Hormati dan Sayangilah Orangtuamu Sampai Ajal Menjemput
Pada suatu hari di negeri China, seorang Bupati sedang berada si balai sidang untuk
menyelesaikan sebuah perkara. Penggugat adalah seorang wanita tua, dan yang digugat adalah anak laki-lakinya sendiri.
Wanita itu mengadukan anak laki-lakinya yang tidak mau memeliharanya, bahkan menelatarkan hidupnya.
Setelah mendengarkan penjelasan
dari kedua belah pihak, pak bupati memerintahkan sipemuda setiap bulan harus
memberikan beras kepada ibunya sebanyak
30 liter. Namum si anak laki-lakinya merasa
keberatan karena menurutnya tanggung jawab seorang ibu adalah untuk membesarkan
anaknya, tetapi seorang anak tidak bertanggung jawab, untuk memberi makan dan
merawat ibunya.
Bupati marah sekali mendengar
pendapat pemuda itu dan memerintahkan pengawalnya untuk menangkap pemuda itu,
dan menjebloskan kedalam penjara, salah seorang pengunjung yang menyaksikan
jalannya pengadilan itu dengan seksama adalah Ibu Qian liu.
Ketika didengarnya keputusan bupati
untuk memasukan anak itu ke dalam penjara. Ia merasa keputusan ini kurang tepat
dan tidak bijaksana. Ibu Qian liu berpikir, jika sipemuda di jebloskan ke penjara, wanita
itu akan semakin tidak diperhatikan lagi. Karena itu ia berkata kepada pak
Bupati.
"Pak bupati, dapatkah
hukumannya di ganti?".
Pak bupati balik bertanya,
"mengapa?".
Ibu Qian liu menjawab,
"Karena ada hukuman yang lebih tepat dan bijaksana!"
Pak bupati balik bertanya,
"mengapa?".
Ibu Qian liu menjawab,
"Karena ada hukuman yang lebih tepat dan bijaksana!"
Semua yang hadir di sidang
pengadilan itu jadi penasaran, apa sebenarnya hukuman yang terbaik untuk pemuda durhaka itu, yang sedang hendak diusulkan oleh ibu Qian liu. Pak
Bupati dengan tidak kalah penasarannya bertanya kepada ibu Qian liu,
"Menurut ibu, hukuman seperti
apa yang tepat dan lebih bijaksana?".
Ibu Qian liu berpaling kepada wanita tua itu dan bertanya,
"ketika anak laki-laki ini lahir, berapa beratnya?".
Wanita tua itu menjawab,
"Tiga setengah kilogram",
Ibu Qian liu berkata,
"anak adalah darah daging ibu. selama sembilan bulan lebih berada dalam kandungan ibu, kalau anak itu tidak mau memelihara dan merawat ibunya, dagingnya harus diambil tiga setengah kilogram".
Ibu Qian liu berpaling kepada wanita tua itu dan bertanya,
"ketika anak laki-laki ini lahir, berapa beratnya?".
Wanita tua itu menjawab,
"Tiga setengah kilogram",
Ibu Qian liu berkata,
"anak adalah darah daging ibu. selama sembilan bulan lebih berada dalam kandungan ibu, kalau anak itu tidak mau memelihara dan merawat ibunya, dagingnya harus diambil tiga setengah kilogram".
Ketika Bupati mendengar perkataan
ibu Qian liu, dia langsung mengerti apa maksud ibu Qian liu yang sesungguhnya.
Segera diperintahkannya para pengawalnya untuk menahan sipemuda di lantai, dan
mengunakan golok yang sangat tajam untuk memotong daging si pemuda sebanyak
tiga setengah kilogram.
Potongan tiga setengah kilogram itu harus merupakan kumpulan potongan dari semua angota
tubuh pemuda tersebut. Pemuda itu mulai membayangkan jika tangan, kaki, perut, leher, punggung, dan setiap
angota tubuhnya diambil sebagian dagingnya, pasti sakit sekali. Karena itu
ketika si pemuda melihat para pengawal hendak melaksanakan hukuman itu, segera
dia berteriak-teriak ketakutan.
"Bapak Bupati, ampuni saya,
ampuni saya, saya mengaku salah!"
Bupati bertanya padanya,
"Kamu masih berani tidak menhormati, tidak memelihara, dan tidak mau merawat ibu kandungmu sendiri?"
Pemuda itu berkata,
"tidak berani lagi, pak saya jamin ibu saya akan makan enak, memakai baju yang layak, dan menikmati hari tuanya dengan baik."
Bupati bertanya padanya,
"Kamu masih berani tidak menhormati, tidak memelihara, dan tidak mau merawat ibu kandungmu sendiri?"
Pemuda itu berkata,
"tidak berani lagi, pak saya jamin ibu saya akan makan enak, memakai baju yang layak, dan menikmati hari tuanya dengan baik."
Pak bupati berkata tegas,
"Baiklah, karena kamu berjanji untuk berubah, saya akan melepaskanmu, tetapi kalau sampai saya mendengar lagi kamu tidak mau memelihara dan merawat ibumu, saya akan segera memotong-motong dagingmu!"
Pemuda itu berkata sekali lagi,
"Cukup, saya sadar, saya harus memelihara ibu saya!".
"Baiklah, karena kamu berjanji untuk berubah, saya akan melepaskanmu, tetapi kalau sampai saya mendengar lagi kamu tidak mau memelihara dan merawat ibumu, saya akan segera memotong-motong dagingmu!"
Pemuda itu berkata sekali lagi,
"Cukup, saya sadar, saya harus memelihara ibu saya!".
InTi Cerita :
Pak bupati adalah orang yang baik, tetapi hukuman yang hendak
dijatuhkannya akan berakibat yang lebih buruk lagi bagi wanita tua itu. Kalau
anaknya dimasukkan kedalam penjara. Ibunya akan semakin terlantar. Ibu Qian liu
memberikan jalan keluar, mengantikan hukuman dengan himbauan untuk memotong
daging sipemuda itu. Hukuman ini membuat si pemuda ketakutan dan berjanji
mengubah perilakunya terhadap ibunya.
Seseorang
bisa ada didunia ini karena di lahirkan oleh seorang ibu.
Sudah sepatutnya anak menghormati, memelihara, serta merawat orang tua terutama
saat mereka memerlukanya.
0 komentar:
Posting Komentar