Selasa, 30 Juli 2013

Bertaubatlah Segera Kembali Pada-Nya

Segera Kembali Pada-Nya

Dari Ali -radhiallahu anhu- dari Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa lalu di bangun dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya.” (HR. At-Tirmizi, Abu Dawud dan Ibnu Majah, serta dishahihkan oleh Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmizi I/128)

Dalam menjalani hidup ini, manusia pastinya tak lepas dari kesalahan dan khilaf. Berapa kali kita melakukkan kesalahan? Berapa kali kita khilaf? Sengaja atau tidak, hal itu memang begitu melekat pada diri manusia. Namun sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling mulia, kita memang wajib untuk mengontrol diri agar kita tidak terlalu melampaui batas yang menyebabkan kita jauh dari rahmat-Nya.
 
Agama islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa. Agama Islam sendiri tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapapun dosa yang telah diperbuat oleh manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal itu dalam sabdanya yang berbunyi :

 “Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut).”

Allah SWT memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat seperti yang diterangkan dalam surat Al-Baqarah 160 :

“dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang segera bertaubat dan mensucikan diri. Maka merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu membentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali pada-Nya. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya karena sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Hal itu tersirat dalam firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133 :

 “Bersegeralah kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”

Taubat yang yang tingkatannya paling tinggi dihadapan Allah adalah “Taubat Nasuha” yaitu taubat yang murni. Taubat nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuatnya saat ini dan menyesal atas dosa-dosa yang dilakukkannya di masa lalu dan berjanji untuk tidaklah melakukannya lagi di masa mendatang.

Apabila dosa/kesalahan tersebut terhadapa bani Adam (sesama manusia), maka caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya. Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat,”Apakah penyesalan itu taubat?”, “Ya”, kata Rasulullah (H.R Ibnu Majah). Amr Bin Ala pernah mengatakan :

” Taubat Nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya”.

Sungguh sayang sekali jika kita mengotori diri sendiri dengan kesalahan/dosa-dosa yang kita perbuat. Janganlah kita menganiaya diri sendiri. Jika kita saat melakukan kesalahan sekecil apapun, marilah kita segera minta ampun kepada-Nya. Janganlah kita menunda-nunda karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita.

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. 4:18)”


Semoga tulisanku kali ini bermanfaat. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar demi tulisan yang lebih baik ke depannya. 


Terimakasih.

Referensi :
Buletin Al-Haqq (BAI-FK Unissula) Edisi 37 Oktober 2012


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution