Rabu, 19 Agustus 2015

Filosofi Gigi Pada Makanan

Makanlah Menurut Filosofi Gigi

Mungkin banyak dari kita yang tidak sadar bahwa menu makanan utama yang wajib ada di meja makan adalah daging baik daging merah ataupun daging putih. Bila kita tanyakan pada anak – anak TK, “ Apa menu makan kalian anak - anak ?” Jawabnya pasti “ Ayam guring ayam guring, sedaap “. Upin Ipin keless.
Tapi memang kenyataannya banyak anak – anak dalam kotak makannya ayam goreng, fried chicken, nugget, sosis daging dan anak – anaknyalah. Kalo kita tanyakan ke Ibunya kenapa dikasih makannya daging, pasti jawabnya loh kan masih masa pertumbuhan butuh banyak protein. Benar alasannya tapi jangan kesampingkan sayurnya dong.


Kalo kita telaah dari jumlah dan betuk gigi manusia kita bisa ketahui dibalik penciptaan gigi disesuaikan kebutuhan manusia itu sendiri. Gigi manusia terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 20 gigi geraham. Masing masing gigi ini mempunyai fungsi. Gigi seri kita yang terletak di bagian depan berfungsi memotong, gigi taring untuk mencabik terutama untuk daging, dan gigi geraham untuk mengunyah. Kalo kita tengok atau kita samakan dengan hewan. Bukan menyamakan muka ya, hanya membandingkan giginya saja brow. 

Kita liat kambing, kambing ternyata terdiri dari banyak gigi seri dan geraham. Makanannya adalah rumput (tergolong sayuran juga) dan hanya rumput.  Jumlah dan jenis gigi ini sesuai dengan makanan meraka yaitu rumput untuk dipotong dan dikunyah tidak perlu dicabik. 

Kemudian harimau hewan – hewan karnivora gigi meraka lebih banyak taring. Makanan mereka adalah daging yang perlu dikoyak, dicabik. Sudah pahamkan kenapa Allah meciptakan kambing dengan lebih banyak gigi seri dan geraham tanpa taring dan menciptakan harimau dengan lebih banyak gigi taringnya?



Mari kita liat gigi kita masing – masing apakah lebih banyak seri, geraham dan taringnya? Siapa yang banyak taringya ? Tidak pasti hanya 2 pasang. 

Mari kita telaah… 
Allah menciptakan manusia dengan lebih banyak gigi seri dan geraham disbanding taring. Dilihat dari filosofi gigi sebenarnya manusia diciptkan lebih banyak gigi seri dan gerahamnya untuk lebih makan sayur, serealia dan buah dibandingkan daging. 

Tapi kesalahan manusia modern sekarang lebih mengutamakan dan menggemari olahan daging dibandingkan sayur. Sayur hanya sebagai pelengkap makanan mungkin hanya 10 – 20 % dan biasanya hanya sebagai garnis dan itupun tidak dimakan.  Tidak sahabatku semuanya. Seharusnya sayur lebih banyak dibandingkan daging yang tersedia dimeja makan kita. 

Namun kenyataannya banyak dari kita banyak mengkonsumsi daging. Apalagi kalo dagingnya dimasak dengan margarin, minyak ditambah zat penambah rasa. Coba tengok olahan daging seperti sosis misalnya daging ayam negeri pakannya, disuntuk hormaon, obat – obatannya, belum pengolahannya dipanaskan dengan suhu tinggi ditambahkan perasa, pewarna, pengawet . 

Apakah akibatnya banyak daging ? Banyak orang – orang yang obesitas, terkena banyak penyakit – penyakit degenerative apalagi yang berkaitan dengan darah dan pembuluh darah seperti penyakit jantung, stroke, dyslipidemia dll.


Sayuran, why not ? Jangan kalah sama kambing Sayur pada umumnya mempunyai kadar air 70 – 95 %, rendah lemak dan protein, tinggi serat sehingga dapat menunda rasa lapar, kaya akan vitamin, antioksidan, fitonutrisi, enzim penting dalam reaksi metabolism tubuh. Sayuran mudah dicerna oleh system pencernaan manusia, sehingga tidak memberatkan lambung dan usus kita dalam bekerja. Pada dasrnya semakin sederhana pengolahan sayur akan lebih mudah tubuh memecah, mengolah, menyerapnya. Karena tinggi serat, sayuran dapat melancarkan BAB dan mencegah konstipasi. 


Dalam sayuran mentah selain masih segar, kaya pula akan zat kehidupan bioactive dan chlorophylnya. Sebagian zat aktif dalam sayuranakan segera hilang setelah dimasak. Terbukti kebanyakan suku – suku didunia yang berumur panjang memilih umbi – umbian, kacang – kacangan, sayur – sayuran mereka berumur panjang selain awet muda. Begitu juga kita melihatnya pada mojang sunda yang gemar makan sayur terutama lalapan yang masih segar menampakan kesegaran kulit dan mestinya juga mencerminkan kesehatan fisiknya. Dan masih banyak sekali khasiat sayur.



Anita Budiprianti

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution