Kamis, 18 Juli 2013

Hindari Bergaul Dengan Orang Menebar Racun

Waspada akan Racun Hati

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :

“…fitnah itu masuk  ke dalam hati seperti dianyamnya tikar, sehelai demi sehelai. Hati manapun yang menerimanya akan tertitiklah padanya setitik noda hitam. Hati manapun yang menolaknya akan tertitiklah padanya setitik cahaya putih. Akhirnya hati akan terbagi menjadi dua; hati yang hitam legam cekung seperti gayung yang terbalik dan tidak mengenal kebaikan, tidak pula mengingkari kemungkaran, selain yang dikehendaki oleh hawa nafsunya, dan hati putih bercahaya yang tidak akan tertimpa mudharat fitnah, selama langit dan bumi masih ada”.


Jika hati telah hitam dan terbalik maka akan datanglah dua penyakit yang berbahaya yang akan menghantarkan ke jurang kehancuran berupa :

(1)  Tercampur aduknya kebaikan dengan kemungkaran , sehingga ia tidak lagi mengenalinya. Bahkan ia mungkin akan dikuasai oleh penyakit ini, sehingga ia menyakini kemungkaran sebagai suatu kebaikan, kebaikan sebagai kemungkaran, sunnah sebagai bid’ah, bid’ah sebagai sunnah, kebenaran sebagai kebathilan dan kebatilan sebagai kebenaran.

(2)  Menjadikan hawa nafsu sebagai hakim, raja dan panutan , dengan meninggalkan semua yang dibawa oleh Rasulullah SAW, karena itu bertentangan dengan syahwatnya yang selalu mengutamakan hawa nafsu.
Racun apakah kiranya yang menyebabkan Hati menjadi sakit ?

Ketahuilah bahwa setiap kemaksiatan adalah racun bagi hati.  Kemaksiatan  menyebabkan hati berpaling dari   iradah Allah SWT dan menambah parah hatinya.

Barang siapa yang menginginkan keselamatan dan kehidupan bagi hatinya, hendaklah ia membersihkan hatinya dari pengaruh racun-racun  itu.kemudian menjaganya jangan samapai ada racun lain mengotorinya. Adapun ‘Racun hati’  itu adalah :
  • Banyak bicara
Diriwayatkan dari Anas bin Malik , Rasulullah SAW bersabda, “keimanan seseorang hamba tidak akan lurus sebelum lurus hatinya, dan hatinya tidak akan lurus sebelum lurus lisannya,”

Diriwayatkan pula dari Abdullah bin Umar ra secara marfu’ bahwa ia berkata Janganlah kalian berbanyak kata selain dzikrullah, sesungguhnya hal itu akan menjadikan kerasnya hati . Dan manusia yang paling jauh dari Allah adalah pemilik hati yang keras.

Umar bin Khatab r.a. berkata:

“Barang siapa banyak bicaranya, banyak kekeliruannya. Barang siapa banyak kekeliruannya banyak dosanya. Dan barang siapa yang banyak dosanya maka neraka adalah tempat yang pantas baginya”

Rasulullah bersabda ; “ Barang siapa yang memberi jaminan untuk menjaga apa yang ada di antara dua jenggotnya (mulut) dan dua paha (kemaluan) aku jamin baginya surga”.

Hadis Riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa’d , Rasulullah juga menjamin tentang kebaikan lisan dalm sabdanya “… Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir , hendaklah ia berkata yang baik atau diam..”
  • Banyak makan
Sedikit makan dapat melembutkan   hati, menguatkan daya pikir , membuka diri , serta melemahkan hawa nafsu dan sifat marah. Sedangkan banyak makan akan mengakibatkan kebalikannya.

Miqdam bin Ma’d Yakrib berkata,” Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :

“ Tidak ada bejana yang lebih buruk dari pada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam yang lebih buruk daripada pertunya. Cukuplah  bagi anak Adam beberapa suap  untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa maka sepertiga dari perutnya hendak diisi untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya..(Hadits Shahih diriwayatkan  Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al Hakim)

Berlebihan dalam makan mengakibatkan banyak hal buruk. Ia Ia akan menjadikan berbuat untuk beribadah dan berbuat taat, akhirnya ia akan menggerakan anggota badannya untuk berbuat kemaksiatan. Hal ini pun sudah cukup sebagai suatu keburukan  bagi anda. Pun setan lebih terampil memperdaya manusia ketika perutnya dipenuhi makanan. Karenanya, tersebut dalam atsar. Persempitlah jalan setan dengan puasa Seringkali Rasulullah dan para sahabat berada dalam keadaan lapar  walaupun itu  memang karena tidak adanya makanan. Tetapi bukankan Allah SWT hanya memilihkan keadaan yang terbaik bagi Rasul Nya? Itulah sebabnya Ibnu Umar r.a. berusaha untuk mengikutinya, walaupun dia mampu untuk makan apa saja. Demikian pula dengan ayahnya.

Aisyah meriwayatkan ,” Sejak masuk ke Madinah,  keluarga Rasulullah SAW belum pernah merasa kenyang akan roti gandum selama tiga hari berturut-turut sampai  beliau wafat.” Ibrahim bin Adham berkata,” Barang siapa memelihara perutnya akan terpelihara agamanya. Barang siapa mampu menguasasi rasa laparnya akan memiliki akhlak yang baik. Sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah SWT itu jauh dari seorang yang lapar dan dekat dari seorang yang kenyang.
  • Banyak memandang
Membiarkan pandangan lepas bebas sehingga banyak hal-hal yang haram terlihat adalah kemaksiatan kepada Allah SWT. Karena firmannya, “ Katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar menjaga pandangan dan menjaga kemaluan mereka . Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (An Nur : 30)

Rasulullah SAW bersabda : “Pandangan itu adalah panah beracun iblis. Barang siapa yang menundukkan pandangannya karena Allah, Dia akan berikan kepadanya kenikmatan dalam hatinya yang akan ia rasakan sampai bertemu denganNya..”

Sebuah hadits diriwayatkan dari Ath Thabarani, Imam Ahmad dan Abu Usamah dengan lafazh, ” Tidaklah seorang mukmin itu memandang kecantikan wanita lalu menundukkan pandangannya kecuali Allah menjadikan hal itu sebagai ibadah baginya, yang ia meraasakan kemanisannya”.

Al Baihaqy menjelaskan” Jika hadits ini shahih, maksudnya adalah  wallahu a’lam pandangan yang jatuh kepada wanita itu tidak disengaja kemudian ia berpaling dalam rangka wara”(menjaga diri).

Tentang keharaman memandang yang ‘bukan mahramnya ini’, Rasululah bersabda,” Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya.
  • Banyak bergaul
Banyak teman adalah suatu hal yang positif jika membawa kebaikan. Tetapi dalam bergaul ini hendaknya kita mampu untuk membedakan macam karakter manusia sehingga tidak berbalik membawa bencana pada ahlaq maupun aqidah.

Bergaul dengan para ulama dan ahli ma’rifatullah harus dibiasakan seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi setiap hari. Ia dibutuhkan siang dan malam. Mereka dapat memberikan nasihat kepada hati kita dan megetahui tipu-tipu daya setan terhadapnya.

Bergaul dengan para ahli dalam urusan muamalat , bisnis dan semisalnya , maka  mereka bagaikan obat  dikala dibutuhkan ketika sakit. Diperlukan  namun tidak harus setiap saat.

Yang harus dihindari adalah bergaul dengan orang yang ‘menebar’ racun . Mereka adalah ahli bid’ajh dan kesesatan , yang kesukaannya adalah mengajak orang untuk menjauh dari sunnah Rasul dan selalu menyeru untuk  menyelisihinya. Mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah dan sebaliknya.


Sumber : Tazkiyatunnafs

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution