Jumat, 28 Agustus 2015

Menyikapi Tetangga Baik Atau Jahat

Tetangga Baik, Tetangga Jahat 
Tetangga terbaik dalam pandangan Allah adalah orang yang menjadi yang terbaik bagi tetangga-tetangganya.

Sikap memperlakukan tetangga dengan baik sangat mengakar pada hati (kesadaran) seorang Muslim dan merupakan salah satu dari wajah yang sangat membedakan dengan pihak lain. Seorang Muslim sejati yang tumbuh atau diasuh oleh Islam, melakukan penerapan ajaran-ajarannya. Ia tidak dapat menjadi apa-apa, selain menjadi sahabat dan tetangga terbaik.


Ia adalah salah satu dari yang digambarkan oleh Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alahi Wasallam:

Sahabat terbaik dalam pandangan Allah adalah orang yang menjadi yang terbaik bagi sahabat-sahabatnya, dan tetangga terbaik dalam pandangan Allah adalah orang yang menjadi yang terbaik bagi tetangga-tetangganya.

Islam mencatat bahwa seorang tetangga yang baik adalah orang yang kehadirannya menjadi sumber kenyamanan, kedamaian, dan rasa aman, sebagai salah satu nikmat bagi kehidupan seorang Muslim. Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam menyebutkan, menjadi tetangga yang baik merupakan salah satu pilar (tiang) kebahagiaan sebuah kehidupan Muslim:

Di antara hal-hal yang membawa kebahagiaan bagi seorang Muslim dalam kehidupan ini adalah seorang tetangga saleh, sebuah rumah yang lapang, dan sebuah perbuatan baik.

Salaf mengungkapkan nilai kebaikan memiliki tetangga yang baik, sehingga begitu banyak di antara mereka menganggap bahwa memiliki seorang tetangga yang baik menjadi sebuah keberkahan tak terhingga.

Satu kisah dapat menggambarkan hal tersebut. Tetangga Said ibnu Al-Ash ingin menjual rumahnya seharga 10.000 dirham, dan meminta Said menjadi pembeli.

“Ini adalah harga rumahnya, namun apa yang hendak engkau berikan karena menjadi seorang tetangga Sa’id?” katanya. Ketika Sa’id mendengar hal ini, ia memberikan kepada tetangganya harga rumah dan berkata kepadanya untuk tetap tinggal di sana.

Tetangga jahat adalah orang-orang yang perbuatan baiknya tidak diterima, dan tidak akan bermanfaat selama ia berbuat jahat.

Lalu bagaimana dengan tetangga yang jahat? Tetangga yang jahat adalah seorang yang menyimpang dari berkah iman, yang merupakan berkah terbesar yang dianugerahkan Sang Pencipta kepada makhluk-Nya. Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam menegaskan, tetangga yang jahat akan kehilangan berkah terbesar ini.

Beliau bersabda, “Ia bukan termasuk orang beriman. Ia bukan termasuk orang beriman. Ia bukan termasuk orang beriman. Orang-orang bertanya: ‘Siapa, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Orang yang kejahatannya (kekacauan yang berasal darinya) membuat saudaranya tidak merasa aman.’” (Muttafaqun ‘alaih).

Dalam sebuah riwayat dari Muslim, beliau Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda:

“Orang yang kejahatannya membuat tetangganya tidak merasa aman tidak akan masuk Surga.”

Bahkan beberapa hadits menyatakan, tetangga yang jahat adalah orang-orang yang perbuatan baiknya tidak diterima, dan tidak akan bermanfaat selama ia berbuat jahat pada tetangganya, karena dalam Islam perbuatan-perbuatan baik selalu dirujukkan pada fondasi keimanan.
Jika tetangga yang jahat disebutkan tidak memiliki iman, maka perbuatan-perbuatan baiknya pun tidak diterima. Allah Subhanahu wa Ta’ala menolak mereka secara penuh, betapa pun banyak perbuatan baik yang mereka lakukan, bahkan jika mereka menghabiskan semua hari dan malam untuk melakukannya.

Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam ditanya: “Ya Rasulullah, seorang wanita seperti ini dan itu yang menghabiskan malam dengan shalat, puasa sepanjang hari, dan seterusnya, dan ia memberikan sedekah, namun ia mengganggu tetangganya dengan mulutnya yang kasar.”

Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam menjawab, “Perbuatan-perbuatan baiknya tidak akan ada manfaatnya, ia berada di antara orang-orang di Neraka.

Mereka berkata: “Dan (bagaimana dengan perempuan) yang hanya melaksanakan shalat wajib, memberikan sedekah dalam bentuk yang ‘sedikit/buruk’, namun ia tidak mengganggu semua orang.”

Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda: “Ia berada di antara orang-orang yang berada di Surga.

Tetangga yang jahat merupakan salah satu dari tiga tipe orang malang yang dijelaskan oleh Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam:

Terdapat tiga jenis orang malang: 

Seorang pemimpin yang, jika engkau melakukan kebaikan, tidak memperhatikannya dan jika engkau melakukan kesalahan, ia tidak memberikan ampunan kepadamu atas hal tersebut; seorang tetangga yang jahat yang, jika ia melihat sesuatu yang baik, ia merasa sedih karenanya dan jika ia melihat sesuatu yang buruk ia merasa gembira karenanya; dan seorang istri yang, jika engkau ada, ia mengabaikanmu dan jika engkau tidak ada, ia mengkhianatimu.




1 komentar:

Kay mengatakan...

Saya juga punya tetangga dan temen yg berhati iblis. Dlu tetangga sering memfitnah dan menjelekin saya di dpan para tetangga saya yg lain shg para tetangga pd benci dan memusuhi saya smpai skrng. Tp memang sih saya yg salah kpd tetangga tp kesalahan saya saya perbuat saat saya msh kecil, saya blm tau aturan agama, saya blm mengerti bnr salah. Tp hal itu dijadikan senjata oleh tetangga utk menghancurkan hdup saya. Temen saya dlu ortu nya cerai, shg hdup nya menderita, saya yg jd sasaran kemarahannya.. Dia membenci dan memusuhi saya puluhan tahun. Klau dia ketemu dg saya, dia sering ngomong sesuatu yg menyakiti hati saya. Klau saya biarkan, dia terus menyakiti saya berulang kali tp klau dilawan, dia merasa disakiti oleh saya. Temen saya yg lain uang nya hbs buat mbok shg tdk bsa beli motor, saya yg jd sasaran kekecewaan dia. Dia membenci dan memusuhi saya. Saat saya minta tolong kpd dia, dia membodohi saya. Temen saya yg lain dia rajin ibadah tp saat saya pngn krja bkan dibntu mlh saya diremehkan, saya dianggap tdk becus bekerja. Saat saya nyari cewe bkan dibntu mlh saya dibodohi, supaya saya gagal dpt cewe. Pdhl dia sdh punya isteri. Tp temen saya spt tdk merasa bersalah kpd saya, dia klau butuh pertolongan, dia dg pede nya minta tolong kpd saya. Ortu dan adik adik saya juga kurang menghargai saya. Ortu anggap saya spt anak kecil, adik adik saya anggap saya tdk berguna. Saat saya ikut jamaah pengajian, saya sering dijahati oleh ustadz. Dia mentang mentang punya mata bathin, watak buruk saya diterawang hbs hbsan shg saya mengundurkan diri dari jamaah. Dlu saya prnh merantau klau krja,sering dijahati temen dan klau nyari cewe sering ditolak cewe shg saya pulang kmpung nganggur dan jomblo berthn thn. Mungkin krn saya agak lemah fisik dan mental shg nasib saya spt ini sering jd sasaran kejahatan org.

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution