Terlalu banyak bergaul akan membawa kerugian di dunia dan akhirat.
Maka hendaknya seorang hamba cukup mengambil sebagian waktunya untuk bergaul,dan mengklasifikasikan manusia menjadi empat jenis dalam pergaulan, kapan waktunya harus bergaul maka cukup mengambil salah satu dari keempat jenis tersebut, tetapi bila tidak bisa membeda-bedakan di antara mereka niscaya keburukan yang akan panen:
Pertama:
jenis bergaul kedudukannya seperti makanan, dimana ia membutuhkannya dibeberapa waktu sehari semalam.
Dan tatkala kebutuhannya sudah terpenuhi ia pun segera meninggalkan pergaulannya tersebut. Kemudian jika butuh kembali maka segera bergaul kembali dan begitu seterusnya.
Mereka yang diajak bergaul itu adalah orang-orang mengenal Allah, mengetahui perintah-Nya, serta mengetahui tipu daya musuh-Ny,mereka juga mengetahui berbagai jenis penyakit hati dan cara mengatasinya, mereka sosok kalangan yang memberi nasehat karena Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya , dan seluruh makhluknya.
Untuk jenis ini maka bergaul dengan mereka akan benar-benar beruntung.
Kedua:
jenis bergaul yang kedudukannya seperti obat. Membutuhkannya saat sakit, selama engkau sehat maka tidak perlu untuk bergaul dengannya. Mereka itu orang-orang yang dibutuhkan saat berkaitan dengan maslahat kehidupan, serta segala perkara yang engkau butuhkan dari berbagai macam bentuk transaksi, musyawarah, dan yang sejenisnya.
Jika telah terpenuhi kebutuhanmu saat bergaul pada jenis pergaulan ini, maka pergaulanmu dengan mereka ini merupakan sebuah karunia.
Ketiga:
jenis pergaulan, jika bergaul dengan mereka sama halnya dengan penyakit, Ada yang tingkat resiko bergaul dengan mereka seperti penyakit yang sulit diobati dan kronis.
Yaitu sebuah pergaulan yang tidak menguntungkan dari segi agama atau duniawi, sekalipun demikian ia mesti merugi, entah dari sisi agama ataupun dunia. Ada lgi di antara jenis manusia yang tidak lihai dalam berbicara maka hal ini tidak akan bermanfaat bagimu,ada juga tipe yang tidak bisa diam, dan ada pula seseorang yang tidak mengetahui hakikat tipe dirinya sendiri sehingga ia pun menempatkan pada sebuah peran tertentu.
Bahkan bila berbicara maka perkataannya seperti orang yang bermaksiat yang merasuk kedalam hati para pendengarnya disertai rasa kagum dan senang dengan perkataannya sendiri. Saat berbicara dengan orang lain ia mengira bahwa dirinya ibarat aroma wangi misik yang mengharumkan sebuah majlis.
Secara umum, bergaul dengan setiap orang yang menyimpang terhadap jiwa ini sifatnya ada yang temporal dan ada juga yang permanen, barangsiapa yang sudah maksimal menjalani kehidupan dunia, maka seorang hamba bakal menerima cobaan dari salah satu jenis pergaulan tersebut tidak ada pelarian lain selain harus bergaul dengan hal itu, maka hendaknya ia mempergaulinya dengan sekedarnya saja, yaitu hanya lahirnya saja yang bergaul namun secara batin tidak, sampai akhirnya Allah memberikan jalan keluar dan solusi baginya.
Keempat:
bergaul dengan jenis manusia rusak, dan ini serupa dengan memakan racun. Apabila bisa diatasi dengan obat penawarnya maka hal itu baik, namun jika tidak maka semoga Allah mengaruniakannya kesabaran.
Sungguhnya banyak jenis pergaulan semacam ini pada diri manusia semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka- mereka itu adalah ahli bid’ah dan kesesatan. Golongan yang berpaling dari sunnah Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dan mengajak untuk menyelisihinya. Sehingga mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah dan perbuatan bid’ah menjadi sunnah.
Untuk jenis ini, maka bagi orang yang berakal tidak layal untuk duduk bersama atau bergaul dengan mereka. Jika dilakukan maka hatinya akan mati atau tertimpa penyakit. Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar menuntun kita kpd jalan yang lurus. [By. Abu riyadl.]
Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda:
Seseorang itu berada di atas agama temannya, maka perhatikanlah oleh kalian siapa yang menjadi temannya”
(HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
Tentang seseorang, janganlah engkau tanya dia, akan tetapi tanyakanlah siapa teman-temannya. Karena setiap orang akan meneladani temannya
Di antara perkataan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah sebagai berikut:
Dan janganlah engkau bersahabat dengan orang jahil,jauhilah olehmu untuk bersahabat dengannya Betapa banyak orang jahil membodohi orang yang bijak ketika ia menjumpainya Seseorang bisa disamakan dengan orang laintatkala orang tersebut menjadi teman jalannya Sesuatu terhadap sesuatu yang lain ada banyak kesamaan dan keserupaan. Pada sebuah hati terhadap hati yang lain ada petunjuk tatkala dia menjumpainya.
0 komentar:
Posting Komentar