Kisah ini mengisahkan seorang petani di wilayah tengah Cina. Dia hidup sangat sederhana, dan pastinya tidak memiliki banyak uang. Untuk mengerjakan ladangnya, dia tentunya tidak sanggup membeli traktor atau mesin lainnya, tetapi ia menggunakan seekor kuda tua dan pesakitan untuk membajak sawahnya.
Suatu saat, sewaktu membajak sawah, terjadilah suatu hal yang mengerikan, dimana kuda petani itu jatuh dan mati. Semua orang desa bersimpati dan mengatakan sungguh malang nasib petani itu. Namun petani itu dengan tabah dan tenang hanya mengatakan "kita lihat saja nanti". Dia begitu damai dan begitu tenang. Setiap orang di desa itu mengagumi ketabahan dan ketenangannya dan mereka berinisiatif untuk mengumpulkan uang bagi petani tersebut. Setelah dikumpulkan, lihat saja bahwa mereka memeberinya seekor kuda baru sebagai hadiah.
Setelah itu, reaksi orang desa berubah dan semua mengatakan, "Ah, kamu adalah orang yang sangat beruntung!" Dan petani itu berkata dengan tenang, "Kita lihat saja nanti."
Beberapa hari kemudian, kuda baru melompat pagar dan kabur. Semua orang di desa menggelengkan kepala dan berkata, "Kasihan sekali engkau!"
Petani itu tersenyum dan berkata, "Kita lihat saja nanti."
Akhirnya, kuda tersebut dapat menemukan jalan dan pulang, dan semua orang lagi berkata, "Anda adalah orang yang beruntung."
Petani mengatakan, "Kita lihat saja nanti."
Kemudian di tahun itu, anak laki-laki si petani pergi naik kuda dan jatuh dan kakinya patah. Semua orang di desa mengatakan, "Kasihan sekali."
Petani mengatakan, "Kita lihat saja nanti."
Dua hari kemudian, tentara datang ke desa untuk merekrut anggota baru. Ketika mereka melihat bahwa anak petani telah patah kaki, mereka memutuskan untuk tidak merekrut dia.
Semua orang berkata, "Sungguh seorang pemuda beruntung."
Petani itu tersenyum lagi - dan berkata "Kita lihat saja nanti."
Moral dari cerita: Tidak ada gunanya bereaksi berlebihan terhadap peristiwa dan keadaan dari kehidupan kita sehari-hari. Banyak situasi yang sepertinya atau tampak sebagai kemunduran, yang sebenarnya merupakan sebuah hadiah yang menyamar. Dan ketika hati kita meresponinya dengan tepat, semua peristiwa dan keadaan adalah karunia dan pelajaran berharga.
0 komentar:
Posting Komentar