Tangan Allah di Atas Jamaah
Jumlah penganut Islam Indonesia sudah sejak lama menjadi mayoritas. Bahkan, jumlah mereka di berbagai daerah boleh jadi mencapai angka lebih dari 90 persen dari populasi.
Namun, jumlah tidak selamanya berbanding lurus dengan mutu. Dalam banyak hal, mutu lebih penting ketimbang jumlah. Perang Badar, misalnya, berakhir dengan kemenangan Islam. Padahal, jumlah prajurit Islam ketika itu kalah jauh dibanding prajurit musuh.
Maka, penganut Islam yang mayoritas ini harus ditingkatkan terus-menerus mutunya. Caranya cukup beraneka-ragam. Salah satunya dengan meningkatkan mutu keimanannya dan ketakwaannya. Salah satunya lagi dengan meningkatkan mutu ukhuwah Islamiyahnya.
Sebenarnya bila mutu keimanannya dan ketakwaannya sudah baik umat ini tidak akan “mudah” dipermainkan oleh pihak lain. Apalagi kalau persaudaraan dengan sesamanya juga solid. Keimanan dan ketakwaan plus ukhuwah Islamiyah yang solid dipastikan akan mendongkrak posisi tawar (bargaining position) umat ini.
Dalam konteks ini, soliditas umat Islam sangat ditunggu-tunggu untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaannya. Salah satu cita-cita kemerdekaannya yaitu agar masyarakat Indonesia seluruhnya menggapai keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan lahir dan batin. Cita-cita demikian itu selaras dengan prinsip ajaran Islam, yaitu rahmatan lil 'alamin.
Sudah saatnya umat ini mempererat persaudaraan dengan sesamanya. Jangan hanya karena perbedaan partai politik atau karena perbedaan kepentingan jangka pendek, atau karena ambisi jabatan politik lalu bermusuhan dengan sesamanya.
Rasulullah SAW menggambarkan seorang Muslim dengan Muslim lainnya itu laksana sebuah bangunan. Karena itu, seorang Muslim dengan Muslim lainnya harus bahu-membahu, bantu-membantu, dan tolong-menolong dalam mengatasi 1001 macam persoalan yang dihadapinya.
Kelemahan umat Islam rentan diadu-domba, dipecah-belah, dan diprovokasi oleh pihak lain. Kelemahan kita harus segera diatasi dari internal umat ini sendiri. Kita sebaiknya tidak menunggu uluran tangan pihak lain.
Rasulullah SAW berwasiat kepada pengikutnya untuk senantiasa menjaga keutuhan jamaah. Yakni mengedepankan kesatuan umat. Beliau bersabda: “Jamaah adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah azab” (HR Ahmad; disahihkan oleh al-Albani).
Rasulullah SAW juga bersabda: “Kalian wajib berada dalam kelompok (jamaah), dan hindarilah oleh kalian perpecahan” (HR Tirmidzi; disahihkan oleh al-Albani). Dalam redaksi lain, Rasulullah SAW menandaskan: “Janganlah kalian berselisih pendapat. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian kerap berselisih pendapat, sehingga mereka pun binasa” (HR Bukhari dari Abdullah bin Mas'ud RA).
Rahasia di balik kemenangan prajurit Islam pada Perang Badar antara lain karena soliditas mereka. Karena itu Allah menurunkan beribu-ribu malaikat untuk menambah kekuatan prajurit Islam itu (QS Ali Imran [3] : 124 - 125).
Dalam konteks inilah, kita perlu merenungkan kembali sabda Rasulullah SAW:
“Tangan Allah (berada) di atas jamaah” (HR Ibnu Abi Ashim; disahihkan oleh al-Albani).
0 komentar:
Posting Komentar