Wanita Cerdas, Tau Menempatkan Diri Sesuai Kodratnya
“
Wanita yang baik adalah wanita yang tau menempatkan diri sesuaai
kodratnya dan tidak menyalahi kodratnya sebagai seorang wanita”
(Nuraeni, 2012)
(Nuraeni, 2012)
Jam
makan siang merupakan moment yang menyenangkan untuk bersendagurau
bersama teman-teman di kampus. Sambil menikmati menu makan siang yang
kami pesan sering terselip iobrolan-obrolan menarik khas ibu-ibu dengan
latar belakang dan cara pikir yang beragam. Lingkungan keluarga,
pendidikan dan tempat tinggal yang beragam sangat baik untuk mendapatkan
pelajaran hidup dari berbagai kacamata.
Beragam
cerita mahasiswa tingkat akhir, mulai dari masalah penelitian, dosen
PS, pacar, hingga rencana karir. Berbicara mengenai rencana karir
sungguh menyenangkan. Lucu memang, membayangkan (berkhayal) kami dimasa
depan seperti apa jadinya. Meskipun hanya obrolan santai namun cukup
baik untuk mengetahui cita-cita dan rencana teman-teman kita untuk masa
depannya. Saling mengamini satu sama lain, berkomentar dan saling
berbagi saran.
Sebagai
seorang wanita, pendidikan tinggi, karir cemerlang dan kesibukan
kegiatan yang menyita waktu kadang menjadikan kita lalai untuk melakukan
kewajiban sebagai seorang kaum hawa. Tidak
sedikit bukan ibu-ibu sekarang yang lebih senang menyerahkan baby nya
ke suster/babysister untuk tetap bisa melakukan aktifitasnya sebagai
wanita karir. Pilihan tersebut akhirnya dipilih sebagai jalan tengan
untuk tetap berkarir dengan tidak melalaikan buah hatinya. Namun,
pertanyaannya adalah apakah itu tindakan yang bijak sebagai seorang
wanita, seorang ibu, yang ditakdirkan berperasan halus untuk bisa
mengasihi buah hatinya? Seperti apa uangkapan kasih sayang seorang ibu
kepada anaknnya? Tidakkah ingin melihat muka buah hatinya yang lucu
setiap saat? tentu saja saya tidak tahu jawabnnya,
Wanita
sama halnya dengan kaum adam, senang mendapatkan penghargaan, memiliki
kebanggan jika bisa berprestasi, memiliki banyak impian dan ingin
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungannya. Saat prestasi
seorang wanita saat ia bersekolah sangat baik, maka impiannya akan
semakin tinggi, dorongan lingkungan untuk terus meraih mimpi-mimpinya
tersebut akan semakin kuat, dan godaan
untuk terus berkarir akan semakin berat. Itulah cobaan terbesar untuk
wanita pintar yang sebenarnya. (berat untuk meninggalkan karir)
Apa perbedaan pintar dan cerdas menurut anda?
Manusia di ciptakan Allah SWT adalah sebagai mahluk yang sempurna dan Allah-lah sang maha perencana terbaik bagi mahluknya, termasuk perancangan sisi intelektualitas manusia. Cerdas adalah alat, dan pintar adalah hasil. Alat diciptakan untuk memudahkan suatu pekerjaan dan harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat, jika tidak maka alat akan cepat rusak bahkan menghasilkan sesuatu yang salah. Buku petunjuk kita untuk menggunakan alat (kecerdasan) adalah iman (islam) Al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup. Jika tidak bisa bisa menggunakan alat dengan baik maka hasil yang diperoleh akan salah. Maka pintar saja tidak cukup, harus bisa cerdas menempatkan diri, cerdas menyikapi kondisi dan tau cara menggunakan kecerdasannya sesuai dengan panduan penggunaan alatnya.
Islam
sangat menjunjung tinggi derajat seorang wanita. Sebagai seorang ibu
bagi anak-anaknnya, sebagai seorang pendidik generasi, sebagai seorang
istri. Islam tidak melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita. Pada
dasarnya Islam membolehkannya tentunya tidak melanggar syar’i.
sebagaimana firman Allah,
“dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf” (Qur’an Surah Al Baqarah:228)
Menurut
Yusuf Qardhawy, Islam memberikan peluang bagi kaum wanita untuk aktif
terlibat dalam berbagai kehidupan, sebagaimana firman Allah “orang-orang beriman bagi pria dan wanita saling menjadi auliya antara satu sama lain” (Qur’an Surah AT Taubah:7). pengertian
kata “Auliya” dalam ayat tersebut secara definitif mencakup kerjasama,
bantuan, saling pengertian dalam konteks saling menyuruh untuk
mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran. Contoh
konkretnya, wanita diperbolehkan berkarir tetapi juga harus tetap
memenuhi kewajibannya seperti harus memakai jilbab pada saat berkerja
dimanapun, harus bisa tetap mengurusi rumah tanggannya, menjadi istri dan ibu yang sholehah buat keluarganya. Jika
melihat relaitas saat ini, wanita yang berkarir cenderung lalai
terhadap keluarganya (tidak semuanya, karena saya juga mendapatkan
contoh seorang ibu yang bisa melakukan keduanya-karir dan mengiris
keluarga), menyerhakan urusan rumah tangga sampai mengurusi anak dan
suami saja pembantu yang mengurus.
Yuk,
jadi wanita yang pintar dan cerdas dalam menempatkan diri sesuai ajaran
islam…. Karena kita tak hidup didunia selamanya, waktu kita terbatas
untuk melihat anak-anak kita tertawa dan mendampinginya. Jangan terlalu sibuk dengan dunia guys….
Ukuran kemulian dan ketinggian martabat manusia di sisi Allah adalah takwa (Lihat di Qur’an Surah Al Hujurat:33).
*Ditulis berdasarkan pengetahuan, bukan pengalaman. Mohon dikoreksi jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai.
0 komentar:
Posting Komentar