Rabu, 19 Agustus 2015

Meletakkan Gelar yang Pas

Undangan Tanpa Gelar

Pernahkah kita melihat undangan pernikahan? Apa yang Anda lihat saat melihat nama calon pengantin dan nama orang tuanya? Ya, biasanya terlihat nama gelar yang melekat pada kedua mempelai calon pengantin.



Apa yang terpikir oleh Anda saat melihat gelar tersebut melekat pada diri calon pengantin atau nama orang tuanya? Pastinya, kagum karena memiliki pendidikan tinggi dan berasal dari keturunan keluarga yang mampu. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? Saya mencoba mencari jawaban tersebut dari segi ilmu yang pernah saya pelajari. Al qur’an atau hadist tidak ada menjelaskan mengenai nama gelar saat memberitahukan orang lain melalui surat undangan. Kedua sumber hukum Islam tersebut lebih menekankan pada tujuan pernikahan yaitu sakinah, mawadah, dan warohmah.


Jika melekatkan nama gelar atau keturunan dalam surat undangan maka dikhawatirkan muncul rasa sombong karena merasa memiliki pendidikan tinggi dan berasal dari keturunan yang terpandang. Padahal syarat dan wajib nikah tidak mencantumkan nama gelar atau keturunan keluarga.


Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Islam adalah rahmat untuk alam raya. Demikian juga nikah sebagai ajaran dalam Islam tidak membebani pada umatnya. Artinya bahwa orang dewasa yang sudah mampu disunahkan menikah. Bahasa yang digunakan dalam fiqih adalah mampu, bukan gelar atau dari keturunan yang kaya. Jika indikatornya mampu, naka bukan berarti memiliki gelar. Orang lelaki yang berprofesi sebagai penjual baju, jika ia sudah mampu lahir dan batin untuk melakukan ibadah pernikahan maka ia wajib menikah meskipun ia tidak memiliki gelar akademik atau tidak berasal dari keluarga yang tidak mampu.


Berdasarkan pengalaman saya, nama gelar digunakan saat bekerja di dunia pendidikan, misal yang bersangkutan adalah dosen maka gelar menjadi prestise. Mengapa demikian? Karena dalam gelar menunjukkan kepakaran. Jadi semakin tinggi gelar seseorang maka semakin pandai juga kepakarannya. Namun demikian, hal ini tidak berlaku dalam pernikahan.


Dengan demikian, Islam itu indah karena ajarannya bersifat universal, tidak memandang seseorang dari gelar akademik atau keturunan dalam menjalankan ibadah bagi umatnya. Yang terpenting adalah niat seseorang tersebut dalam beribadah. Jangan sampai, saat membagikan undangan dengan gelar lengkap menjadikan seseorang menjadi sombong. 

Hal ini harus dihindari oleh umat muslim. Lebih baik, hilangkan gelar dan keturunan keluarga yang melekat pada nama pengantin atau keluarga agar terhindar dari penyakit hati.  



(waallahu’alam bishowab)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution