Waspada akan Racun Hati
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :
“…fitnah itu masuk ke dalam hati seperti dianyamnya tikar, sehelai
demi sehelai. Hati manapun yang menerimanya akan tertitiklah padanya
setitik noda hitam. Hati manapun yang menolaknya akan tertitiklah
padanya setitik cahaya putih. Akhirnya hati akan terbagi menjadi dua;
hati yang hitam legam cekung seperti gayung yang terbalik dan tidak
mengenal kebaikan, tidak pula mengingkari kemungkaran, selain yang
dikehendaki oleh hawa nafsunya, dan hati putih bercahaya yang tidak akan
tertimpa mudharat fitnah, selama langit dan bumi masih ada”.
Jika hati telah hitam dan terbalik maka akan datanglah dua penyakit
yang berbahaya yang akan menghantarkan ke jurang kehancuran berupa :
(1) Tercampur aduknya kebaikan dengan kemungkaran , sehingga ia
tidak lagi mengenalinya. Bahkan ia mungkin akan dikuasai oleh penyakit
ini, sehingga ia menyakini kemungkaran sebagai suatu kebaikan, kebaikan
sebagai kemungkaran, sunnah sebagai bid’ah, bid’ah sebagai sunnah,
kebenaran sebagai kebathilan dan kebatilan sebagai kebenaran.
(2) Menjadikan hawa nafsu sebagai hakim, raja dan panutan , dengan
meninggalkan semua yang dibawa oleh Rasulullah SAW, karena itu
bertentangan dengan syahwatnya yang selalu mengutamakan hawa nafsu.
Racun apakah kiranya yang menyebabkan Hati menjadi sakit ?
Ketahuilah bahwa setiap kemaksiatan adalah racun bagi hati. Kemaksiatan menyebabkan hati berpaling dari iradah Allah SWT dan menambah parah hatinya.
Barang siapa yang menginginkan keselamatan dan kehidupan bagi
hatinya, hendaklah ia membersihkan hatinya dari pengaruh racun-racun
itu.kemudian menjaganya jangan samapai ada racun lain mengotorinya.
Adapun ‘Racun hati’ itu adalah :
- Banyak bicara
Diriwayatkan dari Anas bin Malik , Rasulullah SAW bersabda, “keimanan
seseorang hamba tidak akan lurus sebelum lurus hatinya, dan hatinya
tidak akan lurus sebelum lurus lisannya,”
Diriwayatkan pula dari Abdullah bin Umar ra secara marfu’ bahwa ia berkata Janganlah kalian berbanyak kata selain dzikrullah, sesungguhnya hal
itu akan menjadikan kerasnya hati . Dan manusia yang paling jauh dari
Allah adalah pemilik hati yang keras.
Umar bin Khatab r.a. berkata:
“Barang siapa banyak bicaranya, banyak kekeliruannya. Barang siapa
banyak kekeliruannya banyak dosanya. Dan barang siapa yang banyak
dosanya maka neraka adalah tempat yang pantas baginya”
Rasulullah bersabda ; “ Barang siapa yang memberi jaminan untuk
menjaga apa yang ada di antara dua jenggotnya (mulut) dan dua paha
(kemaluan) aku jamin baginya surga”.
Hadis Riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa’d , Rasulullah juga menjamin tentang kebaikan lisan dalm sabdanya “… Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir , hendaklah ia berkata yang baik atau diam..”
- Banyak makan
Sedikit makan dapat melembutkan hati, menguatkan daya pikir ,
membuka diri , serta melemahkan hawa nafsu dan sifat marah. Sedangkan
banyak makan akan mengakibatkan kebalikannya.
Miqdam bin Ma’d Yakrib berkata,” Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“ Tidak ada bejana yang lebih buruk dari pada perutnya. Cukuplah
bagi anak Adam yang lebih buruk daripada pertunya. Cukuplah bagi anak
Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa
maka sepertiga dari perutnya hendak diisi untuk makanannya, sepertiga
untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya..(Hadits Shahih diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al Hakim)
Berlebihan dalam makan mengakibatkan banyak hal buruk. Ia Ia akan
menjadikan berbuat untuk beribadah dan berbuat taat, akhirnya ia akan
menggerakan anggota badannya untuk berbuat kemaksiatan. Hal ini pun
sudah cukup sebagai suatu keburukan bagi anda. Pun setan lebih terampil
memperdaya manusia ketika perutnya dipenuhi makanan. Karenanya,
tersebut dalam atsar. Persempitlah jalan setan dengan puasa Seringkali Rasulullah dan para sahabat berada dalam keadaan lapar
walaupun itu memang karena tidak adanya makanan. Tetapi bukankan Allah
SWT hanya memilihkan keadaan yang terbaik bagi Rasul Nya? Itulah
sebabnya Ibnu Umar r.a. berusaha untuk mengikutinya, walaupun dia mampu
untuk makan apa saja. Demikian pula dengan ayahnya.
Aisyah meriwayatkan ,” Sejak masuk ke Madinah, keluarga Rasulullah
SAW belum pernah merasa kenyang akan roti gandum selama tiga hari
berturut-turut sampai beliau wafat.” Ibrahim bin Adham berkata,” Barang siapa memelihara perutnya akan
terpelihara agamanya. Barang siapa mampu menguasasi rasa laparnya akan
memiliki akhlak yang baik. Sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah SWT itu
jauh dari seorang yang lapar dan dekat dari seorang yang kenyang.
- Banyak memandang
Membiarkan pandangan lepas bebas sehingga banyak hal-hal yang haram
terlihat adalah kemaksiatan kepada Allah SWT. Karena firmannya, “
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar menjaga pandangan dan
menjaga kemaluan mereka . Yang demikian itu lebih suci bagi mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (An Nur : 30)
Rasulullah SAW bersabda : “Pandangan itu adalah panah beracun
iblis. Barang siapa yang menundukkan pandangannya karena Allah, Dia akan
berikan kepadanya kenikmatan dalam hatinya yang akan ia rasakan sampai
bertemu denganNya..”
Sebuah hadits diriwayatkan dari Ath Thabarani, Imam Ahmad dan Abu Usamah dengan lafazh, ” Tidaklah
seorang mukmin itu memandang kecantikan wanita lalu menundukkan
pandangannya kecuali Allah menjadikan hal itu sebagai ibadah baginya,
yang ia meraasakan kemanisannya”.
Al Baihaqy menjelaskan” Jika hadits ini shahih, maksudnya adalah
wallahu a’lam pandangan yang jatuh kepada wanita itu tidak disengaja
kemudian ia berpaling dalam rangka wara”(menjaga diri).
Tentang keharaman memandang yang ‘bukan mahramnya ini’, Rasululah bersabda,” Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya.
- Banyak bergaul
Banyak teman adalah suatu hal yang positif jika membawa kebaikan.
Tetapi dalam bergaul ini hendaknya kita mampu untuk membedakan macam
karakter manusia sehingga tidak berbalik membawa bencana pada ahlaq
maupun aqidah.
Bergaul dengan para ulama dan ahli ma’rifatullah harus dibiasakan
seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi setiap hari. Ia dibutuhkan
siang dan malam. Mereka dapat memberikan nasihat kepada hati kita dan
megetahui tipu-tipu daya setan terhadapnya.
Bergaul dengan para ahli dalam urusan muamalat , bisnis dan
semisalnya , maka mereka bagaikan obat dikala dibutuhkan ketika sakit.
Diperlukan namun tidak harus setiap saat.
Yang harus dihindari adalah bergaul dengan orang yang ‘menebar’ racun
. Mereka adalah ahli bid’ajh dan kesesatan , yang kesukaannya adalah
mengajak orang untuk menjauh dari sunnah Rasul dan selalu menyeru untuk
menyelisihinya. Mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah dan sebaliknya.
Sumber : Tazkiyatunnafs
0 komentar:
Posting Komentar