Jangan Sampai Budi Tidak Terbayar
Renungan Hadist:
Saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Penjelasan Hadist:
Hadist diatas mengajak kita untuk saling memberi hadiah, saling
memberi kebaikan karena saling berbagi hadiah ini akan menimbulakan rasa
cinta, rasa bahagia, rasa pertemanan atau bisa saling mengakrabkan
diri.
Maksud lain dari hadist diatas agar tidak selalu senang menerima
pemberiaan saja atau hadiah dari orang lain tanpa mau membalas budi
baiknya.
Artinya ketika kita diberi sesuatu oleh orang lain, oleh teman, oleh
tetangga atau oleh siapa saja cepat balas budi kebaikannya. Jangan
sampai budi baik seseorang tidak terbalas oleh kita.
Kita pernah belajar Qur’an, belajar tajwid, anak-anak kita belajar
Iqro di Masjid, bayarlah kebaikan si pengajar dengan baik atau bahkan
yang lebih baik lagi. Karena ketika kita sudah pintar membaca Qur’an,
anak-anak kita sudah mahir mengalunkan Qur’an berarti kita sudah dibuka
jalan menuju rahmat Allah. Meskipun kita telah membayar jasa pengajar
Qur’an itu, yakinlah uang pemberian itu tidak ada harganya dibanding
kenikmatan kita bisa membaca Qur’an melalui si pengajar itu. Balaslah
budi baiknya dengan yang lebih baik lagi.
Kita sering menghadiri majelis ilmu, majelis taklim, atau pengajian
dimana saja, coba tengok sesekali dapur si ustadnya, mungkin mereka para
pemberi ilmu, ada yang kurang atau tidak ada sama sekali di dapurnya.
Padahal mereka mengajar dengan ikhlas tanpa pamrih..gratis lagi. Tapi
kita tahu membalas budi, tahu arti membalas kebaikan. Budi mereka yang
sangat luar biasa tentulah tidak terbalas, namun setidaknya kita mau
memperhatikan kehidupannya, agar budi baiknya bisa kita balas meskipun
hanya sedikit.
Ketika kita diberi sesuatu oleh tetangga balaslah kebaikannya atau kalau bisa dengan yang lebih baik lagi.
Jangan Sampai Budi itu Menjadi Hutang
Jadikan diri kita orang yang tahu membalas budi, tahu membayar
kebaikan sehingga kita tidak disebut orang yang hanya suka diberi namun
tidak pernah memberi. Mungkin bagus sekali kalau kita sering memberi
dari pada diberi, karena tangan diatas selalu akan lebih baik.
Ketika kita datang berkunjung ke orang yang kita hormati, orang tua
kita, guru kita, bawalah sesuatu untuk menyenangkan hati mereka, dan
usahakan jangan datang dengan tangan kosong. Dari makanan, roti, kue
makanan yang enak atau benda yang baik. Karena budi mereka tidak akan
terbalas dengan apapun yang kita berikan.
Kita diberi ilmu oleh para ustadz, kyai, Murobbi atau yang lainnya,
meskipun mereka tidak mengharapkan apa-apa dari kita, tapi kita berusaha
menjadi orang yang tahu balas budi. Balas budi ini akan berbuah berkah
dan manfaat. Nah inilah yang disebut Ilmu yang manfaat, jika kita tahu
membalas budi kepada yang mengajar kita. Ilmu agama yang kita pelajari
akan datang menghampiri kita dalam bentuk berkah dan manfaat manakala
kita tahu berbalas budi, dan bukan ilmu yang tidak manfaat.
Jadi Jangan Pelit, Jangan Bakhil dan jangan Kikir
Karena kebahagiaan, ketenangan, ketetraman hati selalu terjadi karena ada keterlibatan orang lain. Maksudnya???
Kalau ingin bahagia, bahagiakan dulu orang lain, Insya Allah bahagia
akan datang menjeguk, beri sedekah pada anak yatim piatu, Insya Allah
akan datang ketenangan, beri hormat kepada orang tua, taat atau beri
mereka uang untuk mencukupi kehidupan mereka, Insya Allah rezeki
mengalir deras.
Kita pelit memberi pada yatim piatu, kesulitan selalu akan
menghadang, kita acuh terhadap orang tua, kepahitan selalu akan datang
berkunjung, kita tidak peduli dengan sedekah, rezeki tidak akan datang
menghampiri ataupun tidak berkah.
Anda sulit mendapat jodoh, rumah tangga goyah, hati tidak tenang, galau, gundah gulana...???
coba tengok dulu ke belakang... mungkin anda lupa membalas budi orang
lain...atau lidah anda pernah menyakiti orang lain... sebagaimanapun
taatnya anda.
Bagaimana kita bisa bersyukur sedangkan membalas budi saja tidak pernah kita lakukan...!
Ehhh... ntar mo nanya... Cara balas budi baik seseorang
gimana...??? Balas dengan yang sepandan, kagak cukup cuman bilang
makasih...!!! karena apa??? agar kita bisa memiliki Muru'ah (harga
diri/kemuliaan). Kalau sulit membalasnya???? balas dengan semampunya
kalau juga tidak mampu doakan dia agar Allah membalas kebaikannya dengan
yang lebih baik lagi....Tapi jangan lupa, ketika kita bilang...
Mudah-mudahan yah Allah membalas kebaikan... jangan hanya di bibir
saja... doakan sungguh-sungguh dia setelah shalat, atau dimana saja.
Atau minimal tidak menyakiti hatinya sebagai bentuk membalas budi
seperti halnya kepada orang tua kita atau kepada guru-guru kita.
“..Rabbi aw zi’nii an asykura ni’matakallatiy an’amta ‘alayya
wa’alaa waalidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa adkhilni
birahmatika fii ‘ibadikashshaalihiin..”
“Ya Tuhanku beri aku kemampuan untuk selalu bersyukur atas
nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku
dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS.
An-Naml : 19)
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar