Manusia Tempatnya AIB (Kesalahan Dan Kekurangan)
Bacalah… Dengan penghadiran hati… Semoga diijabah… Aamiin
Jika kita mengetahui dan menyadari bahwa manusia itu tempatnya AIB (kesalahan dan kekurangan)
Maka:
1. Kebaikan dari Allaah, apabila Dia menutupi kebanyakan aib-aib kita
dihadapan manusia. Hakikat baiknya seseorang itu karena sedikitnya aib
yang tampak darinya, dan banyaknya aib yang Allaah tutup baginya. Jadi
apa yang mau dibanggakan padahal kita sendiri mengetahui dan mengakui
kita banyak aib, yang itu ditutupi Allaah dari manusia? (Kalau
menganggap nggak punya aib, maka ini bukti kurang introspeksi diri, atau
justru sibuk dengan aib orang sehingga luput dengan aib-aib sendiri)
2. Berusahalah mengenali aib-aib kita, dan berusahalah
memperbaikinya; bukannya malah sengaja menampakkannya bahkan berbangga
dengannya. Bahkan Allaah benci terhadap seseorang yang berbangga dengan
aibnya, Allaah juga benci terhadap seseorang yang telah Allaah tutup
aibnya, tapi dia malah menceritakan aibnya tersebut! Na’uudzubillaah!
3. Berusahalah berteman dengan teman-teman shaalih, yang dengannya
mereka mengingatkan kita tentang aib kita. Terkadang kita sudah mencari
aib, tapi tidak dapat kita deteksi sendiri; baru bisa dideteksi teman
kita, sehingga dia mengingatkan kita, yang dengannya kita dapat mengenal
aib tersebut dan memperbaikinya. Dan sebaik-baik teman, adalah yang
mengingatkan aib kita secara empat mata.
4. Berusahalah menutupi aib-aib orang lain (yg memang tidak
menampakkan dan tidak berbangga dengan aibnya). karena jika kita menutup
aib mereka, maka Allaah akan tutup aib-aib kita di DUNIA dan di
AKHIRAT. Sebaliknya, jika kita malah membongkar aib yang tidak
sepantasnya dibongkar, atau menonjolkan pada seseorang sebuah aib yang
sebenarnya tidak pantas ditonjolkan padanya; apalagi sampai mencari-cari
aib mereka. Maka berhati-hatilah, maka Allaah akan mencari-cari aib
kita; yang dengannya akan tersingkaplah aib kita dihadapan manusia. Maka
hendaknya kita melakukan ini karena Allaah (bukan hanya karena dia
tidak berbuat jelek kepada kita), sehingga kalaupun kita mendapati orang
lain membongkar aib kita; maka jangan sampai kita malah membalas
membongkar aibnya, padahal aibnya tersebut tidak pantas dibongkar.
Dibongkarnya aib kita, bukan berarti menjadikan ‘halal’ membongkar aib
orang yang tidak pantas dibongkar.
5. Ketika aib-aib ditampakkan di DUNIA. Maka masih ada kesempatan
untuk bertaubat, agar kita lepas dari aib tersebut. Masih untung aib
kita hanya disimak beberapa manusia (berapa paling banyak? Ratusan?
Ribuan? Jutaan?)… daripada nanti jika aib kita di tampakkan dihadapan
SELURUH MANUSIA (dari nabi adam sampai manusia terakhir)?!
Setelah mengusahakan hal diatas, maka semoga Allaah mewafatkan kita
dalam keadaan aib-aib kita ditutupiNya. Karena seorang yang ditutupi
aibnya di dunia, lebih berhak ditutupi lagi di aakhirat.
Sudahkah anda membaca dzikir:
Allahummastur ‘awraatiy, wa aamin råw-‘aatiy
Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut.
0 komentar:
Posting Komentar