Bismillaahir rahmanir rahiim
Assalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu
Sering kali kita dengar para penyeru kebenaran mengatakan "Katakan yang benar walaupun pahit"
Assalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu
Sering kali kita dengar para penyeru kebenaran mengatakan "Katakan yang benar walaupun pahit"
Kalimat yang benar tapi kerap kali disalahgunakan sebagai pembenaran dari ketidaksempurnaan akhlaaq para penyeru kebenaran tersebut.
Dari
Abi Dzar Al Ghifari, Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam
bersabda, "Katakan yang benar walaupun pahit dan janganlah kamu gentar
terhadap cercaan orang yang mencerca"
(HR. al-Baihaqi)
Al
ustadz Salim A. Fillah mengajarkan kepada saya, bahwa sangat tidak bisa
bila kita ingin memahami Al Qur'an hanya dengan membaca terjemahannya
saja. Minimal kita harus mempelajari tafsir, itupun sebetulnya belum
cukup. Subhanallaah, Maha Suci Allaah, Maha Luas 'Ilmu Allaah Subhanahu
Wa Ta'ala, semoga Ia mengizinkan kita untuk memahami setetes atau
setengah tetes atau kurang dari itu keluasan bahtera 'ilmu-Nya.
Allaahumma aamiin.
Hadits
riwayat al-baihaqi itu memang shahih, namun harus dipelajari asbabun
nuzul turunnya hadits tersebut dan yang terpenting pemaknaannya yang
sesuai dengan pemahaman para salafus shalih.
Alkisah seorang pedagang mendatangi Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam dan mengatakan, Fulan: "Celaka aku, wahai Rasullaah, sungguh celaka, celaka !".
Rasululullaah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam bertanya, "Celaka mengapai hai, fulan?".
Pedagang
itu menjawab, "Aku baru saja ditipu ya, Rasul. Aku membeli barang
dagangan dari seseorang, aku lihat sampelnya, semua barangnya bagus.
lalu aku memutuskan untuk membelinya dalam jumlah besar. Namun setelah
usai ijab qobul pembelian, aku kaget bukan kepalang karena barang yang
datang tidak sama dengan sampelnya. Banyak sekali cacatnya, bisa rugi
besar aku karena ini. ya Rasul, bolehkah aku membungkus barang-barang
dagangan ini agar tidak terlihat cacatnya dan aku jual dengan harga
lebih murah agar setidaknya aku mendapat uang kembali dari modal yang
telah aku keluarkan?"
Kemudian Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda, "Katakan yang benar walaupun pahit dan janganlah kamu gentar terhadap cercaan orang yang mencerca "
(HR. al-Baihaqi)
Perlu
digarisbawahi, diberikan stabilo tebal, ditempelkan di depan dahi kita,
kemudian dimasukkan ke dalam kepala dan hati kita, bahwasanya hadits
ini mengajarkan kita untuk mengatakan hal yang benar sekalipun itu PAHIT UNTUK DIRI KITA SENDIRI.
Betapa
Uswatun Hasanah kita menyuruh pedagang tersebut untuk tetap berkata
jujur walaupun itu dapat menyebabkan kerugian materi yang sangat besar
untuknya.
Ya Rabb, ampuni kami yang seringkali dengan kebodohan kami mendzalimi diri kami sendiri dan orang lain.
Kami gunakan firman-firman agung-Mu dengan pemahaman yang salah untuk melindungi diri dari dianggap salah oleh orang lain.
Sekarang,
sudah sangat jelas bagi kita, bahwasanya hadits "Katakan yang benar
walaupun pahit" ini bukan legalisasi kecacatan akhlaaq kita dalam
menyampaikan suatu perkara sekalipun itu benar kepada orang lain.
Kerap kali yang tidak bisa diterima oleh orang lain bukanlah isi dari pesan kita, melainkan cara kita menyampaikannya.
Katakan yang benar walaupun pahit.
Tetaplah
berpegang teguh pada kebenaran sekalipun ia membuatmu tersakiti dari
kanan, terlukai dari kiri, terjegal dari depan, dan tertusuk dari
belakang. Tidak apa, saat kondisimu terhimpit dari segala sisi, itu
justru jalan yang Allaah Subhanahu Wa Ta'ala berikan agar Engkau lebih
mudah melihat ke atas.
Baarkah Allaah, Baarkah Allaah..
Apalagi yang kita cari bila bukan baarakah Allaah? Tak apa pahit selalu mengiringi selama baarkah Allaah tetap bersamai
Allaahumma
baarik lanaa fii tsamarinaa, wa baarik lanaa fii madiinatinaa, wa
baarik lanaa fii sha'innaa, wa baarik lanaa fii muddina.
Sungguh isi tulisan ini yang paling utama adalah nasihat untuk diri saya sendiri.
Akhirul kalaam,
Keep Calm And Read Qur'an
Baarakallaahu fiikum
0 komentar:
Posting Komentar