Jumat, 25 Januari 2013

Hari Kiamat, Berakhirnya Kehidupan di Dunia

Membaca Tanda-tanda Kiamat Sungguhan

Said Sabiq dalam karyanya al-‘Aqaid al-Islamiyah membagi tanda-tanda kiamat dalam dua hal: kecil dan besar. Tanda-tanda kecil mengisyaratkan dekatnya hari kiamat, tanda-tanda besar menunjukkan amat dekatnya, sehingga apabila tanda-tanda pertamanya muncul akan menyusul tanda-tanda berikutnya.

Keyakinan adanya hari kiamat suatu keniscayaan yang pasti terjadi. Ia bagian dari rukun iman (akidah), aspek teoritis ajaran Islam yang dituntut setiap orang  mempercayainya dengan yakin tanpa ragu-ragu dan menjadikannya sebagai dasar segala aktivitas kehidupan, hubungannya dengan Allah, manusia, alam semesta dan kehidupan itu sendiri.

Hari kiamat adalah kehancuran alam hingga berakhirnya kehidupan di dunia dan datangnya kehidupan akhirat sebagai permulaan keabadiannya.

Kehancurannya diawali tiupan sangkakala mematikan oleh Malaikat Israfil. Setelah tiupan kedua, bergantilah alam ini menjadi alam akhirat, dengan proses awalnya berbangkit dari kubur (ba’as), menyusul berkumpul di tempat amat luas tanpa pelindung (mahsyar), perhitungan amal (hisab), penimbangannya (mizan), penyerahan kitab amalan, meniti shirat al-mustaqim, orang takwa dimasukkan ke surga, orang maksiat dimasukkan ke neraka.

Ketika itu masing-masing mempertanggung-jawabkan amal perbuatannya. Tidak bisa saling membantu, seseorang lari dari saudaranya, dari orangtuanya, dari isteri dan anak-anaknya. Ada yang mukanya berseri gembira karena akan masuk surga, ada yang tertutup debu sengsara karena akan masuk neraka.

Tidak  ada perlindungan kecuali  pemimpin yang adil/jujur, pemuda yang taat beragama, orang yang lidahnya basah menyebut Allah, orang yang hatinya terpaut dengan tempat sujud, orang yang bertemu berpisah dan cinta semata-mata karena Allah.

Peristiwanya mengerikan sekali, alam hancur-berantakan, semua makhluk bernyawa pada mati. Tidak seperti ramalan suku Maya yang mengesankan masih ada yang mampu bertahan hidup dengan alat canggihnya seperti bola raksasa.

‘Hai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang maha dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lupalah semua manusia yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi karena azab Allah. (QS.al-Hajj,1-2).

Kiamat itu pasti terjadi, kapan waktunya yang tahu hanya Allah. Hal ini sekaligus menepis ramalan Suku Maya yang akhirnya gagal total itu.

Ketika Jibril mengajarkan agama kepada Nabi dan sahabat, pertanyaan terakhirnya adalah kapan kiamat terjadi (mata al-sa’ah), Nabi menjawab; mal mas’ul bia’lama min al-sail (tidaklah yang ditanya lebih tahu dari yang menanya), kecuali Nabi menyebutkan tanda-tandanya.

Hal ini mengisyaratkan bahwa Nabi dan Jibril pun selaku ‘pihak dekat’ dengan Allah  tidak tahu kapan terjadinya. Rasul  bersabda: ‘Sebaik-baik hari yang matahari bersinar padanya adalah hari Jumat, hari itu Adam dicipta, hari itu dia dimasukkan ke surga dan hari itu pula dia dikeluarkan daripadanya. Tidaklah terjadi kiamat kecuali pada hari Jumat. Namun Jumat bulan tahun dan abad ke berapa yang tahu hanya Allah.

Al-Jazairi dalam Aqidat al-Mukmin mengemukakan tanda-tanda terjadi kiamat berdasar Alquran dan hadis, di antaranya terjadi mendadak dan telah ada tanda-tandanya yaitu diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi/rasul.

Tanda lainnya terbelahnya bulan diisyaratkan lafal bersamaan dengan dekatnya kiamat. Turunnya Isa Putra Maryam ke bumi menegakkan hukum dan keadilan. Munculnya binatang melata yang menakjubkan dan bisa bicara. Matahari terbit dari sebelah barat.

Isyarat lainnya yang ‘mendunia’ seperti banyaknya kekacauan dalam kehidupan. Keluarnya api dari bumi Hijaz. Kaum muslim berperang dengan Yahudi dan mampu mengalahkannya serta adanya angin sejuk yang mematikan.

Said Sabiq dalam karyanya al-‘Aqaid al-Islamiyah membagi tanda-tanda kiamat dalam dua hal: kecil dan besar. Tanda-tanda kecil mengisyaratkan dekatnya hari kiamat,  tanda-tanda besar menunjukkan amat dekatnya, sehingga apabila tanda-tanda pertamanya muncul akan menyusul tanda-tanda berikutnya.

Tanda-tanda kecil -yang sebagiannya sudah  muncul- yaitu diutusnya Nabi Muhammad SAW. Umara bukan keturunan  mulia pendidikan maupun akhlaknya. Dicabutnya ilmu dengan matinya para ulama. Waktu berlalu cepat sekali dan tempat jauh semakin dekat.

Sedangkan tanda-tanda besar adalah terbitnya matahari dari arah barat, keluarnya binatang yang bisa bicara dan munculnya al-Mahdi dan Dajjal.

Kepercayaan akan kepastian kiamat dengan segala kengeriannya itu mengkristal dalam setiap pribadi muslim, tidak akan tergoyahkan oleh ‘hasil ramalan’ apa pun. Kepribadian demikian akan diperoleh setelah mengimani memahami dan mempersiapkan diri memasuki hari akhir, di mana seluruh prilaku dimintai pertanggung-jawaban.
    
Oleh: H Murjani Sani
Penulis, Dosen Fakultas Ushuluddin/ Ketua Umum MUI Kota Banjarmasin

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution