Senin, 22 Juli 2013

Aqidah Seorang Zainab Binti Muhammad

Kisah Cinta Zainab Binti Muhammad.


Ass. Wr.wb. Kali ini saya ingin menulis kisah cinta Zainab binti Muhammad.mudah mudahan sahabat berkenan membacanya.
 

Kisah cinta Zainab binti Muhammad ini sengaja kami tuangkan kembali agar menjadi pelajaran yang berharga, dimana kekuatan cinta antara dua insan yang begitu besar dapat dipatahkan dengan kekutan aqidah, yaitu rasa cinta yang sangat  kepada Allah dan Rasulnya.


 

Adalah Zainab binti Muhammad putri bungsu/tertua Rasulullah telah menikah dengan Abul 'Ash bin Rabi' , pria pilihannya dengan landasan saling mencintai antara keduanya. Pernikahan ini terjadi pada masa sebelum Muhammad dilantik menjadi Rasulullah, sehingga pernikahan pada saat itu hanya berlandaskan naluri cinta semata, termasuk yang dialami Zainab binti Muhammad. 

 

Zainab tinggal bersama suaminya ,Abul 'Ash bin Rabi' dengan bahgia hingga mereka dikaruniai seorang putra yaitu Ali dan seorang putri bernama Umamah. Akan tetapi rumah tangga yang bahgia ini tidak berlangsung lama . Bermula pada suatu ketika, Zainab mengunjungi ibunya  yang sememangnya  sudah lama ia tidak kunjungi. Dalam kunjungan itu Zainab menemukan hal “baru” , dimana Muhammad sang ayah  telah mendapatkan suatu karunia yang besar yaitu telah dilantik oleh Jibril menjadi Rasulullah. Dengan dilantiknya Muhammad maka tidak lagi hanya menjadi ayah, akan tetapi menjadi pemimpin seluruh umat manusia,termasuk Zainab sendiri taslim terhadap ajaran “baru” sang ayah.

 

Setelah mengalami peristiwa besar ini, Zainab pulang , dan menceritakan segala sesuatunya  kepada sang suami tercinta Abul 'Ash bin Rabi' , akan tetapi apa yang dia harapkan zainab , agar suaminya mau menerima Islam dan mengakui kerasulan Muhammad sang ayah mertua ini tidak terjadi, bahkan sang suami tercinta Abul 'Ash bin Rabi'  menolak dan tetap pada pendirian awal, mengikuti agama nenek moyang  seperti kebanyakan yang difahami masyarakat Mekah waktu itu. 

 

Zainab dengan keteguhan iman dan kematangan aqidah telah yakin apa yang dibawa sang ayah, walaupun terjadi kebimbangan dalam hati, namun pada akhirnya ia memilih tunduk patuh kepada sang ayah yang juga  sebagai Rasulullah, hingga pada satu masa kerana Abul 'Ash bin Rabi'  tidak mau mengikuti jejaknya mengimani Islam , maka sikap tegas diambil oleh Zainab kepada Abul 'Ash bin Rabi' . Zainab mengharamkan dirinya kepada sang suami yang tadinya dicintai, hingga kedua insan ini berpisah, Zainab beserta anak-anaknya mengikuti sang ayah, sang suami kembali ke masyarakat mekkah. 

 

Pada satu masa terjadi perang badr, dimana Abul 'Ash bin Rabi' bersama rombongan Quraisy berhadapan dengan tentara muslim pimpinan Zaid bin Haritsah ra , atas izin dan pertolongan Allah peperangan ini dimenangkan oleh tentara musim hingga tertawanlah kafilah quraisy itu dan barang-barang yang dibawanya serta menahan beberapa orang dari kafilah itu, termasuk Abul 'Ash bin Rabi'.

 

Zainab yang walaupun sudah mengharamkan Abul 'Ash bin Rabi' atas dirinya , tetapi masih berharap sang suami ini mau bertaubat, kerana cinta Zainab masih ada, ya sememangnya cinta pertama susah dihilangkan. Tertawannya Abul 'Ash bin Rabi' ini terdengar oleh Zainab . Mendengar berita ini Zainab ingin membebaskan sang suami dengan harapan sang suami mau menerima Islam, hingga ia mengirimkan tebusan berupa kalungnya yang terbuat dari batu “onyx Zafar” hadiah dari ibunya, Khadijah ra. Khadijah ra. telah memberikan kalung itu kepada Zainab ketika ia akan menikah dengan Abul 'Ash bin Rabi'. 

 

Zainab mengirimkan kalung itu sebagai tebusan atas suaminya, hingga kalung itu sampai di tangan Rasulullah . Ketika Rasulullah melihat kalung itu, beliau segera mengenalinya. Kalung itu mengingatkan beliau kepada istrinya yang sangat ia sayangi, Khadijah ra. Setelah beliau menceritakan perihal kalung ini kepada para syahabat maka akhirnya para syahabat bersepakat untuk membebaskan Abul 'Ash dan mengembalikan kalung itu kepada Zainab.

 

Ketika Abul 'Ash  dibebaskan, tidak langsung menerima Islam, namun seiring masa berlalu , dari kebaikan seorang Zainab, Abul 'Ash akhirnya menyatakan keIslamannya dihadapan Rasulullah. Dan tidak lama kemudian Rasulullah menikahkan kembali Zainab kepada Abul 'Ash.

 

Dalam kisah ini jelas nampak , aqidah seorang Zainab , ia mengharamkan dirinya kepada suami yang dicintainya kerana perbedaan aqidah, baru setelah Abul 'Ash menerima Islam ,Zainab bersedia berkumpul kembali. Mereka berhijrah pada bulan Muharram, pada tahun 7H. Setahun kemudian Zainab wafat. Rasulullah sangat bersedih atas peritiwa itu.
by. nuansa hijau

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution