Emang Lidah Tidak Bertulang
Renungan Ayat
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65)
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra:36)
Apa Bedanya Nasihat Dan Kecaman
Ketika seorang bapak menegur anaknya katakan saja namanya Ujang: “Jang, kamu jangan bolos lagi, ntar kamu nggak naik kelas.” Jang, cobalah kamu salat jamaah di Masjid!! Malu kan mesjid deket rumah tapi kok kagak pernah datang.”
Sejenis inilah namanya nasihat, artinya ketika orang tua menasehati anaknya, pastilah di dalamnya sudah dikemas dalam satu paket. Paket itu sudah tersedia rasa sayang, ingin agar anaknya benar, ingin agar anaknya sukses, ingin anaknya lurus, taat dan bermacam lainya.
Nah apapun bentuknya yang dikemas dalam bentuk nasihat pastilah memilki kriteria:
Pasti dalam hati si pemberi nasehat ada rasa sayang bagi yang
dinasehati, dan ada keinginan agar yang dinesehati menjadi baik, taat,
jujur dll.
Pastilah si pemberi nesehat mencari waktu yang tepat untuk menasehati
Si pemberi nasehat tidak akan marah meskipun yang dinasehatin tidak
menerima, marah, bahkan memberi perlawanan. Tidak ada ceritanya orang
tua, atau suami istri, teman dan lainnya marah jika naesahtnya tidak
diterima
Si pemberi nasehat tidak mungkin mengumbar keburukan yang
dinasehatinya, seperti ketidak mungkinan seorang bapak menjelekan
anaknya sendiri di hadapan orang lain, baik di Masjid sekalipun, atau
tempat terbuka lainnya.
Si pemberi nasehat akan menyembunyikan keburukan yang dinasehati
seperti halnya orang tua akan menyembunyikan aib anaknya sendiri. Begitu
pula seorang suami atau istri akan menyembunyikan keburukan
masing-masing dan yang sejenisnya.
Pastilah ada rasa ikhlas ketika memberi nasehat seperti halnya
orang tua ikhlas menasehati anaknya, nasihat antara suami istri, teman,
saudara dll Tidak ada sama sekali ada kesan ingin dipuji orang lain
bahwa ia telah memberi “nasihat baik”.
Singkat kata semua diatas akan menyembunyikan rahasia yang
dinasehatinya, karena kalau terdengar orang, pasti dia malu juga. Karena
anaknya adalah belahan jiwanya, istri atau suaminya adalah bagian
hidupnya, temannya adalah bagian hidupnya pula. Jadi semuanya akan
disimpan rapat.
Apa Bedanya Dengan Pengecam!!!
Meskipun tampak seperti nasehat tapi pengecam itu terkandung dalam
ucapanya ingin mempermalukan orang lain, menghina, merasa bagus
ibadahnya, dia lebih baik dalam agama, budi pekerti, ilmu dan lainnya.
Seolah-olah ada rasa kasihan ketika memberi nasehat namun diutarakan di
depan umum, di hadapan orang banyak, di masjid, dimanapun juga
Dalam hatinya ada perasaan ingin terpuji bahwa di “telah” memberi
nesehat baik, ingin memperigati orang lain, merasa kasihan kalau orang
lain dianggapnya salah. Baik salah dalam cara ibadah, salah dalam
menarapkan hukum agama dan lainnya.
Tapi dalam ‘Nasehat” itu ternyata hanya kata-kata yang “memojokan”
orang lain dan bahkan tidak ada solusi sama sekali, artinya antara
“nesehat” dan “jalan keluar” tidak ada kaitannya sama sekali
“Celakalah bagi orang pengumpat lagi pencela,” (QS. Humazah: 1)
“Mencela seorang muslim itu perbuatan fasiq sedangkan memeranginya adalah perbuatan kufur.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Bagaimana Dengan Yang Diberi Nasehat
Yang diberi nasehat terkadang menghidarkan diri kata-kata seperti, “dan lainnya Yah namanya manusia banyak khilfafnya.” “ Allah kan Maha Pengampun, pasti deh Dia ngampunin kita.” Manusia kan nggak kayak Nabi yang nggak ngelakuin dosa.” Yah saya nggak terlalu fanatik pada agama.”
Perkataan ini misalnya diucapkan seseorang yang seakan-akan menjustifikasi bahwa dosa atau maksiat yang dilakukannya. Lumrah, cuman dosa biasa saja, orang lain juga berbuat begitu, salah atau dosa mah pasti biasa dilakukan kita dan lainnya.
Apakah tidak lebih baik langsung saja menerima bahwa yang dilakukannya dosa dan langsung taubat. Jangan biarkan lidah bermain dengan kata-kata yang akhirnya mengecilkan dosa yang diperbuatnya.
Kesimpulan
Antara nasihat dan mengecam tampak serupa, namun berbeda, Si pemberi
nasehat mengambil “petuah” Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, berpahalan.
Pemberi nasihat dilandasi rasa sayang dan ingin agar yang dinesehati bai
Si pengecam tampak memberi nasehat namun berbuah dosa, mulut dosa,
hati mulai di tumbuhi noda hitam tinggal menunggu membesar, hatinya
tidak ikhlas karena ingin dipuji
Tanyakan pada diri kita sebelum berbicara, sebelum menulis, “ Apa saya ini memberi nasihat atau mengecam??”
Kalau saya mengecam dalam masalah agama, lihat dulu, “ Sejauh mana pengetahuan saya tentang agama? Siapa tahu yang saya nasehatin lebih baik dan lebih mulia dari saya.” Who knows??
Dengan demikian kalau tidak bisa membedakan antara nasihat dan mengecam lebih baik diam.
Tanyakan dalam hati pantaskah saya memberi nasehat dan tanyakan
apakah orang yang diberi nasehat malu tidak. Karena yang memberi nasehat
pastilah tidak akan berbicara di depan umum jika tahu orang yang
dicintainya berbuat salah.
Jangan pernah usil dengan ibadah orang lain, jadikan semua nasehat
itu untuk kita, langsung masukan dalam hati, Jangan langsung diukur
dengan orang lain dan anggaplah orang lain lebih baik dari kita. Insya
Allah hati akan selamat dari keburukan.
Semoga Bermanfaat.
Ust. Ackman Lc
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65)
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra:36)
Apa Bedanya Nasihat Dan Kecaman
Ketika seorang bapak menegur anaknya katakan saja namanya Ujang: “Jang, kamu jangan bolos lagi, ntar kamu nggak naik kelas.” Jang, cobalah kamu salat jamaah di Masjid!! Malu kan mesjid deket rumah tapi kok kagak pernah datang.”
Sejenis inilah namanya nasihat, artinya ketika orang tua menasehati anaknya, pastilah di dalamnya sudah dikemas dalam satu paket. Paket itu sudah tersedia rasa sayang, ingin agar anaknya benar, ingin agar anaknya sukses, ingin anaknya lurus, taat dan bermacam lainya.
Nah apapun bentuknya yang dikemas dalam bentuk nasihat pastilah memilki kriteria:
Apa Bedanya Dengan Pengecam!!!
“Mencela seorang muslim itu perbuatan fasiq sedangkan memeranginya adalah perbuatan kufur.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Bagaimana Dengan Yang Diberi Nasehat
Yang diberi nasehat terkadang menghidarkan diri kata-kata seperti, “dan lainnya Yah namanya manusia banyak khilfafnya.” “ Allah kan Maha Pengampun, pasti deh Dia ngampunin kita.” Manusia kan nggak kayak Nabi yang nggak ngelakuin dosa.” Yah saya nggak terlalu fanatik pada agama.”
Perkataan ini misalnya diucapkan seseorang yang seakan-akan menjustifikasi bahwa dosa atau maksiat yang dilakukannya. Lumrah, cuman dosa biasa saja, orang lain juga berbuat begitu, salah atau dosa mah pasti biasa dilakukan kita dan lainnya.
Apakah tidak lebih baik langsung saja menerima bahwa yang dilakukannya dosa dan langsung taubat. Jangan biarkan lidah bermain dengan kata-kata yang akhirnya mengecilkan dosa yang diperbuatnya.
Kesimpulan
Semoga Bermanfaat.
Ust. Ackman Lc
0 komentar:
Posting Komentar