Selasa, 23 Juli 2013

Makna Surat AL Baqarah Ayat 207-209

SURAT AL BAQARAH, AYAT 207-209

Alhamdulillah, semoga taufik dan hidayahNya tetap menaungi pembaca yang budiman, pada kesempatan ini penulis paparkan sedikit dari ayat 207-209 dari surat Albaqarah yang insya Allah sudah kita hapal.

Allah SWT Berfirman,
بِسْمِ اللهِ انِ الرَّحِيمِلرَّحْم
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
فَإِن زَلَلْتُمْ مِّن بَعْدِ مَا جَاءتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.[207]. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. .[208]Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepa-damu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. [209]” 
Dalam asbabun nujul diketengahkan oleh Harits bin Abu Usamah dalam musnadnya dan Ibnu Abu Hatim dari Said bin Musayyab, katanya, "Shuhaib pergi berhijrah kepada Nabi saw. lalu ia diikuti oleh orang-orang Quraisy, ia turun dari atas kendaraannya dan mengeluarkan semua isi kantong anak panahnya, lalu katanya, 'Hai mana golongan Quraisy? Tuan tuan telah mengetahui bahwa aku ini adalah orang yang paling ahli dalam memanah. Demi Allah, belum lagi tuan tuan sampai kepada saya di sini, saya telah berhasil melepaskan semua anak panah dari kantong ini, kemudian aku tebas dengan pedang  sisa tuan tuan yang masih hidup. Terserah tuan-tuan apa yang akan tuan-tuan pilih! Tetapi jika tuan-tuan mau, saya akan menunjukkan tempat simpanan harta saya di Mekah dengan syarat tuan-tuan tidak akan menghalangi saya dan biarkan saya pergi!' 'Baiklah, kalau begitu!' ujar mereka. Dan ketika ia datang ke Madinah untuk menemui Nabi saw. maka sabdanya, 'Beruntung perdagangan Abu Yahya (nama panggilan Shuhaib), dan beruntunglah usaha/jual belinya!' Ketika itu turunlah ayat, 'Di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah, dan Allah Maha Penyantun terhadap hamba-hamba-Nya.'" (2:207)) 
Dalam ayat ini digambarkan dengan jelas, bahwa orang orang yang ingin memperoleh ridha Allah itu senatiasa hanya ingin mengikuti keinginan  Allah dan RasulNya, hingga pada saat dalam posisi memilih antara harta benda yang dicintai dengan  Allah dan RasulNya, ia memilih Allah dan RasulNya dengan meninggalkan harta benda yang dicintainya.
Orang orang yang meninggalkan harta bendanya dan hanya mengikuti Allah dan RasulNya ini digambarkan oleh Rasul sebagai “jual-beli” dimana seseorang yang telah menyerahkan harta benda serta dirinya itu dianggap sebagai penjual  dan  Allah membelinya dengan surga sesuai firmanNya  “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka(9:111)”
Kemudian dalam ayat selanjutnya , sebagaimana asbabun nujulnya diketengahkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah, katanya, "Berkata Abdullah bin Salam, Tsa`labah bin Yamin serta Asad dan Usaid bin Kaab, Said bin Amar dan Qais bin Zaid, mereka semua dari golongan Yahudi, 'Wahai Rasulullah! Hari Sabtu adalah hari besar kami, maka biarkanlah kami merayakannya dan bahwa Taurat itu adalah kitabullah, maka biarkanlah kami membacanya di waktu malam!' Maka turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan... (2:208)”

Ini merupakan perintah Allah  kepada orang-orang yang beriman untuk masuk Islam secara totalitas. Fii silmi kaffah / ke dalam Islam keseluruhan” maksudnya  mencakup seluruh aspek kehidupan manusia termasuk idiologi, politik, social,  ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan sehingga tidak ada ruang bagi system-system lain untuk  orang Islam, dan haram hukumnya bagi orang Islam segala aspek kehidupan yang tidak berasal atau bersumber dari Islam. Gambaran orang orang sesuai ayat 208 ini  adalah mereka  tidak seperti orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, apabila hawa nafsunya itu sejalan dengan perkara yang disyariatkan, maka dia kerjakan, namun bila bertentangan dengannya maka dia tinggalkan, bahkan menjadi suatu hal yang wajib yang mana hawa nafsunya harus tunduk pada agama, dan ia melakukan segala perbuatan baik dengan segala kemampuannya, dan apa yang tidak mampu dia lakukan, maka dia berusaha dan berniat melakukannya dan menjangkaunya dengan niatnya tersebut, dan selanjutnya kita diingatkan oleh Allah “ walaa tattabi’u khutuwatissyaiton / dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah setan” maksudnya, Allah melarang untuk mengikuti langkah langkah syaithan . Mengambil aspek kehidupan yang tidak bersumber pada Allah dan Rasulnya dinanggap Allah mengikuti langkah syaithan, sedangkan posisi syaithan sangat jelas ,“ innahum aduwum mubin / sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu” musuh yang nyata tidaklah akan mengajak kecuali kepada kejahatan dan kekejian serta segala yang mengandung bahaya bagi manusia.

Ayat 209 memastikan bahwa manusia akan melakukan kesalahan dan ketergelinciran, maka Allah memberi peringatan tegas , “Tetapi jika kamu menyimpang  (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran” atas  dasar ilmu dan keyakinan, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Ayat ini menunjukkan ancaman keras agar manusia paham atas perkara yang membawa kepada penyimpangan tersebut, Mahaperkasa lagi bijaksana merupakan kalimat yang memastikan  akan menyiksa siapa saja yang tidak tunduk pada aturanNya, termasuk orang orang yang mengikuti langkah langkah syaithan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution