Senin, 28 Januari 2013

Seorang Ibu Dengan Tempayan Retak

Tempayan Retak

Seorang Ibu di Cina yang sudah tua memiliki 2 buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul di pundak dengan menggunakan sebatang bambu.

Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tanpa cela & selalu memuat air hingga penuh.

Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dare sungai, air di tempayan yang retak tinggal 1/2. Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya 1- 1/2 tempayan.
Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya & sedih, sebab hanya bisa memenuhi 1/2 dari kewajibannya.

Setelah 2 tathun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. “Aku malu, sebab Air selalu bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu.”

Ibu itu tersenyum, “Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang satunya?

Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu & setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih2 itu. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga2 cantik untuk menghias meja.

Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seindah ini, sebab tidak ada bunga.” Kita semua mempunyai kekurangan masing2, namun keretakan & kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menyenangkan & memuaskan.

Kita harus menerima setiap orang apa adanya & mencari yang terbaik dalan diri mereka. Rekan2 sesama tempayan yang retak, semoga hari kalian menyenangkan. Jangan lupa mencium wanginya bunga2 di jalur kalian.
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution