Agar selamat dalam titian Shirat
wa’alaikumussalam wr. wb
Shirat adalah sebuah peristiwa yang terjadi di alam akhirat. Masalah
akhirat termasuk ke dalam masalah ghaib. Dalam persoalan ghaib tidak ada
seorang pun yang bisa memberikan penjelasan tanpa berdasarkan kepada
dalil, baik al-Qur’an maupun sunnah. Maka kewajiban kita dalam masalah
ini adalah menetapkan apa yang diajarkan dan dijelaskan oleh Rasulullah
saw.
Oleh Rasulullah shirat digambarkan sebagai sebuah jembatan yang dibentangkan di atas neraka, sebagaimana sabda beliau;
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ
Kemudian didatangkan jembatan lalu diletakkan di antara dua punggung neraka jahanam (HR al-Bukhari)
Di dalam riwayat Muslim dikatakan
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَىْ جَهَنَّمَ
Dan dibentangkan sh-Shirat di antara dua punggung neraka jahannam (HR Muslim)
Jembatan ini adalah sebuah jembatan yang harus dilewati oleh setiap
manusia. Orang yang berhasil melewatinya akan masuk ke dalam sorga
sedangkan yang terpeleset jatuh, maka ia akan jatuh ke dalam neraka
jahannam. Karena itulah para ulama’ ahli tafsir menggunakan hadis ini
untuk menjelaskan ayat al-Qur’an.
Ketika Rasulullah menjelaskan tentang Shirat ini para shahabat bertanya
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ
مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا
شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
الْمُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ
وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ
مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ
يُسْحَبُ سَحْبًا فَمَا أَنْتُمْ بِأَشَدَّ لِي مُنَاشَدَةً فِي الْحَقِّ
قَدْ تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنْ الْمُؤْمِنِ يَوْمَئِذٍ لِلْجَبَّارِ وَإِذَا
رَأَوْا أَنَّهُمْ قَدْ نَجَوْا فِي إِخْوَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا
إِخْوَانُنَا كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا وَيَصُومُونَ مَعَنَا
وَيَعْمَلُونَ مَعَنَا فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى اذْهَبُوا فَمَنْ
وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ
وَيُحَرِّمُ اللَّهُ صُوَرَهُمْ عَلَى النَّارِ فَيَأْتُونَهُمْ
وَبَعْضُهُمْ قَدْ غَابَ فِي النَّارِ إِلَى قَدَمِهِ وَإِلَى أَنْصَافِ
سَاقَيْهِ فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا
Kami bertanya, wahai Rasulullah, apakah jembatan (shirat) itu? Beliau menjelaskan, jalan licin yang menggelincirkan, ada besi
Tentang sifat-sifat shirat yang lebih tipis daripada rambut dan lebih tajam dari pedang disebutkan di dalam hadis
Adapun cara melewatinya, kita tidak bisa mengetahui bagaimana
caranya. Keselamatan seseorang di Shirat tergantung kepada keimanannya,
sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah saw.
0 komentar:
Posting Komentar