يَا بَنِي آَدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ
الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ
عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآَتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga,
ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia (syaitan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu
pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al-A’raaf
ayat 27)
Syaitan merupakan musuh Allah subhaanahu wa ta’aala dan
musuh orang-orang beriman. Mereka merupakan keturunan iblis yang telah
menyebabkan bapak ummat manusia yakni Nabiyullah Adam ’alaihis-salam tergelincir sehingga dikeluarkan Allah subhaanahu wa ta’aala dari surga dan ditempatkan di muka bumi yang fana. Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan kita agar waspada menghadapi tipu-daya syaitan. Allah ta’aala juga menyuruh kita memperlakukan syaitan tanpa kompromi dan selalu memelihara spirit permusuhan dengannya.
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
(QS Faathir ayat 6)
Syaitan sangat serius dan berambisi mengajak manusia menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala sebab mereka mewarisi perjuangan
nenek-moyangnya Iblis yang telah bertekad dihadapan Allah ta’aala untuk menyesatkan manusia dengan taktik menjadikan manusia memandang baik perbuatan durhaka atau maksiat kepada Allah ta’aala di muka bumi.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
”Iblis berkata, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan
bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.””
(QS Al-Hijr ayat 39-40)
Berdasarkan ayat di atas syaitan ternyata tidak berdaya ketika
berhadapan dengan manusia yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah ta’aala.
Sebab orang yang mukhlis adalah orang yang tidak perlu dibujuk lagi
untuk beribadah dan beramal sholeh. Mereka mengerjakan semuanya semata
karena ingin meraih Ridha Allah ta’aala. Mereka sudah bersih
dari berbagai kepentingan dunia dalam berbuat kebaikan.
Menghadapi yang
seperti ini syaitan jelas kehabisan akal. Sebab syaitan hanya sukses
menggoda orang yang masih bisa diiming-iming dengan berbagai hal yang
bersifat duniawi yang fana. Namun bila seseorang telah menyadari dan
meyakini bahwa dunia ini hanya mengandung kesenangan yang menipu dan
bahwa akhiratlah tempat berharap yang sejati, maka syaitan jelas
kehabisan bahan bakar untuk menyesatkannya.
Salah satu tipu-daya yang syaitan sering lakukan ialah membuat seorang manusia lupa dzikrullah (mengingat Allah). Lupa
mengingat Allah ta’aala bisa mengundang kehadiran syaitan ke dalam
rumah kita sehingga mereka leluasa menginap, bahkan leluasa menyantap
dan menikmati makanan kita padahal tidak pernah kita niatkan membagi
mereka.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ
سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا
دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ
طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ وَإِذَا
دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ
أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَإِذَا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ
قَالَ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya dia
pernah mendengar Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
“Apabila seseorang masuk ke dalam rumahnya, lalu ia menyebut nama Allah
ta’aala ketika masuk dan ketika menghadapi makanannya, maka syaitan akan
berkata kepada teman-temannya: ‘Tidak ada tempat bermalam maupun makan
malam untuk kalian di sini.’ Tetapi sebaliknya, apabila ia masuk ke
dalam rumahnya tanpa menyebut nama Allah pada waktu masuknya, maka
syaitanpun akan berkata: ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam’. Dan bila
ia tidak menyebut nama Allah ta’aala ketika menghadapi makanannya, maka
syaitanpun berkata: ’Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam
sekaligus’.”(HR Muslim 10/293)
Ya Allah, janganlah Engkau biarkan kami lalai mengingatMu
tatkala kami pulang dan masuk ke dalam rumah kami sendiri agar syaitan
tidak ikut bermalam di rumah kami.
Ya Allah, janganlah Engkau biarkan kami lalai mengingatMu
tatkala kami menghadapi santapan makan kami agar syaitan tidak ikut
serta menyantap makanan kami.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan mukhlasin.
Amin ya Rabb.
0 komentar:
Posting Komentar