Segera Kembali Pada-Nya
Dari Ali -radhiallahu anhu- dari Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa lalu di bangun dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya.” (HR. At-Tirmizi, Abu Dawud dan Ibnu Majah, serta dishahihkan oleh Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmizi I/128)
Dalam menjalani hidup ini, manusia
pastinya tak lepas dari kesalahan dan khilaf. Berapa kali kita
melakukkan kesalahan? Berapa kali kita khilaf? Sengaja atau tidak, hal
itu memang begitu melekat pada diri manusia. Namun sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT yang paling mulia, kita memang wajib untuk mengontrol
diri agar kita tidak terlalu melampaui batas yang menyebabkan kita jauh
dari rahmat-Nya.
Agama islam tidak memandang manusia
bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa. Agama Islam sendiri tidak
membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapapun dosa yang
telah diperbuat oleh manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal
itu dalam sabdanya yang berbunyi :
“Setiap anak Adam pernah berbuat
kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka
yang bertaubat (dari kesalahan tersebut).”
Allah SWT memberikan jalan kembali
kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha
Penyayang dan Maha Penerima Taubat seperti yang diterangkan dalam surat
Al-Baqarah 160 :
“dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang segera bertaubat dan mensucikan diri. Maka merugilah orang-orang
yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus menerus
melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka luas tanpa
penghalang dan batas. Allah selalu membentangkan tangan-Nya bagi
hamba-hamba-Nya yang ingin kembali pada-Nya. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya karena sesungguhnya Dialah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Hal itu tersirat dalam firman Allah dalam
surat Ali Imran ayat 133 :
“Bersegeralah kepada ampunan
dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang
menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Taubat yang yang tingkatannya paling tinggi dihadapan Allah adalah “Taubat Nasuha”
yaitu taubat yang murni. Taubat nasuha adalah bertaubat dari dosa yang
diperbuatnya saat ini dan menyesal atas dosa-dosa yang dilakukkannya di
masa lalu dan berjanji untuk tidaklah melakukannya lagi di masa
mendatang.
Apabila dosa/kesalahan tersebut
terhadapa bani Adam (sesama manusia), maka caranya adalah dengan meminta
maaf kepadanya. Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat,”Apakah penyesalan itu taubat?”, “Ya”, kata Rasulullah (H.R Ibnu Majah). Amr Bin Ala pernah mengatakan :
” Taubat Nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya”.
Sungguh sayang sekali jika kita
mengotori diri sendiri dengan kesalahan/dosa-dosa yang kita perbuat.
Janganlah kita menganiaya diri sendiri. Jika kita saat melakukan
kesalahan sekecil apapun, marilah kita segera minta ampun kepada-Nya.
Janganlah kita menunda-nunda karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput
kita.
“Dan tidaklah taubat itu diterima
Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila
datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
“Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat)
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang
itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. 4:18)”
Semoga tulisanku kali ini bermanfaat.
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar demi tulisan yang lebih baik ke
depannya.
Terimakasih.
Referensi :
Buletin Al-Haqq (BAI-FK Unissula) Edisi 37 Oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar