(
HIKMAH ) KARUNIA UNTUK KESEMPURNAAN
Apa yang menjadi jatah rejeki
kita, pasti akan sampai kepada kita dengan cara dan jalan yang
dikehendaki-Nya. Dan apa yang bukan menjadi jatah rejeki kita, tak akan
menyapa kita walapun kita mengejarnya dengan perasan keringat. Dan apa
yang bukan jatah rejeki kita, akan berpindah ke tangan orang lain
walaupun telah berada di genggaman kita
Rejeki yang telah
sampai ke tangan kita, pada hakikatnya merupakan titipan Allah swt. Yang
Dia bisa menambah, mengurangi atau mengambilkannya kapan Dia kehendaki.
Untuk itu semestinya kita salurkan sesuai dengan aturan dan
kehendak-Nya
Ketika Allah SWT meminta pinjaman yang baik
sedekah kepada kita, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya.
Terlebih Dia akan mengembangkan harta kita di akherat sana, dengan
kelipatan 700 % keuntungan dan bahkan kelipatan yang tak terhitung
Allah SWT Berfirman artinya:
Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
menumbuhkan seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. (Al Baqarah: 261)
Tiada sejarahnya, orang
yang banyak sedekah lalu ia jatuh miskin. Tiada ceritanya orang yang
banyak sedekah, hidupnya dililit masalah dan persoalan hidup.
Kalaupun ada, jelas itu sebagai ujian dari-Nya, tetapi banyak yang tidak
faham karena picik, terlalu memuja duniawi bukan Allahnya, dan ini
perlu diketahui bahwa :
Hakikat semua ujian yang pasti untuk
menyempurnakan sedekah dan amal kita yg lain. Menyempurnakan ketidak
ikhlasan kita, mungkin saja suka menyebut pemberian dan kurang tulusnya
dalam sedekahnya atau terlalu banyak berhitung-hitung dulu baru sedekah,
komplain ke Allah padahal bagaimana bisa kita sbg hamba-Nya yg lemah ?
Dan kenalilah hakikat ujian itu berfungsi menutupi kesalahan,
yang terluput, terlupa, dan kesemuanya untuk kebaikan kita, sempurnanya
amal membuat karakter yang redho. Inilah perlunya sikap menyerahkan
urusan sepenuhnya ke Allah SWT bila sudah maksimal berupaya, beramal,
dan berdoa, maksimalnye kudu diduluin, unjukin dulu keyakinan dan
perbuatan baik ke Allah, karena hanya Allah sajalah yg maha tahu
kebaikan untuk kita. Hanya Allah saja, yg paling faham diri kita.
Renungkanlah apakah kita sendiri yang menciptakan anak anak kita?
Apakah kita sendiri yang kemudian menyediakan rezeki atas keluarga
kalian? Lalu kenapa begitu kikir kepada Allah Rabbul Alamin? Kita kikir
kepada Sang Maha Raja Pencipta dan Penguasa terhadap apa apa yang
sesungguhnya adalah milikNya yang dipinjamkan Nya kepada kita, sementara
kita meyakini dan telah membuktikan bahwa Dia tidak pernah kikir dalam
menjamin rezeki dan penghidupan kita. Tidaklah setiap jiwa akan menemui
kematian hingga tergenapilah seluruh takdir atas hidupnya dan atas kadar
rezekinya
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar