Membalas Kebaikan Orang Lain Dengan yang Lebih Baik
Berbuat baik
kepada sesama adalah kewajiban bagi setiap muslim. Seseorang yang
mendapat kebaikan dari saudaranya, hendaknya bersyukur atas kebaikan
tersebut. Jika mampu, kita dianjurkan membalas kebaikan orang lain
dengan yang lebih baik.
Membalas kebaikan orang lain dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Berterimakasih
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak bersyukur kepada Allah seorang yang
tidak bersyukur kepada manusia.” HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al
Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, 1/702.
Ucapkanlah terimakasih terhadap ornag yang berbuat baik atau memberikan
sesuatu pada kita. Dengan mengucapkan terimakasih, maka kita bersyukur
dengan apa yang telah Allah berikan pada kita melalui orang tersebut.
Kemudian, ucapkanlah “Jazakallah khairan”. Ungkapan tersebut adalah ucapan terimakasih yang paling tinggi maknanya.
Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang diberikan suatu kebaikan kemudian ia berkata kepada
yang memberi “jazakallah khairan” (Semoga Allah membalasmu dengan
kebaikan), sungguh ia telah bersungguh-sungguh dalam berterimakasih.” ( Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Bir was Shilah (2035) dan Ath-Thabrani dalam Ash Shaghir (148/2) )
2. Balaslah setimpal atau lebih baik dan mendoakannya
Jika
kita diberi kemampuan, maka balaslah perbuatan baik yang kita terima
dengan balasan setimpal atau bahkan lebih baik dari yang ia berikan.
Namun, apabila tidak mampu, maka doakanlah si pemberi kebaikan dengan
doa yang baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dan
barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikannya)
dengan kebaikan yang setimpal dan jika kalian tidak mendapat sesuatu
untuk membalasnya kebaikannya maka berdo’alah untuknya sampai kalian
merasa telah membalas kebaikannya.” ( HR. al-Bukhari no.134 dan Muslim no. 6318 )
3. Memuji dan menyebut-nyebut kebaikan tersebut
Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa
diperlakukan baik (oleh orang), hendaknya ia membalasnya. Apabila dia
tidak mendapatkan sesuatu untuk membalasnya, hendaknya ia memujinya.
Jika ia memujinya maka ia telah berterimakasih kepadanya namun jika
menyembunyikannya berarti dia telah mengingkarinya ….” (HR. al-Bukhari
dalam al-Adabul Mufrad, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad no. 157)
Jika
kita diberi sesuatu, maka pujilah pemberian tersebut dan sebutkan di
hadapan orang lain. Namun, dalam menyebutkanya juga hars dengan cara
yang baik sehingga tidak berlebihan dan membuat kesan riya’.
4. Mengingat kebaikan orang lain
Kita
dianjurkan untuk mengingat kebaikan orang lain dan melupakan
keburukannya. Jika kita pernah mendapatkan sesuatu, maka ingatlah
kebaikan orang tersebut dan teladanilah kebaikan tersebut. Jika orang
yang pernah berbuat baik kepada kita, lalu kita belum dapat membalasnya,
maka ingatlah perbuatan baiknya dan balaslah ketika kita mampu
membalasnya.
Itulah fungsi dari mengingat-ingat kebaikan orang lain,
supaya kita tidak seperti pepatah: kacang lupa kulitnya. Atau bahkan yang lebih buruk: air susu dibalas air tuba. Na’udzubillah.
Semoga
kita termasuk orang yang senang berbuat baik dan selalu membalas
kebaikan orang lain dengan balasan yang lebih baik. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar