JUJUR DALAM ISLAM
Jujur dalam kehidupan sehari-hari merupakan anjuran dari Allah dan
Rasulnya. Banyak ayat Al Qur’an menerangkan kedudukan orang-orang jujur
antara lain: QS. Ali Imran (3): 15-17, An Nisa’ (4): 69, Al Maidah (5):
119. Begitu juga secara gamblang Rasulullah menyatakan dengan sabdanya:
“Wajib atas kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke sorga, begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya. Sebaliknya, janganlah berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membewa ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya, sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas’ud)
Oleh sebab itu hendaklah kita akan senantiasa jujur. Dan dikatakan
kita sebagai orang yang jujur. Orang jujur ada kemungkinan akan teguh
dalam memegang amanah. Sedangkan orang yang pendusta atau tidak jujur
sama sekali tidak bisa memegang amanah.
Jujur dan amanah adalah serangkaian sifat yang perlu kita sikapi.
Sebagaimana rasulullah adalah seorang yang mempunyai sifat jujur,
terpercaya [Amanah]. Oleh sebab itu kita patut menjadikan Rasulullah
sebagai suri tauladan yang baik.
Sebagaimana Firman allah ta’ala:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS. Al-Ahzab :21]
AMANAH DALAM ISLAM
Kata “amanah” adalah suatu kata yang besar dalam
Islam. Bila dilihat berdasarkan syariat, amanah ini pengertiannya sangat
luas dan mendalam. Mulai dari “Menyimpan rahasia hingga “menjalankah sesuatu yang menjadi perjanjian atau tugas”.
Amanah adalah akhlak dari para Nabi dan Rasul. Mereka adalah
orang-orang yang paling baik dalam menjaga amanah. Tidak heran bila
Rasulullah dikenal sebagi orang yang paling terpercaya, terutama dalam
menjalankan amanah.
Ada empat elemen penting dalam konsep amanah, yaitu:
- Menjaga hak Allah SWT
- Menjaga hak sesama manusia
- Menjauhkan dari sifat abai dan berlebihan, artinya amanah memang harus disampaikan dalam kondisi tepat, tidak ditambahi atau dikurangi
- Mengandung sebuah pertanggung jawaban
Islam mengajarkan bahwa tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah
dan tak ada agama bagi orang yang tak berjanji. Ini berarti amanah
adalah bagian dari iman. Sehingga mereka yang tidak menjaga amanah,
termasuk pada golongan orang-orang yang tidak beriman. Selain itu, agama
juga mengajarkan kita untuk berjanji dan menepatinya karena itu bagian
dari kehidupan.
Berbicara amanah juga merujuk pada golongan manusia yang termasuk
para pemimpin. Bagaimanapun juga, kita semua merupakan pemimpin,
setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga. Sehingga, nanti kita pasti
akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban tentang kepempinan kita.
Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Anfaal ayat 27:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
Dari ayat di atas, kita bisa lihat bahwa Allah benar-benar dengan
tegas melarang sifat khianat. Rasulullah pun dengan tegas mendidik orang
untuk menjalankan amanah, bahkan sedari kecil.
menjaga amanah itu sangat penting dan memiliki konsekuensi yang besar
untuk orang-orang yang mengabaikan amanah. Begitu besarnya, hingga
bumi, langit, dan gunung pun takut melanggarnya. Hal ini tercantum dalam
Alquran surat Al Ahzab ayat 72:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
Bila mereka saja takut, bukankah kita seharusnya lebih takut? Karena
kitalah yang akhirnya dititipi amanah itu dan nantinya akan ditanya
tentang pertanggungjawabannya.
Dari uraian tentang kejujuran dan amanah di atas, aku sadar bahwa aku
telah melanggar amanah dan berbuat tidak jujur. Dan hal itupun jelas
bahwa aku telah bertindak tidak profesional terhadap pekerjaanku saat
ini. Maka dari itu aku akan memulainya secara bertahap dari hal-hal
terkecil terlebih dahulu.
Hari ini telah belajar tentang arti kejujuran dan amanah. Semoga tulisan ini bermanfaat juga bagi kalian. Amin..
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar