Keutamaan Zikir Tasbih dan Tahmid
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Banyak kita temukan dalam Al-Qur'an dan hadits digabungkannya tasbih dan tahmid. Ini menunjukkan keutamaan dua kalimat zikir ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan Rasul-Nya untuk memperbanyak zikir ini di saat sudah semakin dekat ajal beliau. Allah Ta'ala berfirman,
إِذَا
جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي
دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ
إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
"Apabila telah datang pertolongan
Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat." (QS. Al-Nashr: 1-3)
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma menjelaskan, bahwa surat di atas adalah pertanda dekatnya ajal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. (HR. Al-Bukhari)
Dalah Shahihain, dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, menuturkan, "Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memperbanyak membaca dalam ruku' dan sujudnya:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
"Maha suci Engkau dan segala puji bagi
bagi-Mu, Ya Allah, wahai Rabb kami. Ya Allah, ampuni aku." (Muttafaq
'Alaih, terdapat tambahan pada keduany: beliau menakwilkan Al-Qur'an
–surat di atas-)
. . . jika seseorang mengumpulkan antara tasbih dan tahmid, ia telah menggabungkan antara menetapkan sifat sempurna dan meniadakan segala bentuk kekurangan dan aib dari-Nya . . .
Tasbih dan Tahmid Dalam Hadits
Sedangkan dari sunnah tentang fadhilah
zikir tasbih dan tahmid yang memiliki pahala besar, di tunjukkan oleh
beberapa hadits berikut ini:
Hadits Pertama, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
كَلِمَتَانِ
خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ
إِلَى الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللَّهِ ، وبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ
الْعَظِيمِ
"Dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan, dan dicintai oleh Al-Rahman (Allah): Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim." (HR. Muttafaq 'Alaih)
Hadits Kedua, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
"Siapa yang mengucapkan: Subhanallah wa Bihamdihi
(Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka
dihapuskan segala kesalahan (dosa)-Nya walaupun sebanyak buih dilaut."
(Muttafaq 'alaih)
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam
menjelaskan tentang fadhilahnya, "Maka barangsiapa yang menyucikan
Allah (bertasbih) dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100 kali pada pagi
dan petang hari, niscaya mereka akan memperoleh pahala yang sangat
besar; berupa diampuninya seluruh dosa dan kesalahannya meskipun
jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan. Hal ini adalah merupakan
keutamaan yang mulia dan pemberian yang melimpah."
Beliau melanjutkan, "Para ulama
menyempitkan makna dari dosa-dosa yang akan diampuni dengan zikir ini,
yaitu dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar, tidak ada yang dapat
menghapusnya kecuali taubat nasuha. Tetapi Imam al-Nawawi berkata:
apabila seseorang tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka diharapkan zikir
tersebut dapat meringankan dosa-dosa besar yang telah ia lakukan."
. . . Maka barangsiapa yang menyucikan Allah (bertasbih) dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari, niscaya mereka akan memperoleh pahala yang sangat besar; berupa diampuninya seluruh dosa dan kesalahannya meskipun jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan. . .
Hadits Ketiga, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَالَ
حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِى سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ
مَرَّةٍ. لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ
بِهِ إِلاَّ أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
"Siapa yang membaca di pagi dan sore hari Subhanallah Wa Bihamdmaihi
(Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali, maka tak ada
seorangpun yang datang pada hari kiamat yang membawa sesuatu lebih utama
dari apa yang dibawanya kecuali seseorang yang membaca seperti yang ia
baca atau menambahnya." (HR. Muslim)
Maksudnya apabila seseorang membaca Subhanallah Wa Bihamdmaihi
di pagi hari seratus kali dan di sore hari seratus kali, maka tidak ada
orang - nanti pada hari kiamat- yang membawa sesuatu yang lebih utama
dari apa yang dibawanya kecuali orang yang mengamalkannya lebih banyak
dari dirinya. (Disarikan dari Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Muhammad
bin Shalih al-Utsaimin: I/1663)
Hadits Keempat, dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ
"Siapa yang membaca Subhanallah al-'Adzim Wabihamdihi, maka akan ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga." (HR. Al-Tirmizi; beliau berkata: hadits hasan)
Hadits Kelima, dari Ummul Mukminin Juwairiyah binti al-Harits Radhiyallahu 'Anha, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluar dari sisinya pada shalat Shubuh di masjid, sementara Juwairiyah sudah di tempat shalatnya. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kembali saat waktu sudah Dhuha dan ia masih duduk di tempat shalatnya tersebut, maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Engkau masih di tempat ini sejak aku meninggalkanmu?" Ia menjawab, "ya." Lalu beliau bersabda,
لَقَدْ
قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا
قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
"Sungguh aku membaca empat kalimat tiga kali seandainya ditimbang dengan apa yang kamu baca seharian niscaya menyamainya; yakni Subhanallah Wabihamdih 'Adada Khalqih, Wa Ridhaa Nafsih, Wazinata 'Arsyih, Wamidada Kalimatih.
(Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya,
sesuai dengan keridhaan jiwa-Nya, seberat timbangan 'Arasy-Nya, dan
sebanyak jumlah kalimat-kalimat-Nya)." (HR. Muslim) Yakni; dibaca tiga
kali setiap pagi.
Hadits Keenam, dari Abu Dzarr Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya, "Perkataan apa yang paling utama?" Beliau menjawab, Apa yang Allah pilih untuk para Malaikat-Nya atau para hamba-Nya; Subhanallah Wabihamdih." (HR. Muslim)
Hadits Ketujuh, dari Abu Dzarr Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, "Maukah aku kabarkan perkataan yang paling cintai oleh
Allah?" Aku (Abu Dzarr) berkata; Wahai Rasulullah, beritahu aku
perkataan yang paling dicintai oleh Allah." Lalu beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
"Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdih." (HR. Muslim)
Penutup
Keutamaan zikir tidak diragukan lagi
banyaknya. Ia merupakan salah satu sarana penghubung antara hamba dengan
Rabb-Nya. Selama hamba masih berzikir berarti ia mengingat Allah
sehingga itu menjadi sarana yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Jika
demikian kondisinya, maka Allah akan mencintainya, mengampuni dosanya,
dan memberikan pahala yang besar kepadanya. Salah satu macam zikir yang
banyak disebutkan fadhilah dan keutamaannya adalah zikir yang berisi
Tasbih dan tahmid. Maka selayaknya kita mengetahui macam-maca zikir ini,
lalu menghafalkannya, dan menzikirkannya serta mengamalkan
tuntutan-tuntutannya.
Wallahu Ta'ala A'lam.
0 komentar:
Posting Komentar