Jumat, 19 Juli 2013

Pentingnya Memahami Kehidupan

Memahami Lebih Dalam

Memahami kehidupan ini penting, karena apabila tidak bisa memahami, kita tidak dapat menikmati. Contoh ada orang tua mendengarkan musik kesukaan anak muda, Rock atau Metal. Dia akan mengeluh merasa telinganya sakit karena tidak memahami.


Padahal anak-anak muda bisa berjingkrak-jingkrak mengikuti gemuruh musik yang memekakkan telinga itu. Sebaliknya, anak muda kota besar mendengar orang tua menyetel lagu gamelan klenengan, maka dia juga merasa muak dan tidak tahan karena tidak mengerti. Sementara para warga senior itu manggut-manggut menikmati buaian musik dan meresapi indahnya sastra syairnya.

Begitu pula orang awam melihat lukisan abstraknya Affandi, atau lukisan kubismenya Picasso, pasti sulit menikmati lukisan seperti cekeran ayam, karena dia tidak bisa melihat dimana indahnya lukisan gaya surrealis abstrak. Tapi sebaliknya bagi yang mengerti kehebatan lukisan-lukisan itu dia akan geleng-geleng dan berdecak kagum.

Contoh ini ekstrem. Ada sebuah pasangan muda punya anak balita yang suka menangis di malam buta. Sang istri mungkin karena capek merawat bayi, marah bin jengkel menghadapi tangisan dan mengeluh berat serta mendamprat suaminya yang tenang-tenang saja menghadapinya sambil berkata:

“ Menurut dokter nangisnya bayi itu olah raga. Lagi pula yaa memang bayi, bisanya cuman nangis. Seandainya bayi kemudian tiba-tiba berdiri diatas meja berpidato, atau khotbah, malah kita ketakutan. Kemudian sang istri bisa menerimanya”

Jadi kata mengerti dan memahami itu kaca kunci untuk menikmati kehidupan ini. Pesan Alloh dalam firmannya I’lamu annamal hayaatud dunya laibun walahwun, ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu permainan. Jadi kuncinya kita mengetahui, memahami.


Ada beberapa point pemahaman:


(1) Memahami dan maklum bahwasannya memang ada orang yang berbeda pendapat dengan kita, maka toleranlah dengan perbedaan.

(2) Memahami dan maklum bahwasannya memang ada orang positif dan ada yang negatif, maka terimalah.

(3) Memahami bahwa orang-orang di lingkungan kita pasti ada yang salah, maka maafkanlah.

(4) Memahami bahwa orang di lingkungan kita ada yang tidak cocok, maka sabarlah.

(5) Memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna alias banyak kekurangannya, maka terimalah bahwa memang kemampuan orang itu hanya sebatas itu.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution