Cinta, Rindu, Cumburu
Cinta
Alhamduliilah,
atas izinya kita hari ini masih diberikan banyak nikmat, baik nikmat
kesihatan, maupun nikman Iman dan Islam, semoga saja kita dipandaikanNya
dalam mensyukuri nikmat-nikmat yang sudah dianugrahkan kepada kita
semua. Pada kesempan ini kita ingin berbagi ilmu yang insya Allah semua
bersal dari ilmuNya, Ilmu Allah yang tidak habis ditulis walau dengan
tinta tujuh lautan...
Bahwa
Cinta, rindu dan cemburu merupakan tiga kata dimana cinta menjadi
sumber awalnya. Tidak ada rindu kecuali diawali dengan cinta,Tidak ada
cemburu kecuali diawali dengan cinta. Cinta yang
dimaksud disini adalah kecenderungan lelaki pada wanita dan
kecenderungan wanita pada lelaki yang merupakan syahwat dari
syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada manusia dalam masalah
cinta. Artinya
Allah menjadikan di dalam syahwat apa-apa yang menyebabkan hati
laki-laki itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Swt :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
(Al-Imran:14)Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Nabi Saw bersabda :
"Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat" HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi.
Kalau saja tidak
ada rasa cinta antara lelaki dan wanita atau sebaliknya, maka tidak ada
pernikahan, tidak ada keturunan dan tidak ada keluarga. Namun, Allah
Swt tidaklah menjadikan lelaki cinta pada wanita atau sebaliknya supaya
menumbuhkan diantara keduanya hubungan yang diharamkan, tetapi untuk
menegakkan hukum-hukum yang disyari’atkan dalam bersuami isteri,
sebagaimana tercantum dalam hadits Ibnu Majah,
dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw: "Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan"
dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw: "Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan"
Islam
menghendaki agar manusia menjauhi jalan-jalan yang rusak atau keji,
maka Allah telah menyuruh yang pertama kali agar menundukan pandangan,
karena ‘pandangan’ itu kuncinya hati, dan Allah telah haramkan semua
sebab-sebab yang mengantarkan pada fitnah, dan kekejian, seperti
bersalaman, berduaan dengan orang yang bukan mahramnya, bersenggolan apalagi berciuman
antara lelaki dan wanita, karena perkara ini dapat menyebabkan
condongnya hati. Maka bila hati telah condong, dia akan sulit sekali
menahan jiwa setelah itu, kecuali yang dirahmati Allah Swt. Firman Allah Swt.
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
(An-nur : 30.) Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat".
Allah Swt.tidak
akan menyiksa manusia dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi manusia
akan disiksa dengan sebab jika kecenderungan itu diikuti dengan
amalan-amalan yang diharamkan. Contohnya : apabila lelaki dan wanita
saling pandang memandang atau berduaan atau duduk cerita panjang lebar,
lalu cenderunglah hati keduanya dan satu sama lainnya saling mencinta,
maka kecondongan ini tidak akan menyebabkan keduanya disiksanya, karena
hal itu berkaitan dengan hati, sedang manusia tidak bisa untuk menguasai
hatinya. Akan tetapi, keduanya diazab karena apa yang dia lakukan.. Dan
keduanya akan dimintai tanggung jawab, dan akan disiksa juga dari
setiap keharaman yang dia perbuat setelah itu.
Adapun
cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa
padanya, bahkan telah disebutkan oleh sebagian ulama seperti Imam
Suyuthi, bahwa orang yang mencintai seseorang lalu menjaga kehormatan
dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala.
Rindu
Rindu
itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai dengan
menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Maka rindu
tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara mutlak. Tetapi bisa
jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai dengan menjaga diri dan
kesucian, dan ada pula rindu itu disertai kerendahan dan kehinaan.
Sebagaimana
tentang cinta maka rindu juga, termasuk amalan hati, yang orang tidak
mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-sebab yang
diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram. Adapun rindu yang
disertai dengan menjaga diri padanya dan menyembunyikannya dari orang-
orang, maka padanya pahala, bahkan Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haas yi’ah
Marakil Falah dari Imam Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada
di akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap
menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun
kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan
dalam masalah cinta.
Makna
ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan baik
laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan
menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan apa
yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena kerinduan
tersebut maka dia mendapatkan pahala besar
di akhirat. Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam
kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan
orang yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah
seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan
ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia
ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya
dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan sikap afaf
(menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia
mendapat pahala.
Cemburu
Cemburu
Cemburu
ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam
hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka
tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu
termasuk sifat yang baik dan bagian yang bagi orang yang mencintai. Dan
cemburu itu termasuk sifat yang baik dan bagian yang mulia, baik pada
laki-laki atau wanita.
Ketika seorang wanita cemburu maka dia akan sangat marah ketika suaminya berniat nikah lagi dan ini fitrah padanya. Sebab perempuan tidak akan menerima madunya karena kecemburuannya pada suami, dia senang bila diutamakan, sebab dia mencintai suaminya. Jika dia tidak mencintai suaminya, dia tidak akan peduli . Bahwa seorang wanita akan menolak madunya, tetapi tidak boleh menolak hukum syar’i tentang bolehnya poligami. Penolakan wanita terhadap madunya karena gejolak kecemburuan, adapun penolakan dan pengingkaran terhadap hukum syar’i tidak akan terjadi kecuali karena kelalaian dan kesesatan. Adapun wanita yang shalihah, dia akan menerima hukum-hukum syariat dengan tanpa ragu-ragu, dan dia yakin bahwa padanya ada semua kebaikan dan hikmah. Dia tetap memiliki kecemburuan terhadap suaminya serta ketidaksenangan terhadap madunya.
Ketika seorang wanita cemburu maka dia akan sangat marah ketika suaminya berniat nikah lagi dan ini fitrah padanya. Sebab perempuan tidak akan menerima madunya karena kecemburuannya pada suami, dia senang bila diutamakan, sebab dia mencintai suaminya. Jika dia tidak mencintai suaminya, dia tidak akan peduli . Bahwa seorang wanita akan menolak madunya, tetapi tidak boleh menolak hukum syar’i tentang bolehnya poligami. Penolakan wanita terhadap madunya karena gejolak kecemburuan, adapun penolakan dan pengingkaran terhadap hukum syar’i tidak akan terjadi kecuali karena kelalaian dan kesesatan. Adapun wanita yang shalihah, dia akan menerima hukum-hukum syariat dengan tanpa ragu-ragu, dan dia yakin bahwa padanya ada semua kebaikan dan hikmah. Dia tetap memiliki kecemburuan terhadap suaminya serta ketidaksenangan terhadap madunya.
Selanjutnya kita tidak tahu apakah Wanita Muslimah akan berada bersama suaminya di surga kelak atau tidak kerana di sorga Allah Swt sudah menyediakan Bidadari-Bidadari cantik untuk para mukminin ,dan tidak ada sifat cemburu di surga seperti
yang ada di dunia. Bahwa Allah Swt telah mengkhususkan juga bagi wanita
dengan kenikmatan-kenikmatan yang mereka ridlai, meski kita tidak
mengetahui secara rinci.
Surga
merupakan tempat yang kenikmatannya belum pernah terlihat oleh mata,
terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati manusia, seperti firman
Allah Swt
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(As-Sajdah : 17 )"Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”
Adapun
kecemburuan seorang laki-laki pada keluarganya dan kehormatannya, maka
hal tersebut ‘dituntut dan wajib’ baginya karena termasuk kewajiban
seorang laki-laki untuk cemburu pada kehormatannya dan kemuliaannya. Dan
dengan adanya kecemburuan ini, akan menolak adanya kemungkaran di
keluarganya. Adapun contoh kecemburuan dia pada isteri dan anak-anaknya,
yaitu dengan cara tidak rela kalau mereka membuka aurat di
depan laki-laki yang bukan mahramnya, bercanda bersama mereka, hingga
seolah-olah laki-laki itu saudaranya atau anak-anaknya.
Anehnya bahwa kecemburuan seperti ini, di jaman kita sekarang dianggap ekstrim- fanatik,
dan lain-lain. Akan tetapi akan hilang keheranan itu ketika kita
sebutkan bahwa manusia di jaman kita sekarang ini telah hidup dengan
adat barat yang jelek. Dan maklum bahwa masyarakat barat umumnya tidak
mengenal makna aib,
kehormatan dan tidak kenal kemuliaan, karena serba boleh
(permisivisme), mengumbar hawa nafsu kebebasan saja. Maka orang-orang
yang mengagumi pada akhlaq-akhlaq barat ini tidak mau memperhatikan pada
akhlaq Islam yang dibangun atas dasar penjagaan kehormatan, kemuliaan
dan keutamaan.
Rasulullah
Saw menggangap bersifat jelek kepada laki-laki yang tidak cemburu pada
keluarganya . yaitu Dayyuuts . Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ath-Thabraani dari Amar bin Yasir r.a, serta dari Al- Hakim, Ahmad dan
Baihaqi dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi Saw bahwa ada tiga golongan
yang tidak akan masuk surga yaitu peminum kham(minuman keras),
pendurhaka orang tua dan dayyuts. Kemudian Nabi menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.
Selanjutnya dengan rendah dan suci hati kita mohon kepada Allah Swt. Agar dimampukan dalam memahami petunjukNya, dan mohon kepadanya untuk selalu dibimbing menuju jalanNya.
Selanjutnya dengan rendah dan suci hati kita mohon kepada Allah Swt. Agar dimampukan dalam memahami petunjukNya, dan mohon kepadanya untuk selalu dibimbing menuju jalanNya.
0 komentar:
Posting Komentar