Sakaratul Maut
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Saudaraku! Anda masih ingat detik-detik
ketika kakek, atau nenek, atau mungkin ayah, ibunda, atau mungkin juga
istri atau suami tercinta meregang nyawanya? Pernahkah anda bertanya dan
berpikir apakah yang mereka rasakan ketika ruh mereka meninggalkan
raganya?
Agar anda dapat menerka apa yang mereka
rasakan kala itu, coba anda kembali mengingat raut wajah mereka ketika
detik-detik terakhir sebelum meninggal dunia.
Tahukah saudara! Apa yang dialami oleh ayahanda atau kerabat anda saat
itu? Tahukah saudara, dengan siapa ia berhadapan? Berikut inilah
kejadian yang dialami oleh ayahanda atau ibunda atau kerabat anda kala
itu (Kisah ini dituturkan oleh Rasulullah sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan Ibnu Majah):
إِنَّ
الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِى انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا
وَإِقْبَالٍ مِنَ الآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلاَئِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ
بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ
أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا
مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِىءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ
السَّلاَمُ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا
النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِى إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانٍ - قَالَ - فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ
فِى السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِى
يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِى ذَلِكَ
الْكَفَنِ وَفِى ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ
مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ - قَالَ - فَيَصْعَدُونَ بِهَا
فَلاَ يَمُرُّونَ - يَعْنِى بِهَا - عَلَى
مَلأٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ إِلاَّ قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ
فَيَقُولُونَ فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِى كَانُوا
يُسَمُّونَهُ بِهَا فِى الدُّنْيَا
"Sesungguhnya bila seorang yang beriman
hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh
segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak
matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga.
Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut.
Pada saat itulah Malaikat Maut 'alaihissalam menghampirinya dan duduk
didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: "Wahai
jiwa yang baik,bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan
keridhaan Allah". Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah
dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu
ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya
telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih
dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada
di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin
itu dan membukusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka
bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum,
bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia.
Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit.
Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya,
melainkan mereka akan bertanya: "Ruh siapakah ini, begitu harum."
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan
(disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia
ia pernah dipanggil dengannya)."
Saudaraku! Walau demikian mudah arwah
orang mukmin keluar dari raganya, akan tetapi bukan berarti bebas dari
rasa sakit! Sekali-kali tidak.
Adakah keraguan pada diri anda bahwa
Nabi Muhammad dalah orang mukmin yang paling sempurna keimanannya?
Akan tetapi kemulian dan kesempurnaan iman beliau tidak dapat melindungi
beliau dari rasa pedihnya sakaratul maut. Olehkarena itu, tatkala
beliau menghadapi sakaratul maut, beliau begitu gundah. Beliau berusaha
menenangkan dirinya dengan mengusap wajahnya dengan tangannya yang telah
dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap wajahnya
berkali-kali, sambil bersabda:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ (رواه البخاري)
"Tiada Tuhan Yang berhak diibadahi selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih." Riwayat Imam Bukhari.
Pada suatu hari sahabat Umar bin Al Khatthab bertanya kepada Ka'ab Al Ahbaar:
يا
كعب حدثنا عن الموت، قال: يا أمير المؤمنين غصن كثير الشوك يدخل في جوف
الرجل فتأخذ كل شوكة بعرق يجذبه رجل شديد الجذب، فأخذ ما أخذ، وأبقى ما
أبقى
"Wahai Ka'ab: Ceritakan kepada kita
tentang kematian!. Ka'abpun berkata: Wahai Amirul Mukminin! Gambaran
sakitnya kematian adalah bagaikan sebatang dahan yang banyak berduri
tajam, tersangkut di kerongkongan anda, sehingga setiap duri menancap di
setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik
dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa
yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa!"
Riwayat Abu Nu'aim Al Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya'.
يقول
شداد بن أوس الموت افظع هول في الدنيا والآخرة على المؤمن وهو أشد من نشر
بالمناشير وقرض بالمقاريض وغلي في القدور. ولو أن الميت نشر فأخبر أهل
الدنيا بالموت ما انتفعوا بعيش ولا لذوا بنوم
Syaddaad bin Al Aus berkata: "Kematian
adalah pengalaman yang paling menakutkan bagi seorang mukmin, baik di
dunia ataupun di akhirat. Kematian itu lebih menyakitkan dibanding anda
digergaji, atau dipotong dengan gunting, atau direbus dalam periuk.
Andai ada seseorang yang telah mati diizinkan untuk menceritakan tentang
apa yang ia rasakan pada saat menghadapi kematian, niscaya mereka tidak
akan pernah bisa menikmati kehidupan dan juga tidak akan pernah tidur
nyenyak."
Bila demikian dahsyatnya rasa sakti yang
menimpa seorang mukmin ketika menghadapi sakaratul maut, maka bagaimana
dengan diri anda? Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang menodai
lembaran amal anda? Anda ingin tahu bagaimana rasanya sakarutul maut
bila anda tidak segera bertaubat dari kemaksiatan dan beristiqamah dalam
ketaatan? Simaklah kelanjutan hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah
di atas:
وَإِنَّ
الْعَبْدَ الْكَافِرَ وفي رواية وَإِذَا كَانَ الرَّجُلُ السُّوءُ إِذَا
كَانَ فِى انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الآخِرَةِ نَزَلَ
إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلاَئِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمُ
الْمُسُوحُ فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِىءُ مَلَكُ
الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ
الْخَبِيثَةُ اخْرُجِى إِلَى سَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَغَضَبٍ – قَالَ- فَتُفَرَّقُ
فِى جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنَ الصُّوفِ
الْمَبْلُولِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِى يَدِهِ
طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِى تِلْكَ الْمُسُوحِ وَيَخْرُجُ
مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ
فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلاَ يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلأٍ مِنَ
الْمَلاَئِكَةِ إِلاَّ قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ فَيَقُولُونَ
فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِى كَانَ يُسَمَّى
بِهَا فِى الدُّنْيَا (رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني)
"Bila orang kafir, pada riwayat lain:
Bila orang jahat hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat,
ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka berwajahkan
hitam kelam,membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk
darinya sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut
'alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya
Malaikat Maut, ia segera berkata: "Wahai jiwa yang buruk, bergegas
engkau keluarlah dari ragamu menuju kepada kebencian dan kemurkaan
Allah". Segera ruh orang jahat itu menyebar keseluruh raganya. Tanpa
menunda-nunda malaikat maut segera mencabut ruhnya dengan keraas,
bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang basah. Begitu
ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila ruhnya
telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih
dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada
di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan
membukusnya dengan kain kasar yang mereka bawa. Dari kain itu tercium
aroma busuk bagaikan bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di
dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit.
Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya,
melainkan mereka akan bertanya: "Ruh siapakah ini, begitu buruk."
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan
(disebut dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia
ia pernah dipanggil dengannya)."
Saudaraku! Coba anda ingat kembali, rasa
pedih dan sakit yang pernah anda rasakan ketika tertusuk atau tersengat
api! Sangat menyakitkan bukan? Padahal syaraf yang merasakan rasa sakit
hanyalah sebagiannya. Walau demikian, rasanya begitu menyakitkan,
sehingga susah untuk dilupakan?
Nah bagaimana halnya bila kelak pada
saat sakaratul maut seluruh syaraf anda merasakan sakit. Disaat ruh anda
berusaha berpegangan erat-erat dengan setiap syaraf anda sedangkan
Malaikat Maut mencabutnya dengan keras dan kuat. Betul-betul
menyakitkan.
Penampilan Rasa Malaikat Maut yang begitu seram dan menakutkan akan semakin menambah pedih rasa sakit yang anda rasakan.
Saudaraku! Siapkah anda menjalani pengalaman yang begitu menakutkan dan begitu menyakitkan?
Bila saudara tidak kuasa menjalani
sakaratul maut yang sangat menyakitkan seperti ini, maka mengapa
noda-noda maksiat terus mengotori lembaran amal dan menghitamkan hati
anda? Mengapa kaki anda terasa kaku, tangan serasa terbelenggu, mata
seakan melekat dan pintu hati seakan terkunci ketika ada seruan
beribadah kepada Allah?
Saudaraku! Agar hati anda kembali
menjadi lunak dan pintu hati anda terbuka lebar-lebar untuk menerima dan
mengamalkan kebenaran, maka alangkah baiknya bila anda sering-sering
berziarah ke kuburan. Dengan berziarah ke kuburan, diharapkan anda akan
senantiasa menyadari, cepat atau lambat anda pasti menjadi salah seorang
dari penghuni kuburan.
زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ (رواه مسلم)
"Berziarahlah ke kuburan, karena ziarah ke kuburan itu dapat mengingatkan kalian akan kematian." Riwayat Muslim.
Saudaraku! Ada satu pertanyaan yang
tidak mungkin anda temukan jawabannya sebelum anda mengalaminya sendiri:
Termasuk golongan manakah diri anda, apakah termasuk golongan
orang-orang mukmin yang dimudahkan ketika menghadapi sakaratul maut
ataukah termasuk golongan yang kedua?
Karenanya, marilah kita berjuang, dan
berdoa memohon kepada Allah agar diri kita dengan rahmat dan kemurahan
Allah- dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan
keteguhan dan kemudahan ketika menghadapi Malaikat Maut dimudahkan.
Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar