Undangan Tanpa Gelar
Pernahkah kita melihat undangan pernikahan? Apa yang Anda lihat saat
melihat nama calon pengantin dan nama orang tuanya? Ya, biasanya
terlihat nama gelar yang melekat pada kedua mempelai calon pengantin.
Apa
yang terpikir oleh Anda saat melihat gelar tersebut melekat pada diri
calon pengantin atau nama orang tuanya? Pastinya, kagum karena memiliki
pendidikan tinggi dan berasal dari keturunan keluarga yang mampu.
Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? Saya mencoba
mencari jawaban tersebut dari segi ilmu yang pernah saya pelajari. Al
qur’an atau hadist tidak ada menjelaskan mengenai nama gelar saat
memberitahukan orang lain melalui surat undangan. Kedua sumber hukum
Islam tersebut lebih menekankan pada tujuan pernikahan yaitu sakinah,
mawadah, dan warohmah.
Jika melekatkan nama gelar atau keturunan
dalam surat undangan maka dikhawatirkan muncul rasa sombong karena
merasa memiliki pendidikan tinggi dan berasal dari keturunan yang
terpandang. Padahal syarat dan wajib nikah tidak mencantumkan nama gelar
atau keturunan keluarga.
Islam adalah agama rahmatan lil
‘alamin. Islam adalah rahmat untuk alam raya. Demikian juga nikah
sebagai ajaran dalam Islam tidak membebani pada umatnya. Artinya bahwa
orang dewasa yang sudah mampu disunahkan menikah. Bahasa yang digunakan
dalam fiqih adalah mampu, bukan gelar atau dari keturunan yang kaya.
Jika indikatornya mampu, naka bukan berarti memiliki gelar. Orang lelaki
yang berprofesi sebagai penjual baju, jika ia sudah mampu lahir dan
batin untuk melakukan ibadah pernikahan maka ia wajib menikah meskipun
ia tidak memiliki gelar akademik atau tidak berasal dari keluarga yang
tidak mampu.
Berdasarkan pengalaman saya, nama gelar digunakan
saat bekerja di dunia pendidikan, misal yang bersangkutan adalah dosen
maka gelar menjadi prestise. Mengapa demikian? Karena dalam
gelar menunjukkan kepakaran. Jadi semakin tinggi gelar seseorang maka
semakin pandai juga kepakarannya. Namun demikian, hal ini tidak berlaku
dalam pernikahan.
Dengan demikian, Islam itu indah karena
ajarannya bersifat universal, tidak memandang seseorang dari gelar
akademik atau keturunan dalam menjalankan ibadah bagi umatnya. Yang
terpenting adalah niat seseorang tersebut dalam beribadah. Jangan
sampai, saat membagikan undangan dengan gelar lengkap menjadikan
seseorang menjadi sombong.
Hal ini harus dihindari oleh umat muslim.
Lebih baik, hilangkan gelar dan keturunan keluarga yang melekat pada
nama pengantin atau keluarga agar terhindar dari penyakit hati.
(waallahu’alam bishowab)
0 komentar:
Posting Komentar