Saya waktu itu belum menutup aurat. Keinginan itu sudah ada. Tapi belum menemukan momen yang pas. Saya kira saudari-saudariku disana juga banyak yang merasakan apa yang saya rasakan dulu. Ditengah anjuran, ajakan, bahkan tekanan untuk berjilbab dan keinginan itu benar-benar ada tapi tak tahu harus mulai darimana, kapan, bagaimana. Ah, perasaan itu. Saya masih merasa sesak kala mengingatnya. :')
Akhirnya ramadhan itu saya putuskan untuk menutup aurat. Berjilbab. Memang bukan jilbab besar yang menjuntai. Memang belum berhijab secara sempurna. Tapi rasanya, masya Allah, bahagia dan tenang sekali. Rasanya memang seperti itulah aku seharusnya. Rasanya begitu dekat dengan Allah.
Saudari-saudariku, tentu
kalian sudah tahu inti dari tulisan ini. Ya, bahwa ramadhan adalah
momentum yang tepat untuk perubahan kita. Menutup aurat. Tidak
muluk-muluk, simpel sekali. Saya berpikir untuk menuliskan dalil-dalil
tentang kewajiban menutup aurat, ah, tapi tidak usahlah. Kalian pasti
sudah tahu. Saya hanya ingin meyakinkan kalian disini, ayo jangan tunda
lagi. Allah pasti senang sekali terhadapmu. Dan ramadhan kali ini pasti
akan jadi ramadhan paling mengesankan di hidupmu.
Ingat, selalu ada saat pertama bagi setiap orang. Saat pertamamu berjilbab, mungkin akan jadi saat yang tidak mudah, penuh kecanggungan. Tapi maukah kau melewatkan saat pertama kali kau merasa Allah benar-benar menyayangimu dan begitu dekat denganmu?
Ingat, selalu ada saat pertama bagi setiap orang. Saat pertamamu berjilbab, mungkin akan jadi saat yang tidak mudah, penuh kecanggungan. Tapi maukah kau melewatkan saat pertama kali kau merasa Allah benar-benar menyayangimu dan begitu dekat denganmu?
0 komentar:
Posting Komentar