah menjadi ‘deposito’ amal shaleh di akhirat atau bisa jadi pengabulan itu setelah yang berdo'a tiada. Seperti kisah yang terdapat di dalam buku Al-Akhlaku Lil Banin, "Ada seorang Ayah memiliki 4 orang anak. Dan anak yang pertama memiliki perilaku sangat jahat dan nakal sekali. Bukan hanya keluarganya yang terganggu, tapi masyarakat yang di sekitarnya pun ikut terganggu. Sang Ayah berulang kali menasehatinya dan berusaha sekuat tenaga agar ia tidak menjadi anak yang nakal. Apalagi dia anak pertama yang menjadi panutan bagi adik-adiknya. Sang ayah tak luput mendo'akan anaknya usai shalat, agar anaknya menjadi anak yang shaleh dan bertanggunjawab terhadap keluarganya. Namun do'a tersebut tak dikabulkan Allah hingga sang ayah meninggal. Begitu sang ayah meninggal, anak tersebut berubah total. Ia menjadi anak yang shaleh dan bertanggungjawab terhadap adik-adiknya dan ibunya. Ia yang berusaha keras menyekolahkan dan mendidik adik-adiknya menjadi pribadi yang baik dan dibanggakan keluarganya."

Artinya, bisa jadi do'a yang dimohonkan dikabulkan Allah bukan sesuai dengan keinginan kita, tapi sesuai dengan kehendak dan keinginan Allah. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT sudah menegaskan hal ini, “Bisa saja kamu membenci sesuatu padahal hal itu baik untukmu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal hal itu buruk bagimu. Dan Allah-lah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216). Karena itu, tetaplah berdo'a kepada Allah. Mohonkanlah yang baik-baik, bermanfaat, dan masuk akal.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution