Bahaya Salah Memahami Jati Diri
Masih banyak yang bingung tentang konsep jadi diri. Maka ada ada
istilah mencari jati diri. Apakah Anda sudah menemukan jati diri Anda?
Atau masih mencarinya?
Terlepas apakah Anda sudah menemukannya atau belum, maka perlu di
pertimbangkan lagi, apakah konsep jati diri kita sudah betul tidak? Jika
salah, bahaya! Sebab semua tindakan kita akan berdasar pada konsep jati
diri kita. Jika salah, maka tindakan dan perilaku kita akan salah. Kita
bisa celaka, baik di dunia dan di akhirat.
Apa Itu Jati Diri?
Sering kali orang membuat definisi jati diri adalah jawaban dari 3 pertanyaan ini:
- Siapa aku?
- Dari mana aku?
- Dan aku mau kemana?
Ya, pertanyaan ini memerlukan pemikiran mendalam untuk mengetahui
jawaban yang benar. Tidak sedikit orang yang masih kebingungan dan
akhirnya melupakan untuk menjawab ketiga pertanyaan ini. Yang penting,
jalani saja hidup ini.
Bolehkah Kita Mengabaikan Penemuan Jati Diri?
Apakah kita perlu “meributkan” tentang jati diri? Ya, kita perlu
memahami siapa diri kita. Jika tidak, untuk apa kita hidup? Hidup kita
akan tanpa arah, tanpa makna, tanpa arti. Sebab, bagaimana kita bisa
memiliki hidup yang bermakna sementara kita tidak mengetahui siapa kita
dan mau kemana.
Jadi jawabannya: kita tidak boleh mengabaikan ini, kecuali Anda ingin hidup berlalu tanpa makna.
Apakah Jati Diri Itu Membahas Bakat dan Ketertarikan Kita?
Tentu saja kita memahami bahwa kita memiliki keunikan masing-masing.
Mencari kelebihan dan potensi unik kita tentu saja sangat penting dalam
kehidupan kita. Namun, yang kita perlukan tidak sebatas menemukan bakat
spesial kita. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa orang yang sukses
itu sudah menemukan jati dirinya.
Dimanakah Kita Bisa Menemukan Jadi Diri Kita?
Tidak ada yang lebih mengetahui diri kita selain yang menciptakan
kita, Allah Yang Maha Mengetahui. Mengapa kita harus mencari makna jati
diri dari selain Allah? Mengapa hidup kita dikendalikan oleh
konsep-konsep jati diri yang bukan dari Allah? Ini sangat penting, sebab
dari Allahlah kita akan menemukan jawaban yang tepat, dijamin tidak
akan salah sehingga hidup kita akan lebih berarti.
Tentu saja, Anda tetap boleh (bahkan harus) untuk terus menggali
bakat dan potensi Anda. Yang ingin saya tekankan disini, bahwa jati diri
itu bukan sebatas itu. Itu adalah keunikan Anda, bukan jati diri Anda.
Jati Diri Manusia Sesungguhnya
Siapa Aku?
Manusia adalah mahluq Allah yang terbuat dari tanah dan berikan ruh
olah Allah. Kemudian manusia dilengkapi dengan potensi hati, akal, dan
jasad. Hati dan akal adalah potensi yang menyebabkan manusia memiliki
kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan makhluq lainnya.
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. (QS As Sajdah:7-9)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (QS. Al Hijr:28)
Untuk Apa Aku Ada?
Ada dua tujuan penciptaan manusia yang saling terkait yaitu dijadikan
khalifah dimuka bumi dan untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada tujuan
lain! Semua aktivitas, semuanya harus dalam rangka kedua peran kita
ini. Sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah.
Untuk itu, Allah sudah membeli kita semua dengan potensi yaitu hati,
akal, dan jasa yang cukup untuk memikul dua tugas ini. Selama kita
memanfaatkan semua potensi yang kita miliki, kedua tugas ini akan
terlaksana dengan baik.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz Dzaariyaat:56)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (QS Al Baqarah:30)
Akan Kemana Aku?
Bukan hanya menuju anak-anak bagi bayi. Bukan hanya menuju remaja
bagi anak-anak. Bukan hanya menuju dewasa bagi remaja. Bukan pula hanya
menjadi tua bagi Anda yang sudah dewasa. Seungguhnya, tujuan pasti
setiap manusia itu adalah kampung akhirat. Dan hanya ada dua pilihan
kampung akhirat, yaitu syurga (Al Jannah) dan neraka (An Naar).
Kita memilih yang mana? Tentu saja, bagi kita orang yang beriman,
kita berharap mendapatkan balasan syurga dari Allah. Syaratnya adalah
hidup kita sesuai dengan tujuan keberadaan kita, yaitu sebagai khalifah
dan beribadah kepada Allah.
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka
bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang
mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat
mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya,
mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah
siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” (QS As Sajdah:19-20)
Kesimpulan
Mudah-mudahan, setelah kita memahami siapa kita, mengapa kita ada,
dan mau kemana kita nanti, pikiran kita tidak galau lagi karena bingung
tentang jati diri. Kini sudah jelas, apa yang perlu kita jalani dan
konsekuensinya ke depan. Dan inilah fokus kita saat ini, yaitu menjalani
hidup untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr:18)
Oleh Rahmat ST
0 komentar:
Posting Komentar